Share

Chapter 19

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Susan menghela nafas sebentar. Ia tidak pernah direndahkan seperti ini. Tapi tidak masalah—untuk Saka yang berubah menjadi pria idamannya. Ia tidak masalah jika disebut wanita agresif. “Aku Susan. Aku teman Karina.”

“Oh.” Saka hanya ber oh ria. Ia malah kembali sibuk berbicara kembali dengan Edo.

Di bangku pojok. Karina hanya diam. Ia menoleh ke samping. Wanita yang sangat cantik dan anggun.

“Apa kau mengenalku Karina?” tiba-tiba wanita itu bertanya. Ia menoleh sambil tersenyum. “Aku Diana.”

“Diana maafkan aku.” Karina berubah panik. Ada banyak orang yang dulu ia pernah sakiti. Inilah yang menjadi alasan Karina enggan datang ke acara alumni. Ia malu dengan orang-orang yang dulu ia sakiti. “Mungkin sudah terlambat. Tapi aku ingin minta maaf. Maaf atas semua perbuatanku dulu.”

Diana tertawa pelan. “Kata maaf tidak pernah cukup. Well, pembuli memang tidak pernah mengingat apa yang dia lakukan pada korbannya. Tapi korbannya—akan mengingatnya seumur hidup. Tapi—” Diana menatap Karina.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 20

    “KARINA MAJULAH!” teriak Susan. Amel berdiri. Ia menarik lengan Karina ke atas panggung. “Beri tepuk tangan yang meriah untuk Karina!” Karina berdiri kaku di atas panggung. Ia memandang orang-orang di hadapannya. Mungkin inilah saatnya. Karina mengambil mic. “Halo semuanya. Aku Karina.” “Terima kasih atas kesempatannya. So—yang kalian lihat seperti ini. Aku Karina Leticia hanyalah perempuan yang melewati banyak hal. Aku berdiri di sini, untuk menyampaikan permintaan maafku pada kalian yang terluka atas sikapku. Untuk kalian yang saat ini masih menyimpan luka itu—aku minta maaf. Aku sungguh menyesal.” “WOW SUNGGUH PIDATO YANG BAGUS!” teriak Kenzo. Diana berdiri. Perempuan itu yang pertama kali bertepuk tangan. Diana memberikan jempolnya pada Karina. Semua orang ikut bertepuk tangan. Tak terkecuali—Saka. Ia memandang Karina yang berdiri di atas panggung. Dress yang digunakan Karina sederhana. Tidak ada aksesoris yang menonjol. Riasan wanita itu pun nampak natural. Karina benar-ben

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 21

    Karina menyentak tangan Rendi yang mencekalnya. “Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Kau suami temanku.” Rendi menarik Karina hingga tubuh mereka saling berdekatan. Karina mencoba melepaskan pelukan Rendi namun pria itu jauh lebih kuat darinya. “APA YANG KALIAN LAKUKAN?!” Teriak seorang wanita dari kejauhan. Rendi mendorong Karina menjauh. “KARINA KAU MENGGODA RENDI?” tanya Amel mendekat. “Aku tidak menggodanya, Amel. Kau tanya sendiri pada suamimu ini. Aku akan pergi. Aku sungguh muak dengan semuanya.” “Dia yang menggodaku,” kata Rendi. Amel menatap Karina dengan kemarahan. “Miskin membuatmu semakin menjijikkan. Aku tahu kau dulu suka sekali menggoda pria kaya. Tapi sekarang kau berani menggoda suami temanmu sendiri. Kau tidak lebih dari pel@cur Karina!” teriak Amel. Perdebatan mereka membuat semua orang menatap mereka. Apalagi jarak mereka dengan aula utama tidak jauh. “Terserah.” Karina berjalan meninggalkan mereka. Namun Amel berlari mengejarnya. “MAU KEMANA KAU? DASAR J

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 22

    Hujan yang semakin lebat. Karina menunduk. Ia hanya berharap ada satu bus saja yang bisa membawanya pulang. TIN TIN Karina mendongak. Sebuah mobil hitam sport berhenti di depannya. Karina tahu pemiliknya. Ia memilih enggan untuk mendekat. Ia hanya ingin menyendiri. Karina tidak ingin bertemu dengan Saka atau yang lain. “KARINA COME HERE!” teriak Saka membuka jendela kaca mobilnya. Karina menggeleng. Ia berdiri. “Tinggalkan saya sendiri, Sir. Saya ingin sendiri.” Saka menyugar rambutnya gusar. “COME HERE, KARINA. JANGAN MEMBUATKU MARAH!” Karina bersingkut maju. Ia menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil Saka. Tubuhnya yang basah mengenai kursi bahkan bagian bawah mobil Saka. Baiklah setelah ini Karina harus mendengar omelan Saka juga. “Maaf,” lirih pelan Karina. Saka sudah menjalankan mobilnya. “Untuk?” “Baju saya basah. Mobil anda ikut basah.” Saka menatap Karina. Benar—wanita itu membuat mobilnya basah. Tapi bukan itu yang terpenting. Ia lega melihat Karina

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 23

    Saka menarik pinggang polos Karina. Mengecup leher Karina sampai ke bawah. Kedua milik Karina sangat pas di genggamannya. Saka tersenyum miring menatap wajah Karina yang penuh gairah. Ia memainkannya dengan sesuka hati. “Apa yang kau inginkan?” tanya Saka. Karina menutup mata. Ia menyentuh tangan Saka yang bermain nakal di kedua miliknya. Karina suka—Karina tidak bisa berhenti. “Kau.” “Apa kau bilang?” tanya Saka sekal lagi. “Sentuh aku, Sir.” Saka tersenyum miring. Ia menurunkan resleting celananya. Menyatukan miliknya dengan milik Karina di bawah sana. “Bergerak.” Karina bergerak. Ia bergerak pelan sambil terus mendesah kenikmatan. “Ahh…,” Karina memejamkan mata. Kedua tangan Saka mencengkram pinggang Karina. Membantu Karina bergerak sesuai dengan ritme yang ia inginkan. Dari bawah—ia melihat wajah Karina yang begitu menggoda. Bagaimana wania itu memejamkan mata. Bagaimana wanita itu membuka bibirnya—mengeluarkan suara yangb baginya merdu. “Kau suka?” lirih Saka. Saka merem

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 24

    Karina melebarkan mata mendengar teriakan itu. Ia mendorong Saka yang masih saja menciumi lehernya. "Itu Aruna.” “Biarkan saja.” Saka semakin memeluk Karina. Ia enggan bertemu dengan Aruna. Lebih baik memeluk Karina. Tubuh Karina yang seperti candu. Wanginya seperti vanila bercampur strowberry membuatnya candu. “SAKA AKU INGIN BERBICARA. KAU DI MANA?” teriak Aruna semakin kencang. Ia kesal sendiri karena tidak menemukan Saka. “Lepaskan dulu.” Karina mendorong tubuh Saka menjauh darinya. “Temui Aruna. Aku akan di sini.” Saka berdecak malas. Ia kemudian bangkit. Karina melengos—Saka yang tidak tahu malu. Saka yang tidak mengenakan apapun berjalan ke arah lemari. Mengambil kaos dan celana, kemudian memakainya dengan cepat. “Kau bahkan sudah melihat semuanya,” ujar Saka menatap Karina yang masih saja malu. Ia tersenyum tipis. Ia berjalan ke arah Karina. Mengecup perlahan dahi Karina kemudian pergi. Karina memegang dadanya. Apa? Kenapa dia begitu berdebar hanya karena Saka mencium ke

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 25

    “Bagaimana jika ada orang yang tahu jika kita tinggal satu rumah. Bagaimana jika tiba-tiba Aruna datang ke sini, atau keluarga anda yang datang ke sini. Kemudian tahu saya ada di sini.” Karina menghela nafas. “Tolong pikirkan lagi.” Saka menatap Karina. Ia sungguh kesal pada Karina yang tidak mau menurut saja. Karina tidak ingin membuat Saka marah, sungguh. Untuk itu ia berjinjit mengecup pipi pria itu. Kemudian tersenyum. “Pikirkan lagi, saya mohon.” Saka yang awalnya ingin marah mendadak ingin tersenyum. Kemarahannya menghilang mendadak. Saka menjadi gemas sendiri pada Karina yang memohon padanya. Tidak bisa dibiarkan. Bisa runtuh pertahanan dirinya. “Terserah.” Saka menjauh. Ia berjalan keluar meninggalkan Karina sendirian. “Semoga dia bisa mempertimbangkan keinginannya.” Karina menatap punggung Saka yang sudah menghilang. Ia mendongak—menatap satu persatu lemari kaca yang berisi pakaian yang katanya menjadi miliknya. Ternyata bukan hanya pakaian tapi juga aksesoris. Ada tas

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 26

    Leona memukul pelan bahu Saka. “Ada-ada saja kamu.” “Di mana istri kamu?” tanya Hendrick. “Dia ada kerjaan. Aku sudah memberitahunya. Dia akan menyusul ke Mansions,” balas Saka. Padahal Saka sendiri belum menghubungi Aruna. Ia terlalu sibuk bersama Karina hingga melupakan Aruna. “Bagaimana Delux di sini, Son?” tanya Hendrick. Saka menganggukkan kepala. “Baik. Hanya saja—” Saka menoleh. “Aku baru saja memecat 5 orang bawahanku, Dad. Aku tidak tahu jika selama ini banyak tikus di Delux. Mereka merugikan perusahaan.” “Bagus kau tahu lebih cepat.” Hendrick mengusap bahu Saka pelan. “Ke depannya kau harus memastikan tidak ada yang salah di perusahaan. Aku mempercayaimu, Son.” Orang tua Saka mempunyai Mansions sendiri. Mansion yang dua kali lipat lebih besar dari rumah Saka. Di dunia bisnis nama Hendrick Willson tidak asing lagi. Menjadi salah satu orang terkaya menurut majalah. Hendrick adalah pria keturunan Amerika yang menikah dengan wanita indonesia. Hendrick merupakan pendiri sek

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 27

    Setelah itu bergegas pergi ke kamar mandi untuk siap-siap. Karina mengganti pakaiannya dengan sebuah dress hitam selutut. Ia menatap cermin—menaburkan bedak tipis di wajahnya. Tidak lupa menambahkan sebuah liptint. “Jam berapa dia akan ke sini?” Karina mengambil ponselnya. Lagi-lagi mati—Karina harus segera menggantinya. Lagipula uang pemberian Saka sangatlah banyak. Ia bisa membeli satu ponsel yang bagus untuk bekerja. Karina yang tidak bisa menghidupkan ponselnya, terpaksa hanya bisa menunggu Saka. Ia duduk di sofa depan TV. Menonton Tv sambil menunggu Saka datang. Namun sudah beberapa jam Saka tidak kunjung datang. “Apa dia lupa?” gumam Karina. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ia juga mulai menguap lebar. Karina menatap makanan yang telah dibuatnya. “Pasti sudah dingin. Aku akan menyimpannya di kulkas.” Karina merasakan kekecewaan. Atau dirinya lupa jika hanya sekedar penghibur. Karina menggeleng. Ia berusaha keras untuk tidak mengharapkan apapun da

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status