Share

Chapter 53

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tangannya memegang sebuah Higheels dengan dengan Heels yang sudah copot. “Karina dari awal tidak menggunakan sepatu ini. Pasti Aruna yang memberikannya.”

“Sepatu ini masih baru. Tidak mungkin bisa copot begitu saja. Apalagi sepatu ini bermerek.” Saka memutar sepatu itu. Kemudian tersenyum tipis. “Dia pasti sengaja.”

~~

Seorang wanita terbaring di sebuah ranjang. Berada di dalam ruang kamar rumah sakit yang ukurannya sangat luas. Karina mengedarkan pandangannya. Kakinya sudah diperban dan tidak boleh bergerak untuk sementara waktu.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya seorang pria yang tadi menolongnya.

“Sudah lebih baik. Terima kasih sudah menolongku. Kamu siapa?” tanya Karina. Meskipun tadi mereka sempat berdekatan, namun tidak sempat untuk sekedar berkenalan.

“Aku Amar.” Pria yang bernama itu mengulurkan tangan.

Karina menjabatnya pelan. “Terima kasih sudah menolongku, Amar.”

“Sama-sama. Kebetulan aku duduk di dekat tempat kau terjatuh. Dan kau?”

“Aku Karina.”

Karina mengangguk. A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 54

    Sudah beberapa hari Karina dirawat di rumah sakit. Ia sudah bisa berjalan dengan bantuan kruk. Rasanya sangat susah. Mau ke mana-mana menjadi susah. Mau ke kamar mandi saja butuh waktu berpuluh-puluh menit. “KARINA WHERE ARE YOU?” teriak seseorang yang baru saja muncul dari pintu. Karina pelan-pelan keluar dari kamar mandi. “Aku di sini.” “Aku mendengarmu terjatuh di acara fashion show.” Susan langsung mengambil duduk di sofa. Ditangannya membawa keranjang yang berisi berbagai buah. “Aku membawa buah. Buah mahal kesukaanmu.” Karina dengan hati-hati berjalan sendiri. Akhirnya ia duduk di sofa dekat dengan Susan. “Terima kasih sudah ke sini.” “Karina kau sungguh menjadi model di acara itu?” tanya Susan. “Aku dengar acara itu diselenggarakan istri Saka? Waaah aku tidak menyangka jika Saka sudah menikah. Pria itu tidak terlihat sudah menikah.” “Aku menggantikan satu model yang tidak bisa datang. Aku terpaksa.” Susan mengernyit. “Tunggu. Kau mengenal istri Saka?” “Saka adalah atasa

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 55

    Karina maupun Susan menoleh. CeklekPintu terbuka. Pasangan muda yang sangat serasi. Aruna dan Saka datang bersama. “Bagaimana kabarmu Karina?” tanya Aruna. Ia membawa sebuah paper bag yang entah isinya apa. Karina menerimanya dengan sopan. “Sudah lebih baik.” Karina melirik Saka sebentar. Pria itu terlihat sangat cuek dan datar. Mungkin mendalami peran. “Silahkan duduk.” Aruna yang selalu menggandeng lengan Saka meskipun sedang duduk. Susan masih di sana, memperhatikan dengan seksama istri Saka. Dalam hati ia mencibir—kenapa pria sukses seperti Saka harus mempunyai istri lebih dulu. Jika tidak kan dirinya bisa mendekat. Kalau memgungkinkan jadi pelakor ya Susan tidak menolak sih. “Oh ini teman saya, namanya Susan.” Karina memperkenalkan Susan. Susan menunduk sambil tersenyum tipis. “Kalian teman SMA?” tanya Aruna. Susan mengangguk. “Iya kami teman SMA, begitupun dengan Saka.” Menunjuk Saka dengan dagunya. “Wow. Dunia memang sempit ya. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 56

    “Karina aku datang.” Amar tersenyum. “Jadi perempuan yang kau maksud adalah Karina? Kau bilang padaku kau menyukai seseorang di acaraku. Ternyata adalah Karina?” tanya Aruna. Amar menghela nafas. Dari raut wajahnya telrihat kesal karena rahasianya dibongkar begitu saja. “Aku memberitahumu bukan untuk kau beritahukan pada Karina. Sungguh menysal aku memberitahumu.” “Karina, Amar ini adalah temanku. Dia punya bisnis resort. Dia bilang dia menyukaimu. Kau tidak akan rugi jika bersamanya.” Karina mengerjap. Ini terlalu mendadak bukan? Entahlah, Karina merasa tidak tepat. Ada sepasang mata yang mengawasinya dengan intens. Karina tidak dapat mengelak dari pandangan Saka yang terlewat dingin. “Jangan terburu-buru, Aruna.” Amar berjalan mendekat. “Ini untukmu. Semoga cepat sembuh.” Menyerahkan buket bunga itu pada sang pemilik. Karina menerimanya. “Terima kasih.” “Jadi kau suka Karina saat kau menolongnya?” tanya Aruna lagi pada Amar. “Stop Aruna. Kau membuatku malu.” Amar berdecak ke

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 57

    “Jadi aku masih punya kesempatan?” Amar mengambil kedua tangan Karina. Mengusapnya punggung Karina perlahan. “Aku bisa menunggu.” ~~ “Kenapa kau begitu cuek? Dia Sekretarismu. Tidak bisakah kau sedikit perhatian padanya? Kasihan aku pada Karina,” Aruna menggeleng pelan. Saka berdecih pelan. “Aku baru tahu kau punya rasa kasihan pada orang lain.” “Aku sudah berjanji akan menjadi lebih baik. Aku berusaha menghargai orang-orang disekitarku.” Saka tidak bisa membedakan Aruna yang tulus atau berakting. Ia yakin sekali jika Aruna curiga jika Karina adalah selingkuhannya. Ia juga yakin Arunalah yang menyebabkan Karina terjatuh. Bagaimanapun heels baru itu tidak akan patah hanya dengan sekali pakai. “Berhentilah berpura-pura. Kau semakin membuatku muak saja.” Saka menancap gas mobilnya dengan kencang. Ia lelah mendengar ocehan Aruna yang tidak jelas. Membuat panas kupingnya saja. “Saka jangan main-main.” Arun memegang erat sabuk pengamannya. “Jangan mencari mati Saka!” “SAKA AKU TIDAK

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 58

    Perlahan Saka masuk ke sebuah ruangan. Ia melihat bayangan seorang perempuan yang tengah berdiri di balkon. Karina belum tidur meski sudah larut malam. Ia melepaskan jasnya, menggulung kemejanya sampai sebatas siku. Saka berjalan mendekat—kemudian langsung memeluk Karina dari belakang. Karina sedikit terlonjak. Namun ia sudah hapal dengan bau parfum seorang pria yang sering berada di sisinya. “Apa yang kau pikirkan hm?” Saka menayndarkan dagunya di bahu Karina. Sesekali mengecup leher Karina. Karina menggeleng. “Tidak..” Perlahan tangan Saka masuk ke dalam pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Karina. Mengusap perut rata Karina. Kemudian menjalar ke atas, membelai dua buah dada Karina yang selalu menggodanya. “Aku tidak suka kau berdekatan dengan pria lain.” emosi Saka kembali muncul ketika mengingat ada pria lain yang mengunjungi Karina. Ia memutar tubuh karina agar menghadapnya. “Jangan berdekatan dengan pria lain. Atau aku akan menghukummu.” Saka mengusap kedua pipi Karina

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 59

    “Aku hanya memikirkan bagaimana keadaan Amel. Kata Susan, Rendi dilaporkan ke polisi atas kasus pelecehan. Amel pasti hancur. Apalagi mereka punya anak.” “Jangan memikirkan orang yang sama sekali tidak memperdulikanmu.” Saka kesal hanya mendengar Karina membela orang lain yang menurutnya tidak penting. “Mereka tidak penting dihidupmu.” “Tapi Amel adalah temanku dari dulu. Aku hanya kawatir.” “Mereka pantas mendapatkannya.” Karina mengernyit. “Apa kamu yang melakukan semuanya?” “Melakukan apa?” “Membongkar perbuatan Rendi.” Saka melirik Karina sekilas. “Sudah sepantasnya. Jika kejahatannya tidak dibongkar, kasihan karyawannya yang jadi korban. Mana ada perpanjang kontrak harus melayani burungnya dulu.” Saka berdecih pelan. “Heh.” Karina melotot. Ia bangkit dari pelukan Saka. “Bagaimana kamu—” ia kehabisan kata-kata. “Aku punya banyak koneksi. Membongkar kejahatan busuknya tidak sulit. Ada banyak pegawai yang jadi korbannya. Dia juga melakukan penyimpangan jabatan. Dia melakuka

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 60

    “Sa-saya ingin. Tapi tidak akan bisa tinggal di sini.” Karina tertawa pelan. Ia menunjuk sebuah minimarket yang ada di sebelah gedung. “Saya ingin ke minimarket. Bagaimana dengan anda sendiri?” “Ohh. Kukira kau tinggal di sini.” Aruna mengangguk pelan. “Aku hanya ingin melihat-lihat. Aku tertarik membeli penthouse di sini.” “Kau bilang kau ingin ke minimarket, kalau begitu ayo. Aku akan mentraktirmu hari ini.” Aruna menyeret Karina ke minimarket. Sebenarnnya bukan minimarket kecil yang hanya diisi seperlunya saja. Tidak, minimarket ini lebih lengkap dari pada minimarket yang lain. Juga sangat luas. “Tidak usah. Biar saya bayar sendiri saja.” Karina menolak. “Oh ya.” Aruna berhenti. “Aku sudah lama ingin memberikannya padamu. Rasa terima kasihku dan maaf. Terima kasih sudah berusaha menjadi model dadakanku. Dan maaf karenaku kau terjatuh. Ini adalah hadiah untukmu.” Menyerahkan sebuah paper bag. “Saya—” “Tidak. Tidak. Aku tidak menerima penolakan.” Aruna tetap menyodorkan paper b

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 61

    Sedangkan Karina berada di bangkunya menatap Saka yang sudah pergi. Ia menghela nafas. Ia sering melewatkan jam makan siang, kalau sempat membawa bekal dan biasanya sering ikut makan siang dengan Saka bersama klien. Tapi sekarang ia merasa sangat kelaparan. Karina berjalan ke kantin kantor. Entah kenapa keberaniannya menciut. Apalagi pegawai kantor di sini terang-terangan tidak menyukainya. Karina mengambil tempat makan dan ikut antri ke sebuah stand nasi goreng. Setelah mendapatkan makanan. Karina terdiam sesaat. Ia tidak tahu harus duduk di mana. Semua tempat sudah penuh. Apakah ia harus membawa makana ke tempatnya saja. Karina memberanikan diri untuk ikut duduk di sebuah bangku yang terisi dua orang. “Permisi, aku boleh ikut duduk?” tanya Karina. Dua perempuan itu saling berpandang sebelum menjawab Karina. “Silahkan.” Karina tersenyum kemudian ikut duduk. Namun saat ia hendak makan, dua perempuan tadi berdiri dan pergi meninggalkannya. Karina hanya bisa pasrah. Beberapa pegawa

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status