Karina mengerjap. Ia menjaga sedikit jarak dengan Saka. “Jika kamu terus mengingatnya. Kamu hanya akan sakit hati.” “Benar dan obat atas sakit hatiku adalah membuatmu menderita.” Saka menatap Karina dengan sorot tajamnya. “Baiklah terserah kamu.” Karina lelah. Ia juga lapar. Ia mengabaikan Saka dan memulai memotong bahan masakan. “Karina,” panggil Saka. “Karina jangan mengabaikanku,” protes Saka. Karina yang sibuk memtong bawang merah, bawang putih karena ia akan memasak nasi goreng. “Lanjutkan nanti saja. Aku benar-benar lapar.” Karina mendongak. Mengusap pelan pipi Saka. Sentuhan yang tidak seberapa itu membuat Saka berhenti sejenak. Ia memegang pipinya yang disentuh oleh Karina. Ada semacam kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Saka mulas namun juga senang. “Karina—” Saka melotot saat menangkap seorang makhluk hidup kecil berwarna hitam tengah berlari. “KARINA ADA TIKUS!” Saka memeluk Karina ketakutan. “Karina bunuh tikus itu!” tunjuk Saka pada tikus yang bersembunyi di ba
Read more