Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 51 - Chapter 60

541 Chapters

Chapter 51

Karina berdiri di tengah. Sofa polos yang kemarin kini sudah berganti dengan sofa berwarna biru yang lebih bagus dan besar. Karina berjalan ke arah kamarnya. Juga kamarnya—kasurnya diganti dengan kasur yang super besar. Lemari-lemari tinggi nan lebar sudah terisi dengan pakaian, tas dan sepatu. “Waah…” Decak kagum Karina. “Ini Penthouse.” Karina merogoh ponselnya yang berbunyi. “Aku harap kau suka.” Hanya itu pesan Saka yang dikirimkan padanya. Karina teringat sesuatu. “Apa aku harus datang? Atau tidak usah. Tapi Aruna mengundangku sendiri. Bagaimana aku tidak datang? Mau ditaruh mana mukaku saat bertemu dengannya?” karina lagi-lagi mengeluh dengan hidupnya yang kian hari kian rumit saja. ~~Karina sudah sampai di sebuah gedung. Ada begitu banyak wartawan yang siap mengabadikan moment. Ada juga beberapa selebriti yang datang. Rancangan pakaian Aruna memang sangat bagus. Tidak heran jika banyak selebriti yang menggunakannya.Karina hanya menatap kagum pada beberapa orang yang diwaw
Read more

Chapter 52

“Kita harus mencari model pengganti secepatnya,” balas Aruna. Ia memandang sekitarnya. Dan pandangannya berhenti pada Karina. Dari banyaknya orang yang berlalu lalang, Aruna hanya menaruh minat pada Karina. “Karina apa kau mau membantuku?” “Saya bantu apa?” “Jadi model. Hanya sebentar.” Karina menggeleng. “Ta-pi saya tidak pernah menjadi model.” Ayolah Karina ingin kabur. Ia ingin langsung menghilang dari bumi. Bagaimana jika ada yang mengenalinya. Lalu fotonya akan disebar dan menjadi bahan gosip. Karina tidak ingin itu terjadi. Namun ia tidak bisa menolak permintaan dari istri Saka itu. Alhasil ia sudah duduk di depan seubah cermin. Wajahnya hampir selesai dirias. Rambutnya kini ditata, digelung ke atas sedikit dan menyisakan anak rambut di sekitar pipi. Ditangannya ada sebuah tayangan video yang menampilkan cara model berjalan. “Kamu pasti bisa.” Perias yang selalu menyemangatinya. “Biasanya yang dadakan gini yang sering viral. Semoga kamu viral.” Heh! Doanya tidak ada yang l
Read more

Chapter 53

Tangannya memegang sebuah Higheels dengan dengan Heels yang sudah copot. “Karina dari awal tidak menggunakan sepatu ini. Pasti Aruna yang memberikannya.” “Sepatu ini masih baru. Tidak mungkin bisa copot begitu saja. Apalagi sepatu ini bermerek.” Saka memutar sepatu itu. Kemudian tersenyum tipis. “Dia pasti sengaja.” ~~ Seorang wanita terbaring di sebuah ranjang. Berada di dalam ruang kamar rumah sakit yang ukurannya sangat luas. Karina mengedarkan pandangannya. Kakinya sudah diperban dan tidak boleh bergerak untuk sementara waktu. “Bagaimana keadaanmu?” tanya seorang pria yang tadi menolongnya. “Sudah lebih baik. Terima kasih sudah menolongku. Kamu siapa?” tanya Karina. Meskipun tadi mereka sempat berdekatan, namun tidak sempat untuk sekedar berkenalan. “Aku Amar.” Pria yang bernama itu mengulurkan tangan. Karina menjabatnya pelan. “Terima kasih sudah menolongku, Amar.” “Sama-sama. Kebetulan aku duduk di dekat tempat kau terjatuh. Dan kau?” “Aku Karina.” Karina mengangguk. A
Read more

Chapter 54

Sudah beberapa hari Karina dirawat di rumah sakit. Ia sudah bisa berjalan dengan bantuan kruk. Rasanya sangat susah. Mau ke mana-mana menjadi susah. Mau ke kamar mandi saja butuh waktu berpuluh-puluh menit. “KARINA WHERE ARE YOU?” teriak seseorang yang baru saja muncul dari pintu. Karina pelan-pelan keluar dari kamar mandi. “Aku di sini.” “Aku mendengarmu terjatuh di acara fashion show.” Susan langsung mengambil duduk di sofa. Ditangannya membawa keranjang yang berisi berbagai buah. “Aku membawa buah. Buah mahal kesukaanmu.” Karina dengan hati-hati berjalan sendiri. Akhirnya ia duduk di sofa dekat dengan Susan. “Terima kasih sudah ke sini.” “Karina kau sungguh menjadi model di acara itu?” tanya Susan. “Aku dengar acara itu diselenggarakan istri Saka? Waaah aku tidak menyangka jika Saka sudah menikah. Pria itu tidak terlihat sudah menikah.” “Aku menggantikan satu model yang tidak bisa datang. Aku terpaksa.” Susan mengernyit. “Tunggu. Kau mengenal istri Saka?” “Saka adalah atasa
Read more

Chapter 55

Karina maupun Susan menoleh. CeklekPintu terbuka. Pasangan muda yang sangat serasi. Aruna dan Saka datang bersama. “Bagaimana kabarmu Karina?” tanya Aruna. Ia membawa sebuah paper bag yang entah isinya apa. Karina menerimanya dengan sopan. “Sudah lebih baik.” Karina melirik Saka sebentar. Pria itu terlihat sangat cuek dan datar. Mungkin mendalami peran. “Silahkan duduk.” Aruna yang selalu menggandeng lengan Saka meskipun sedang duduk. Susan masih di sana, memperhatikan dengan seksama istri Saka. Dalam hati ia mencibir—kenapa pria sukses seperti Saka harus mempunyai istri lebih dulu. Jika tidak kan dirinya bisa mendekat. Kalau memgungkinkan jadi pelakor ya Susan tidak menolak sih. “Oh ini teman saya, namanya Susan.” Karina memperkenalkan Susan. Susan menunduk sambil tersenyum tipis. “Kalian teman SMA?” tanya Aruna. Susan mengangguk. “Iya kami teman SMA, begitupun dengan Saka.” Menunjuk Saka dengan dagunya. “Wow. Dunia memang sempit ya. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan
Read more

Chapter 56

“Karina aku datang.” Amar tersenyum. “Jadi perempuan yang kau maksud adalah Karina? Kau bilang padaku kau menyukai seseorang di acaraku. Ternyata adalah Karina?” tanya Aruna. Amar menghela nafas. Dari raut wajahnya telrihat kesal karena rahasianya dibongkar begitu saja. “Aku memberitahumu bukan untuk kau beritahukan pada Karina. Sungguh menysal aku memberitahumu.” “Karina, Amar ini adalah temanku. Dia punya bisnis resort. Dia bilang dia menyukaimu. Kau tidak akan rugi jika bersamanya.” Karina mengerjap. Ini terlalu mendadak bukan? Entahlah, Karina merasa tidak tepat. Ada sepasang mata yang mengawasinya dengan intens. Karina tidak dapat mengelak dari pandangan Saka yang terlewat dingin. “Jangan terburu-buru, Aruna.” Amar berjalan mendekat. “Ini untukmu. Semoga cepat sembuh.” Menyerahkan buket bunga itu pada sang pemilik. Karina menerimanya. “Terima kasih.” “Jadi kau suka Karina saat kau menolongnya?” tanya Aruna lagi pada Amar. “Stop Aruna. Kau membuatku malu.” Amar berdecak ke
Read more

Chapter 57

“Jadi aku masih punya kesempatan?” Amar mengambil kedua tangan Karina. Mengusapnya punggung Karina perlahan. “Aku bisa menunggu.” ~~ “Kenapa kau begitu cuek? Dia Sekretarismu. Tidak bisakah kau sedikit perhatian padanya? Kasihan aku pada Karina,” Aruna menggeleng pelan. Saka berdecih pelan. “Aku baru tahu kau punya rasa kasihan pada orang lain.” “Aku sudah berjanji akan menjadi lebih baik. Aku berusaha menghargai orang-orang disekitarku.” Saka tidak bisa membedakan Aruna yang tulus atau berakting. Ia yakin sekali jika Aruna curiga jika Karina adalah selingkuhannya. Ia juga yakin Arunalah yang menyebabkan Karina terjatuh. Bagaimanapun heels baru itu tidak akan patah hanya dengan sekali pakai. “Berhentilah berpura-pura. Kau semakin membuatku muak saja.” Saka menancap gas mobilnya dengan kencang. Ia lelah mendengar ocehan Aruna yang tidak jelas. Membuat panas kupingnya saja. “Saka jangan main-main.” Arun memegang erat sabuk pengamannya. “Jangan mencari mati Saka!” “SAKA AKU TIDAK
Read more

Chapter 58

Perlahan Saka masuk ke sebuah ruangan. Ia melihat bayangan seorang perempuan yang tengah berdiri di balkon. Karina belum tidur meski sudah larut malam. Ia melepaskan jasnya, menggulung kemejanya sampai sebatas siku. Saka berjalan mendekat—kemudian langsung memeluk Karina dari belakang. Karina sedikit terlonjak. Namun ia sudah hapal dengan bau parfum seorang pria yang sering berada di sisinya. “Apa yang kau pikirkan hm?” Saka menayndarkan dagunya di bahu Karina. Sesekali mengecup leher Karina. Karina menggeleng. “Tidak..” Perlahan tangan Saka masuk ke dalam pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Karina. Mengusap perut rata Karina. Kemudian menjalar ke atas, membelai dua buah dada Karina yang selalu menggodanya. “Aku tidak suka kau berdekatan dengan pria lain.” emosi Saka kembali muncul ketika mengingat ada pria lain yang mengunjungi Karina. Ia memutar tubuh karina agar menghadapnya. “Jangan berdekatan dengan pria lain. Atau aku akan menghukummu.” Saka mengusap kedua pipi Karina
Read more

Chapter 59

“Aku hanya memikirkan bagaimana keadaan Amel. Kata Susan, Rendi dilaporkan ke polisi atas kasus pelecehan. Amel pasti hancur. Apalagi mereka punya anak.” “Jangan memikirkan orang yang sama sekali tidak memperdulikanmu.” Saka kesal hanya mendengar Karina membela orang lain yang menurutnya tidak penting. “Mereka tidak penting dihidupmu.” “Tapi Amel adalah temanku dari dulu. Aku hanya kawatir.” “Mereka pantas mendapatkannya.” Karina mengernyit. “Apa kamu yang melakukan semuanya?” “Melakukan apa?” “Membongkar perbuatan Rendi.” Saka melirik Karina sekilas. “Sudah sepantasnya. Jika kejahatannya tidak dibongkar, kasihan karyawannya yang jadi korban. Mana ada perpanjang kontrak harus melayani burungnya dulu.” Saka berdecih pelan. “Heh.” Karina melotot. Ia bangkit dari pelukan Saka. “Bagaimana kamu—” ia kehabisan kata-kata. “Aku punya banyak koneksi. Membongkar kejahatan busuknya tidak sulit. Ada banyak pegawai yang jadi korbannya. Dia juga melakukan penyimpangan jabatan. Dia melakuka
Read more

Chapter 60

“Sa-saya ingin. Tapi tidak akan bisa tinggal di sini.” Karina tertawa pelan. Ia menunjuk sebuah minimarket yang ada di sebelah gedung. “Saya ingin ke minimarket. Bagaimana dengan anda sendiri?” “Ohh. Kukira kau tinggal di sini.” Aruna mengangguk pelan. “Aku hanya ingin melihat-lihat. Aku tertarik membeli penthouse di sini.” “Kau bilang kau ingin ke minimarket, kalau begitu ayo. Aku akan mentraktirmu hari ini.” Aruna menyeret Karina ke minimarket. Sebenarnnya bukan minimarket kecil yang hanya diisi seperlunya saja. Tidak, minimarket ini lebih lengkap dari pada minimarket yang lain. Juga sangat luas. “Tidak usah. Biar saya bayar sendiri saja.” Karina menolak. “Oh ya.” Aruna berhenti. “Aku sudah lama ingin memberikannya padamu. Rasa terima kasihku dan maaf. Terima kasih sudah berusaha menjadi model dadakanku. Dan maaf karenaku kau terjatuh. Ini adalah hadiah untukmu.” Menyerahkan sebuah paper bag. “Saya—” “Tidak. Tidak. Aku tidak menerima penolakan.” Aruna tetap menyodorkan paper b
Read more
PREV
1
...
45678
...
55
DMCA.com Protection Status