“Gak usah deh Budhe. Kayaknya nanti baikan.” Karina langsung meminum obat pemberian Budhe. Ia mengusap wajahnya yang berantakan dengan tisu. “Karina harus berdandan lagi.” “Yaudah budhe keluar.” Endang keluar dan memberikan Karina ruang sendiri. Karina menghela nafas dalam. Bukan hanya mual—ia juga merasa sedikit pusing. Jika tidak membaik setelah meminum obat ini, ia memang harus pergi ke dokter. Selama berada di rumah Iqbal, keluarga Iqbal menyambut Karina dengan hangat. Ibu Iqbal yang lembut dalam bertutur kata. Sedangkan Ayah Iqbal yang tegas dan sedikit menakutkan namun baik. Adik Iqbal yang masih bersekolah di SMA sangat cantik dan ramah. “Tante senang ada perempuan yang dibawa ke rumah sama Iqbal.” Ratih, ibu Iqbal. “Ibu harap kamu bisa memaklumi sikap Iqba yang kadang-kadang suka jahil.” “Itu sih bisa diatur, bund.” “Hussh nyaut aja kerjaan kamu,” balas Ratna pada sang putra. “Pernikahan kalian lebih cepat lebih baik,” ucap Indra, ayah Iqbal. “Bagaimana dengan orang tua
Baca selengkapnya