Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 21 - Bab 30

541 Bab

Chapter 21

Karina menyentak tangan Rendi yang mencekalnya. “Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Kau suami temanku.” Rendi menarik Karina hingga tubuh mereka saling berdekatan. Karina mencoba melepaskan pelukan Rendi namun pria itu jauh lebih kuat darinya. “APA YANG KALIAN LAKUKAN?!” Teriak seorang wanita dari kejauhan. Rendi mendorong Karina menjauh. “KARINA KAU MENGGODA RENDI?” tanya Amel mendekat. “Aku tidak menggodanya, Amel. Kau tanya sendiri pada suamimu ini. Aku akan pergi. Aku sungguh muak dengan semuanya.” “Dia yang menggodaku,” kata Rendi. Amel menatap Karina dengan kemarahan. “Miskin membuatmu semakin menjijikkan. Aku tahu kau dulu suka sekali menggoda pria kaya. Tapi sekarang kau berani menggoda suami temanmu sendiri. Kau tidak lebih dari pel@cur Karina!” teriak Amel. Perdebatan mereka membuat semua orang menatap mereka. Apalagi jarak mereka dengan aula utama tidak jauh. “Terserah.” Karina berjalan meninggalkan mereka. Namun Amel berlari mengejarnya. “MAU KEMANA KAU? DASAR J
Baca selengkapnya

Chapter 22

Hujan yang semakin lebat. Karina menunduk. Ia hanya berharap ada satu bus saja yang bisa membawanya pulang. TIN TIN Karina mendongak. Sebuah mobil hitam sport berhenti di depannya. Karina tahu pemiliknya. Ia memilih enggan untuk mendekat. Ia hanya ingin menyendiri. Karina tidak ingin bertemu dengan Saka atau yang lain. “KARINA COME HERE!” teriak Saka membuka jendela kaca mobilnya. Karina menggeleng. Ia berdiri. “Tinggalkan saya sendiri, Sir. Saya ingin sendiri.” Saka menyugar rambutnya gusar. “COME HERE, KARINA. JANGAN MEMBUATKU MARAH!” Karina bersingkut maju. Ia menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil Saka. Tubuhnya yang basah mengenai kursi bahkan bagian bawah mobil Saka. Baiklah setelah ini Karina harus mendengar omelan Saka juga. “Maaf,” lirih pelan Karina. Saka sudah menjalankan mobilnya. “Untuk?” “Baju saya basah. Mobil anda ikut basah.” Saka menatap Karina. Benar—wanita itu membuat mobilnya basah. Tapi bukan itu yang terpenting. Ia lega melihat Karina
Baca selengkapnya

Chapter 23

Saka menarik pinggang polos Karina. Mengecup leher Karina sampai ke bawah. Kedua milik Karina sangat pas di genggamannya. Saka tersenyum miring menatap wajah Karina yang penuh gairah. Ia memainkannya dengan sesuka hati. “Apa yang kau inginkan?” tanya Saka. Karina menutup mata. Ia menyentuh tangan Saka yang bermain nakal di kedua miliknya. Karina suka—Karina tidak bisa berhenti. “Kau.” “Apa kau bilang?” tanya Saka sekal lagi. “Sentuh aku, Sir.” Saka tersenyum miring. Ia menurunkan resleting celananya. Menyatukan miliknya dengan milik Karina di bawah sana. “Bergerak.” Karina bergerak. Ia bergerak pelan sambil terus mendesah kenikmatan. “Ahh…,” Karina memejamkan mata. Kedua tangan Saka mencengkram pinggang Karina. Membantu Karina bergerak sesuai dengan ritme yang ia inginkan. Dari bawah—ia melihat wajah Karina yang begitu menggoda. Bagaimana wania itu memejamkan mata. Bagaimana wanita itu membuka bibirnya—mengeluarkan suara yangb baginya merdu. “Kau suka?” lirih Saka. Saka merem
Baca selengkapnya

Chapter 24

Karina melebarkan mata mendengar teriakan itu. Ia mendorong Saka yang masih saja menciumi lehernya. "Itu Aruna.” “Biarkan saja.” Saka semakin memeluk Karina. Ia enggan bertemu dengan Aruna. Lebih baik memeluk Karina. Tubuh Karina yang seperti candu. Wanginya seperti vanila bercampur strowberry membuatnya candu. “SAKA AKU INGIN BERBICARA. KAU DI MANA?” teriak Aruna semakin kencang. Ia kesal sendiri karena tidak menemukan Saka. “Lepaskan dulu.” Karina mendorong tubuh Saka menjauh darinya. “Temui Aruna. Aku akan di sini.” Saka berdecak malas. Ia kemudian bangkit. Karina melengos—Saka yang tidak tahu malu. Saka yang tidak mengenakan apapun berjalan ke arah lemari. Mengambil kaos dan celana, kemudian memakainya dengan cepat. “Kau bahkan sudah melihat semuanya,” ujar Saka menatap Karina yang masih saja malu. Ia tersenyum tipis. Ia berjalan ke arah Karina. Mengecup perlahan dahi Karina kemudian pergi. Karina memegang dadanya. Apa? Kenapa dia begitu berdebar hanya karena Saka mencium ke
Baca selengkapnya

Chapter 25

“Bagaimana jika ada orang yang tahu jika kita tinggal satu rumah. Bagaimana jika tiba-tiba Aruna datang ke sini, atau keluarga anda yang datang ke sini. Kemudian tahu saya ada di sini.” Karina menghela nafas. “Tolong pikirkan lagi.” Saka menatap Karina. Ia sungguh kesal pada Karina yang tidak mau menurut saja. Karina tidak ingin membuat Saka marah, sungguh. Untuk itu ia berjinjit mengecup pipi pria itu. Kemudian tersenyum. “Pikirkan lagi, saya mohon.” Saka yang awalnya ingin marah mendadak ingin tersenyum. Kemarahannya menghilang mendadak. Saka menjadi gemas sendiri pada Karina yang memohon padanya. Tidak bisa dibiarkan. Bisa runtuh pertahanan dirinya. “Terserah.” Saka menjauh. Ia berjalan keluar meninggalkan Karina sendirian. “Semoga dia bisa mempertimbangkan keinginannya.” Karina menatap punggung Saka yang sudah menghilang. Ia mendongak—menatap satu persatu lemari kaca yang berisi pakaian yang katanya menjadi miliknya. Ternyata bukan hanya pakaian tapi juga aksesoris. Ada tas
Baca selengkapnya

Chapter 26

Leona memukul pelan bahu Saka. “Ada-ada saja kamu.” “Di mana istri kamu?” tanya Hendrick. “Dia ada kerjaan. Aku sudah memberitahunya. Dia akan menyusul ke Mansions,” balas Saka. Padahal Saka sendiri belum menghubungi Aruna. Ia terlalu sibuk bersama Karina hingga melupakan Aruna. “Bagaimana Delux di sini, Son?” tanya Hendrick. Saka menganggukkan kepala. “Baik. Hanya saja—” Saka menoleh. “Aku baru saja memecat 5 orang bawahanku, Dad. Aku tidak tahu jika selama ini banyak tikus di Delux. Mereka merugikan perusahaan.” “Bagus kau tahu lebih cepat.” Hendrick mengusap bahu Saka pelan. “Ke depannya kau harus memastikan tidak ada yang salah di perusahaan. Aku mempercayaimu, Son.” Orang tua Saka mempunyai Mansions sendiri. Mansion yang dua kali lipat lebih besar dari rumah Saka. Di dunia bisnis nama Hendrick Willson tidak asing lagi. Menjadi salah satu orang terkaya menurut majalah. Hendrick adalah pria keturunan Amerika yang menikah dengan wanita indonesia. Hendrick merupakan pendiri sek
Baca selengkapnya

Chapter 27

Setelah itu bergegas pergi ke kamar mandi untuk siap-siap. Karina mengganti pakaiannya dengan sebuah dress hitam selutut. Ia menatap cermin—menaburkan bedak tipis di wajahnya. Tidak lupa menambahkan sebuah liptint. “Jam berapa dia akan ke sini?” Karina mengambil ponselnya. Lagi-lagi mati—Karina harus segera menggantinya. Lagipula uang pemberian Saka sangatlah banyak. Ia bisa membeli satu ponsel yang bagus untuk bekerja. Karina yang tidak bisa menghidupkan ponselnya, terpaksa hanya bisa menunggu Saka. Ia duduk di sofa depan TV. Menonton Tv sambil menunggu Saka datang. Namun sudah beberapa jam Saka tidak kunjung datang. “Apa dia lupa?” gumam Karina. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ia juga mulai menguap lebar. Karina menatap makanan yang telah dibuatnya. “Pasti sudah dingin. Aku akan menyimpannya di kulkas.” Karina merasakan kekecewaan. Atau dirinya lupa jika hanya sekedar penghibur. Karina menggeleng. Ia berusaha keras untuk tidak mengharapkan apapun da
Baca selengkapnya

Chapter 28

Lift terbuka. Karina menunggu Saka berjalan lebih dulu. Tapi pria itu kembali menekan tombol, hingga lift kembali tertutup. Karina mendongak. “Sir—” “Jelaskan padaku apa yang terjadi?” Karina baru tahu masih ada lantai atas. Pasti ke rooftop. Lift terbuka. Mereka langsung berada di ruangan paling atas. Saka berjalan keluar lebih dulu. Karina mengikutinya dengan ragu. Di Rooftop tidak ada apapun yang spesial. Hanya ada satu sofa buluk yang masih berada di sana. “Jelaskan, Karina,” desak Saka. Karina menatap langit cerah. “Hanya gosip.” Saka memegang kedua bahu Karina. “Gosip seperti apa?” “Ada yang merekam kejadian di Reuni. Mereka semua mengira aku menggoda suami temanku. Ya begitulah.” Karina tersenyum. Saka mengernyit. Ia menaruh salah satu tangannya ke dalam saku. Bukan Karina yang marah—tetapi malah dirinya. Saka tidak terima ada orang lain yang menyakiti Karina. Karena hanya dirinya saja yang boleh menyakiti wanita itu. “Apa kau tahu siapa penyebarnya?” tanya Saka. Karin
Baca selengkapnya

Chapter 29

“Apa saya menganggu?” tanya seorang pria. Ronald datang membawa beberapa berkas. Ruangan Ronald memang terpisah, pria itu masih menjadi Asistennya. Sesekali masih berkomunikasi langsung dengan Saka. Tapi kebanyakan memang sering berdiskusi online dengan Karina. Saka melengos. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya. Diikuti oleh Ronald. “Ini adalah peraturan baru yang sudah dibuat oleh bagian personalia.” Ronald memberikan sebuah dokumen. “Saya sudah memeriksanya—ada beberapa point yang menurut saya kurang. Anda bisa melihatnya sendiri.” “Hm. Pergilah.” Saka mengambil dokumen itu dengan malas. “Baik, Sir.” Ronald membalikkan badan. “Sir jangan galak-galak pada Karina. Dia terlihat sangat ketakutan.” Saka mendongak. Hendak membalas perkataan Asistennya itu namun Ronald sudah keburu pergi. ~~ Sampai istirahat siang. Saka sama sekali tidak memanggil Karina. Ia masih kesal dan jengkel setengah mati. Pokoknya ia tidak akan berbicara dengan wanita itu. Sedangkan Karina hanya bisa pasra
Baca selengkapnya

Chapter 30

“Kamu sudah makan?” tanya Leona. Saka sudah menandatangani dokumen yang dibawa Karina. Karina sungguh tidak bermaksud merusak suasana hangat keluarga itu. Namun ia sungguh terpaksa. Saat ia akan pergi—Leona menanyainya. “Sudah, Mrs,” jawab Karina. Ia tersenyum. “Kalau begitu saya pergi dulu. Maaf sudah menganggu waktu anda.” Karina langsung melangkah pergi. Di depan Restoran, Karina hampir saja terjatuh. Namun belum sempat karina ia berhasil mengendalikan diri. Hal tersebut tidak luput dari pandangan Saka. Tingkah konyol Karina membuatnya tersenyum tipis. “Dia sembrono,” ucap Leona memandang Karina. “Tapi dia tidak seperti kebanyakan Sekretaris yang biasa aku temui. Pakaiannya sopan. Tapi dia sedikit murung. Seperti banyak menyimpan beban.” Leona mendeskripsikan Karina. Jangan heran—memang pertama kali bertemu, Leona sering kali menilai seseorang. “Sudah, Mom. Makan saja,” ucap Saka. “Sudah berapa lama dia jadi Sekretaris kamu?” tanya Leona. Saka mendongak. “Sudah sekitar 2 bul
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
55
DMCA.com Protection Status