“Aruna?” Saka mengulang ucapan Leona. Pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh ibunya saat pertama kali bertemu dengannya. Maka yang di depannya memang ibunya, Leona. “Mom!” Saka membuka mata lebar. “Jadi kamu baru sadar jika ini Mom?” Leona mendekat. Memeluk Saka—mengusap pelan punggung Saka. “Mom langsung ke sini saat mendengar berita membahagiakan.” “Di mana Aruna?” tanya Leona lagi. Celingukan mencari keberadaan Aruna. “Dia masih tidur?” “Oh—” Saka harus mencari alasan ke mana perginya Aruna. “Dia di rumah orang tuanya. Dia menginap di sana.” “Kenapa kamu di sini?!” Leona memukul bahu Saka. “Kamu membiarkan istri kamu sendirian ke rumah orang tuanya?” Saka mengangguk. “Hm. Lagipula pekerjaanku menumpuk, Mom. Aku tidak bisa menemaninya.” “Yaampun Saka!” Leona menggeleng. “Mom sudah bilang pada kamu. Kamu harus sering menemani istri kamu. Apalagi saat seperti ini. Kamu harus siaga berada di sampingnya. Istri kamu hamil. Takut kenapa-kenapa.” “Tenang, Mom. Dia ke rumah orang tu
Baca selengkapnya