“Tidak masalah. Aku sudah biasa.” Karina hendak bergerak—namun dicegah oleh Saka lagi. “Biar aku saja.” Akhirnya Saka bertindak. Ia menggulung kemejanya sampai sebatas siku. Kemudian dengan sedikit ragu mencabut rumput-rumput liar itu. Ia menatap jijik pada tangannya yang ikut kotor. “Apa kamu baik-baik saja?” Saka menoleh. “Hm, ya. Tidak masalah.” Saka kembali mencabuti rumput hingga bersih sementara Karina yang berbicara dengan Ayahnya. “Pa, Karina datang bersama Saka. Dulu Papa bilang pengen ketemu sama Saka.” Saka menepuk tangannya agar tanah yang menempel di tangannya turun. “Benarkah?” ia mengernyit. Setaunya, orang tua Karina tidak menyukainya. Karina mengangguk. “Dulu Papa jarang di rumah. Tapi Papa tahu kok kamu pacarku. Mama yang bilang. Mama emang gak suka sama kamu. Tapi Papa suka sama kamu, karena kamu pintar. Papa pengen ketemu langsung sama kamu, tapi emang gak sempet.” Saka tersenyum. Ia kira dulu kedua orang tua Karina tidak menyukainya. Dulu Saka tidak bisa me
Baca selengkapnya