Karina duduk di samping Adel. Di ruang makan yang luas ini—hanya terisi oleh empat orang saja. Pak Bagas, Bu Ara, Adel dan Karina sendiri. “Hm.” Pak Bagas mengangguk. “Papa takut nanti Karina ngelakuin hal yang enggak-enggak.” Bu Ara menatap Karina. “Tinggal di sini aja dulu, Nemenin Adel supaya betah di rumah dan enggak keluyuran terus.” Karina hanya tersenyum. “Bukan keluyuran, Ma. Adel itu pergi menjelajah dunia.” Ia menoleh menatap Karina. “Makan yang banyak Karina,” ucapnya. Karina mengangguk. “Sama aja keluyuran. Disuruh kerja di perusahaan gak mau. Maunya ke sana ke sini, gonta-ganti kantor. Adel kamu harus fokus sama perusahaan,” ujar Bu Ara. Adel menghela nafas. “Siapa suruh dulu mau kerja di perusahaan sendiri gak boleh, malah disuruh coba kerja dulu di perusahaan lain. Kan keterusan sampai sekarang.” Pak Bagas menunjuk Adel dengan garpunya. “Kamu pinter ngeles.” Karina sedikit tersenyum. Melihat bagaimana kehangatan keluarga Adel. Karina merasa sedikit iri. Mungkin
Baca selengkapnya