Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 81 - Bab 90

541 Bab

Chapter 81

Aruna tersenyum canggung. “Oh iya juga. Tapi aku akan berusaha tidak berisik. Aku akan berusaha tidak menganggumu.” “Bagaimana kalau kita makan malam?” tanya Aruna dengan mata yang berbinar. “Aku sudah memesan tempat di restoran kesukaanmu.” Sambil tersenyum. “Oke.” Saka menghela nafas. Ia mengambil ponselnya—mengetikkan sebuah pesan kepada Karina agar tidak menunggunya.~~Hanya untuk Saka, karina mau repot-repot datang ke kantor malam hari. Bibirnya masih mengembangkan senyum. Di tangan kirinya membawa sebuah bekal—rencananya ia akan memberikan makanan itu untuk di makan berdua. Namun Karina berhenti saat ponselnya berbunyi. [Tidak usah menungguku. Aku ada urusan.] “Baiklah.” Karina menghela nafas. Taksi yang ditumpanginya baru saja pergi. baru saja berbalik—Karina mendapati Saka sedang berjalan dengan Aruna. Mereka nampak beriringan dengan Aruna yang memeluk lengan Saka. “Kenapa mereka..” Karina segera bersembunyi saat Aruna menoleh. Baiklah—Karina harus merasakan sakit hati
Baca selengkapnya

Chapter 82

“Kau juga. Jangan bermain api di belakangku jika tidak ingin melihatku marah.” Jemari Saka mengusap punggun tangan Aruna. “Kau tahu sendiri bagaimana aku ketika marah.” Aruna tersenyum canggung. “Te-tentu saja..” Aruna berbalik menggenggam tangan Saka. “Aku berjanji tidak akan bersama pria lain di belakangmu.” Saka menarik tangannya. “Selesaikan makanmu.” Aruna mengangguk. Sesekali ia mencuri pandang pada Saka. Lututnya lemas hanya berhadapan dengan Saka. Kapan hati Saka akan mencair untuknya? “Jika aku melihatmu bersama pria lain. Kupastikan hidup pria itu menderita seumur hidup. Bukan hanya pria itu—tentu saja kau juga. Kau yang berani menghancurkan kepercayaanku, akan kubuat hidupmu lebih menderita.” Aruna menelan salivanya susah payah. Suram sekali—mendadak suasana restoran ini dikerubungi oleh kabut gelap. Aruna mendadak menggigil. Ia terpaksa memasang senyum palsu. “Aku tidak akan menghianatimu, Saka.” Aruna masih tersenyum. “Aku berusaha mencintaimu.” Saka mengusap sudut
Baca selengkapnya

Chapter 83

“Aku ingin memelukmu sepanjang malam.” Saka menarik Karina ke dalam pelukannya. Sebelum memejamkan mata—ia mengecup leher Karina beberapa kali. Aroma stroberry yang menyegarkan dan tidak pernah membuatnya bosan. “I love you Karina Leticia.” ~~ Sudah beberapa jam lalu seorang wanita terbangun. Karina pagi ini terkejut dengan Saka yang sudah berada di sampingnya. Juga memeluknya. Bukan pagi ini saja—tapi semalaman. Tangan Karina terangkat ingin menyentuh helaian rambut Saka, namun ia urungkan. Ia menghela nafas berkali-kali sebelum bangkit dari kasur. “Akh!” Karina melebarkan mata saat tubuhnya ditarik kembali hingga terjatuh. “Mau ke mana hm?” Saka membuka mata. Ia memeluk pinggang Karina erat. “Jangan ke mana-mana.” Karina menggeleng. “Aku harus membersihkan diri.” “Kau tidak bau.” Saka mengeratkan pelukannya. Ia mengecup dan mengggit kecil leher Karina yang semakin harum saja. “Aku suka aromamu.” Saka semakin gencar—ia bahkan melumat leher Karina. “Jangannh..” Karina berusah
Baca selengkapnya

Chapter 84

Karina menggeleng. “Aku bahkan tidak mandi untuk rapat bulanan. Apa aku bau?” Karina lagi-lagi menggeleng. Saka mendekat. “Coba cium aku.” Karina menggeleng lagi. “Tidak.” “Kenapa?” Saka mengendus dirinya sendiri. “Apa aku bau?” Ternyata pikiran Karina salah. Ia pikir Saka ingin dirinya mencium bibir. Oh tentu saja tidak. Pikiran Karina saja yang kotor. Untung saja Saka tidak tahu. “Tidak. Kamu sama sekali tidak bau.” Karina mengambil jas dipasangkannya di tubuh Saka. “Setelah rapat, kamu bisa membersihkan diri di kantor.” “Aku butuh bantuanmu Karina.” “Apa?” beo Karina. Saka menarik pinggang Karina mendekat. “Sayang sekali kau tidak lagi di dekatku. Jika kau masih menjadi sekretarisku. Aku pasti butuh bantuanmu.” Sambil mengedipkan mata dengan nakal. Karina tersenyum malu. “Sudah sana berangkat.” Ia membalikkan badan. Memungut pakaian Saka yang kotor untuk dicucinya sendiri. “Karina kau jangan mencuci pakaianku dengan tanganmu.” Saka mengambil tangan Karina. “Aku tidak in
Baca selengkapnya

Chapter 85

Saka mengembangkan senyum. “Tentu saja.” Ia membalas pelukan Aruna. Mengusap pelan punggun wanita itu. “Ini untukmu.” Aruna menerimanya. “Terima kasih.” Mengalukan kedua tangannya di leher Saka. “Apa kau ingin mampir?” “Aku sangat sibuk hari ini. Aku meluangkan waktu hanya untuk bertemu denganmu.” Saka mengusap helaian rambut Aruna yang sedikit berantakan. “Lusa kau akan berangkat ke London. Aku harap kau bisa sukses menjadi model di sana.” Aruna mengangguk antusias. “Tentu. Aku akan sering pulang. Aku tidak akan membiarkanmu kesepian.” Saka mengangguk lagi. Ia menunduk—mengecup kedua pipi Aruna bergantian. “Aku pergi.” Aruna tersenyum lebar. Ia melambaikan tangan saat Saka sudah masuk ke dalam mobil. Ia memperhatikan mobil Saka sampai benar-benar pergi. Setelah itu bersorak kegirangan. “Aku akan ke London! Akhirnya aku bisa jadi model sungguhan!” jerit Aruna sangat senang. Ia kembali ke dalam butiknya. “Kau akan benar-benar pergi?” tanya Tika, sahabat Aruna. Ia menghirup batan
Baca selengkapnya

Chapter 86

Karina memang kehilangan akal. Seluruh karyawan delux tahu jika dirinya mendadak mundur dari sekretaris Saka. Namun sore ini—ia malah datang ke kantor. Tapi untunglah hanya ada beberapa karyawan yang masih tersisa. “Untuk apa kau datang ke sini?” tanya Jihan. Seorang wanita yang amat membenci Karina tanpa alasan. “Kau terlihat seperti jal@ng.” Menilai penampilan Karina dari atas hingga bawah. “Aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal.” Karina hendak masuk ke dalam lift. Namun ditahan oleh Jihan. “Sepertinya kau tidak paham-paham posisimu.” Jihan mulai mencekal kedua lengan Karina dengan keras. “Kau tidak pantas menginjakkan kaki di sini. Pergi!” “Aku harus mengambil barangku.” Karina berusaha melepaskan cengkraman Jihan. “Kubilang pergi! Aku tidak ingin melihatmu jal@ng sial@n!” EHEM! Keduanya menoleh. Ronald yang baru saja keluar dari lift. “Oh Karina!” Mendekati Karina. “Kenapa kau datang?” “A-aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal.” “Ambilah sendiri.
Baca selengkapnya

Chapter 87

21++ “Kau suka?” Saka menatap wajah Karina. Cantik sekali—meskipun Karina menutup mata akibat ulahnya. “Katakan Karina.” “Hmmm ya aku suka..” Karina meremas bahu Saka. Dengan mudah Saka meloloskan dress yang digunakan oleh Karina. Karina sudah polos di depannya—hanya menggunakan dalaman berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. “I want you, babe.” Saka melucuti semua kain yang membalut tubuh Karina. Kembali menyatukan bibir mereka. Saka tidak bisa berhenti mencecap habis bibir Karina yang terasa semakin candu. “Sakaaa…” Karina tidak bisa menahan suaranya yang menjijikkan saat jemari Saka bermain kasar di pusat dirinya. “Jangannnn…” Karina memejamkan mata—jemari Saka kian bergerak cepat. Hingga puncaknya datang. Kedua dadanya membusung. Karina kembali mengerang ketika lidah Saka kini berganti bermain di buah dadanya. Dari pangkal pahanya—ia bisa merasakan jika milik Saka tengah mengeras. “Sakaa…” Saka memang pemain handal yang bisa membuat Karina menj
Baca selengkapnya

Chapter 87

Saka menatap pantulan dirinya. Pagi ini ia sangat bugar. Malam kemarin permainannya dengan Karina sungguh luar biasa. Bermain di dalam ruangannya sendiri selama hampir 6 jam, tubuh Karina sungguh candu. Saka baru melepaskan Karina saat wanita itu hampir pingsan. “Aku harus membawa Karina berolahraga agar bisa mengimbangiku.” Saka menatap cermin. Ia sudah siap menggunakan kemeja rapi. Hari ini ia akan mengantar Aruna ke Bandara. “Sebentar lagi aku akan menceraikan Aruna dan menikah dengan Karina. Aku sudah tidak sabar.” Yang ada dibayangan Saka adalah Karina yang bisa menyambutnya pulang terang-terangan. Ia juga ingin melihat Karina menyiapkan kebutuhannya di rumah ini. pokoknya ia tidak sabar melihat Karina yang berperan sebagai istrinya. Saka pergi menjemput Aruna sendiri tanpa sopir. Ia menghentikan mobil saat sudah berada di depan Apartemen Aruna. “Aku senang kau mengantarku.” Aruna masuk ke dalam mobil. Saka mengangguk pelan. “Jangan ragu menghubungiku jika kau di sana mengal
Baca selengkapnya

Chapter 89

Saka mematikan sambungan teleponnya. “Tunggu saja, aku akan membuat hidupmu hancur,” tersenyum tipis. Ponselnya berbunyi. Kali ini bukan sebuah panggilan telepon yang masuk, melainkan sebuah notifikasi tanggal yang ia tandai. [Ulang tahun ibu]. Saka membacanya sekilas. Ia harus berpikir hadiah apa yang akan diberikannya untuk ibunya. ~~ Sore ini Karina dandan dengan cantik. Ia memilih sebuah dress berwarna putih gading selutut. Saka tidak memberitahukan akan ke mana. Karina memilih pakaian yang bisa menyesuaikan tempat. Tidak terlalu formal dan tidak terlalu santai. Ia mengambil heelsnya. Kemudian menatap pantulan dirinya di depan cermin. Beberapa bercak tanda yang dibuat Saka sudah ia tutupi menggunakan concealer. “Lets go.” Karina mengambil tasnya. Ia bergegas turun saat mendapat pesan dari Saka. Saat berada di bawah—ia buru-buru mendekat pada salah satu mobil berwarna putih. Pasti mobil baru, pikir Karina. “Orang kaya mah bebas,” lirih Karina. Ia mengetuk kaca terlebih dahu
Baca selengkapnya

Chapter 90

Langit mulai gelap. Hamparan hijau dengan cuaca rindang—perlahan Karina mengikuti ke mana langkah Saka berjalan. Di tangannya sudah ada sebuah buket bunga lily. Diantara banyaknya makam—Saka berhenti di depan sebuah makam yang bertuliskan [Gina Hermawan]. “Bu, aku datang. Selamat ulang tahun.” Saka berjongkok dengan masih memegang tangan mungil Karina. Karina ikut berjongkok. Mungkin ia butuh waktu untuk mencerna semua ini. “Selamat ulang tahun tante.” Karina meletakkan bunga yang dibawanya ke atas makam. “Berbicaralah dengan ibu kamu.” Karina mengusap pelan tangan Saka. Saka tersenyum miris. “Aku tidak pintar berbicara, Karina. Aku tidak pernah bertemu dengan ibuku. Aku hanya tahu saat dia sudah tidak ada.” Karina mengusap punggung Saka. “Biar aku yang berbicara.” “Tante, Saya akan bercerita sedikit tentang Saka. Dia menjadi pria yang keren. Dia menjadi pemimpin yang kompeten dan bisa diandalkan pegawainya. Dia pria yang baik.” Karina mengusap pelan batu nisan. “Semoga tante bi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
55
DMCA.com Protection Status