Share

Chapter 15

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Karina mengerjap. Ia menggeleng. “Saya hanya berpikir bagaimana jika nona Aruna tahu tentang saya dan anda.”

“Memangnya apa?” Saka kembali bertanya. “Aku dan kau tidak lebih dari patner ranjang. Come on Karina, kita tidak punya hubungan spesial. Untuk apa kau takut? Jika ketahuan beritahu saja dia kalau aku hanya sesekali tidur denganmu. Pasti dia memakluminya.”

Hati Karina mencelos. Perkataan Saka masuk terlalu dalam ke ulu hatinya. Karina menunduk. Ia tersenyum kemudian mengangguk pelan.

~~

Karina menatap layar ponselnya. Di sana tertulis dengan jelas sebuah pemberitahuan masuk. Uang sebesar 100 juta masuk ke dalam rekeningnya. Jumlah yang sangat fantastis hanya dengan menjadi seorang jal@ng.

Karina tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan uang itu. Kata orang, uang yang dihasilkan dengan cara yang cepat, tidak akan pernah bisa tahan lama. Biar saja, Karina tidak mau memusingkan uang. Yang terpenting semua hutang ibunya sudah lunas.

Beranjak dari duduknya. Ia memegang beber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 16

    “Kau harus ikut ke acara reuni.” Saka mengatakannya di depan Karina. Berdiri di depan wanit aitu sambil bersindekap. “Saya tidak ingin datang ke sana, Sir.” Karina mencoba menolak. Meskipun pada akhirnya Saka yang menjadi pemenang di setiap perdebatan. “Mau membantah?” tuhkan. Saka mengatakannya lagi. Bulu kuduk Karina langsung merinding. Ia menciut. Mendengar nada tegas dan rendah Saka. Karina tidak berani melayangkan protes lagi. “Apa susahnya datang? Kau akan bertemu dengan teman-temanmu.” Saka memegang pinggiran meja. Lengan kemejanya digulung sampai sebatas siku. Penampilan Saka lebih berantakan. Pria itu tidak menggunakan jas, dasi. Dua benda tersebut entah ke mana. Tapi Karina memang mengakui jika Saka lebih keren dengan pakaian seperti itu. menurutnya seperti bos berandalan namun jenius. “Saya hanya punya dua teman,” balas Karina pelan. “Saya tidak punya alasan untuk datang ke acara tersebut.” Meskipun takut, Karina masih mencoba melakukan negosiasi pada Saka. BRAK. Sa

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 17

    Jika ini yang dimaksud Saka dengan menghancurkan, maka Saka berhasil. Seratus—bukan tapi seribu persen Saka berhasil membuat Karina hancur. Layaknya seorang pelacur yang menggoda pria. Dengan sedikit gemetar, jemari Karina mulai melepas kancing kemejanya sendiri. Ia sama sekali tidak berani mendongak. Pandangan Saka tidak teralihkan sama sekali. “Aku menunggumu, Karina.” Saka mengeluarkan sebuah rokok dari dalam sakunya. Menyulutnya pelan—kemudian menghisapnya. Mengepulkan asap ke atas. Kemeja Karina sudah terlepas dan jatuh di bawah. Saka tersenyum miring. Bagaian atas Karina yang hanya terbalut sebuah bra berwarna merah menyala. Miliknya di bawah sana sudah menegang, hanya meliha Karina yang setengah telanjang. ‘Aku tidak mau melakukan hal seperti ini,” jerit Karina dalam hati. Ia menurunkan rok pendeknya. Hingga tubuhnya hanya terbalut dalaman saja. Hancur sudah—Karina benar-benar melepas lembar kain terakhir yang menutup tubuhnya. “Come here, Karina.” Saka menepuk pahanya.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 18

    “Good. Bagaimana denganmu?” Karina sedikit tersenyum pada Rendi, suami Amel. “Baik banget.” Amel tertawa ceria sambil memeluk Rendi mesra. Amel mendekat. Ia berbisik pelan. “Untuk yang kemarin sorry Karina. Aku tidak bisa meminjamkan uang padamu. Suamiku takut kau tidak bisa mengembalikannya,” jelasnya. Karina mengusap dahinya. “Oh ya. Aku tidak masalah.” “Oh itu Susan!” tunjuknya pada seorang perempuan yang baru saja keluar dari mobil. Independent woman and rich. Susan yang menjadi seorang pengacara. Sebuah kacamata bertengger di hidungnya yang mancung. Mobil sport yang digunakannya seharga milyaran. Hidup Susan memang selalu bergelimang dengan harta. Keluarga yang kaya dan dirinya yang sukses juga. “Hai girls,” sapa Susan. Ia melepas kacamatanya dan menatap Karina. “Karina apa yang kau pakai?” Karina menatap dirinya sendiri. “Memangnya apa?” “Itu tas channel palsu.” Susan tertawa. Di susul dengan Amel dan suaminya. “Aku tidak tahu.” Karina menyembunyikan tasnya di belakang

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 19

    Susan menghela nafas sebentar. Ia tidak pernah direndahkan seperti ini. Tapi tidak masalah—untuk Saka yang berubah menjadi pria idamannya. Ia tidak masalah jika disebut wanita agresif. “Aku Susan. Aku teman Karina.” “Oh.” Saka hanya ber oh ria. Ia malah kembali sibuk berbicara kembali dengan Edo. Di bangku pojok. Karina hanya diam. Ia menoleh ke samping. Wanita yang sangat cantik dan anggun. “Apa kau mengenalku Karina?” tiba-tiba wanita itu bertanya. Ia menoleh sambil tersenyum. “Aku Diana.” “Diana maafkan aku.” Karina berubah panik. Ada banyak orang yang dulu ia pernah sakiti. Inilah yang menjadi alasan Karina enggan datang ke acara alumni. Ia malu dengan orang-orang yang dulu ia sakiti. “Mungkin sudah terlambat. Tapi aku ingin minta maaf. Maaf atas semua perbuatanku dulu.” Diana tertawa pelan. “Kata maaf tidak pernah cukup. Well, pembuli memang tidak pernah mengingat apa yang dia lakukan pada korbannya. Tapi korbannya—akan mengingatnya seumur hidup. Tapi—” Diana menatap Karina.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 20

    “KARINA MAJULAH!” teriak Susan. Amel berdiri. Ia menarik lengan Karina ke atas panggung. “Beri tepuk tangan yang meriah untuk Karina!” Karina berdiri kaku di atas panggung. Ia memandang orang-orang di hadapannya. Mungkin inilah saatnya. Karina mengambil mic. “Halo semuanya. Aku Karina.” “Terima kasih atas kesempatannya. So—yang kalian lihat seperti ini. Aku Karina Leticia hanyalah perempuan yang melewati banyak hal. Aku berdiri di sini, untuk menyampaikan permintaan maafku pada kalian yang terluka atas sikapku. Untuk kalian yang saat ini masih menyimpan luka itu—aku minta maaf. Aku sungguh menyesal.” “WOW SUNGGUH PIDATO YANG BAGUS!” teriak Kenzo. Diana berdiri. Perempuan itu yang pertama kali bertepuk tangan. Diana memberikan jempolnya pada Karina. Semua orang ikut bertepuk tangan. Tak terkecuali—Saka. Ia memandang Karina yang berdiri di atas panggung. Dress yang digunakan Karina sederhana. Tidak ada aksesoris yang menonjol. Riasan wanita itu pun nampak natural. Karina benar-ben

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 21

    Karina menyentak tangan Rendi yang mencekalnya. “Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Kau suami temanku.” Rendi menarik Karina hingga tubuh mereka saling berdekatan. Karina mencoba melepaskan pelukan Rendi namun pria itu jauh lebih kuat darinya. “APA YANG KALIAN LAKUKAN?!” Teriak seorang wanita dari kejauhan. Rendi mendorong Karina menjauh. “KARINA KAU MENGGODA RENDI?” tanya Amel mendekat. “Aku tidak menggodanya, Amel. Kau tanya sendiri pada suamimu ini. Aku akan pergi. Aku sungguh muak dengan semuanya.” “Dia yang menggodaku,” kata Rendi. Amel menatap Karina dengan kemarahan. “Miskin membuatmu semakin menjijikkan. Aku tahu kau dulu suka sekali menggoda pria kaya. Tapi sekarang kau berani menggoda suami temanmu sendiri. Kau tidak lebih dari pel@cur Karina!” teriak Amel. Perdebatan mereka membuat semua orang menatap mereka. Apalagi jarak mereka dengan aula utama tidak jauh. “Terserah.” Karina berjalan meninggalkan mereka. Namun Amel berlari mengejarnya. “MAU KEMANA KAU? DASAR J

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 22

    Hujan yang semakin lebat. Karina menunduk. Ia hanya berharap ada satu bus saja yang bisa membawanya pulang. TIN TIN Karina mendongak. Sebuah mobil hitam sport berhenti di depannya. Karina tahu pemiliknya. Ia memilih enggan untuk mendekat. Ia hanya ingin menyendiri. Karina tidak ingin bertemu dengan Saka atau yang lain. “KARINA COME HERE!” teriak Saka membuka jendela kaca mobilnya. Karina menggeleng. Ia berdiri. “Tinggalkan saya sendiri, Sir. Saya ingin sendiri.” Saka menyugar rambutnya gusar. “COME HERE, KARINA. JANGAN MEMBUATKU MARAH!” Karina bersingkut maju. Ia menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil Saka. Tubuhnya yang basah mengenai kursi bahkan bagian bawah mobil Saka. Baiklah setelah ini Karina harus mendengar omelan Saka juga. “Maaf,” lirih pelan Karina. Saka sudah menjalankan mobilnya. “Untuk?” “Baju saya basah. Mobil anda ikut basah.” Saka menatap Karina. Benar—wanita itu membuat mobilnya basah. Tapi bukan itu yang terpenting. Ia lega melihat Karina

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 23

    Saka menarik pinggang polos Karina. Mengecup leher Karina sampai ke bawah. Kedua milik Karina sangat pas di genggamannya. Saka tersenyum miring menatap wajah Karina yang penuh gairah. Ia memainkannya dengan sesuka hati. “Apa yang kau inginkan?” tanya Saka. Karina menutup mata. Ia menyentuh tangan Saka yang bermain nakal di kedua miliknya. Karina suka—Karina tidak bisa berhenti. “Kau.” “Apa kau bilang?” tanya Saka sekal lagi. “Sentuh aku, Sir.” Saka tersenyum miring. Ia menurunkan resleting celananya. Menyatukan miliknya dengan milik Karina di bawah sana. “Bergerak.” Karina bergerak. Ia bergerak pelan sambil terus mendesah kenikmatan. “Ahh…,” Karina memejamkan mata. Kedua tangan Saka mencengkram pinggang Karina. Membantu Karina bergerak sesuai dengan ritme yang ia inginkan. Dari bawah—ia melihat wajah Karina yang begitu menggoda. Bagaimana wania itu memejamkan mata. Bagaimana wanita itu membuka bibirnya—mengeluarkan suara yangb baginya merdu. “Kau suka?” lirih Saka. Saka merem

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status