Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 131 - Bab 140

541 Bab

Chapter 131

“Saya akan mendobraknya.” Saka mendorong pintu dengan dorongan tubuhnya. Ia berusaha mendobrak pintu kayu tersebut. Ia sudah berpikir buruk. Karina bisa saja melakukan hal yang tidak-tidak seperti kemarin-kemarin. BRAK BRAK BRAAAK Akhirnya pintu terbuka. “KARINA!” teriak Saka. Karina terkapar di lantai dengan mulut yang berbusa. Ada banyak sekali pil obat-obatan yang berserakan di lantai. Saka mengecek denyut nadi Karina. Tubuh wanita itu sedikit bergerak dengan mata yang tertutup. “Karina bangun!” Saka menggendong Karina keluar dari rumah. “Ke rumah sakit sekarang!” ~~ “Untung saja anda membawanya tepat waktu. Jika tidak, bayi yang ada dikandungannya tidak terselamatkan. Untuk sementara dia harus mendapatkan perawatan intensif.” Penjelasan dokter beberapa menit yang lalu. Sekarang Saka berada di ruang di mana Karina sedang berbaring. Beberapa alat medis tertancap di tubuh wanita itu. “Aku tidak bisa membayangkan jika kamu pergi.” tangan Saka terangkat ingin mengusap perut K
Baca selengkapnya

Chapter 132

“Karina aku mohon percayalah padaku. Aku berusaha memperbaiki segalanya. Aku sudah bercerai dengan Aruna.” Saka mengambil tangan Karina. Diusapnya perlahan. “Aku tidak ingin menyakiti kamu. Tapi waktu itu—aku melakukannya agar aku bisa terlepas darinya.” Karina melirik Saka sekilas. “Bagaimana anakmu dengan Aruna? Kau meninggalkannya?” “Anak apa?” Saka malah tertawa. “Dia berpura-pura hamil untuk menghalangiku menceraikannya.” “Aku mohon dengarkan penjelasanku sampai selesai.” Saka mengusap puncak rambut Karina. “Ada sebuah perjanjian tertulis antara aku dan Aruna sebelum menikah. Perjanjian itu tentang pengaturan harta jika kita memutuskan berpisah. Selama ini Aruna berencana mengambil hartaku. Aku harus menyusun strategi agar usahanya gagal.” “Hingga akhirnya aku menceraikannya dan mengamankan hartaku.” Karina menguap. Ia tidak menambah ataupun membalas perkataan Saka. Yang ia lakukan hanyalah terdiam. Mencerna semuanya. “Sekarang makan. Aku mohon makanlah, Karina.” Saka menga
Baca selengkapnya

Chapter 133

Pagi ini—Karina sudah boleh pulang. Dengan bantuan Saka dan antek-anteknya, Karina bisa pulang dengan nyaman menggunakan mobil. Ia juga difasilitasi dengan sebuah kursi roda. Padahal Karina tidak lumpuh! “Aku tidak membutuhkan kursi ini.” Karina melewati Saka yang sudah memegang kursi roda itu. Ia berjalan begitu saja memasuki rumahnya. “Karina,” panggil Saka. Karina tidak mengindahkannya. Ia masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang tidak dikunci membuat Saka dengan mudah mengikutinya. “Karina ikutlah denganku.” Saka menutup kembali pintu. “Tidak.” Karina kelewat acuh. Karina yang sangat acuh dan cuek membuat Saka sangat frustasi. Ia tidak tahu cara agar membuat Karina kembali ceria seperti dulu. “Karina aku minta maaf. Aku minta maaf telah menyebabkan penderitaan bagimu. Aku bersalah, kau berhak marah. Tapi aku mohon berikan aku kesempatan kedua untuk menebus semua kesalahanku.” Karina hanya melirik Saka sekilas. Saka menarik pinggang Karina hingga wanita itu menabrak dadanya. “
Baca selengkapnya

Chapter 134

Karina sudah biasa ke sawah. Namun kali ini ia harus bersama seorang pria yang bahkan tidak tahu bentuk tanaman padi itu seperti apa. Saka mengikuti Karina dari belakang dengan sangat hati-hati. “Karina pelan-pelan. Aku takut kamu terjatuh.” Saka berulang kali mengatakan hal tersebut. Ia takut sekali Karina terjatuh terjerembab masuk ke dalam sawah. “Tidak akan.” Karina terus berjalan hingga sampai di sebuah gubuk. Dari kejauhan ia dapat melihat Budhe yang sedang mencabut rumput liar di sekitar tanaman. “Apa yang dilakukan tante kamu?” tanya Saka heran. Pasalnya ia hanya melihat Endang melakukan hal tak berguna yaitu berjalan di tengahs sawah yang penuh dengan lumpur. “Mencabut tanaman liar di sekitar tanaman padi. Tanaman itu harus dicabut agar tidak mengganggu pertumbuhan padi,” balas Karina. “Oh..” Saka mengangguk paham. “Andai aku tidak hamil. Aku akan membantu budhe,” lirih Karina. “Sayangnya aku hamil dan hanya bisa membawakan makanan saja.” Saka menoleh pada Karina. Ide
Baca selengkapnya

Chapter 135

Esok hari. Karina selalu bangun pagi. Ia membuat susu dilanjut dengan memasak. Namun selama itu pula, ia tidak melihat kehadiran Saka. Setelah menyelesaikan masakannya. Karina mendekati kamar Saka. “Apa dia sudah keluar?” TOK TOK “Saka,” panggilnya. “Kau ada di dalam?” tanya karina. Tak lama pintu terbuka. Saka berdiri di hadapan Karina dengan wajah yang pucat. “Aku lemas, aku tidak keluar dulu hari ini. Tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu panggil saja aku.” Saka menyugar rambutnya. “Aku tidak mengunci pintu. Kamu bisa masuk kapanpun.” Karina kembali ke dapur. Kenapa ia mendadak kawatir begini. Apalagi melihat wajah Saka yang pucat seperti itu. Akhirnya Karina membuat bubur. Karena katanya pintu tidak dikunci, ia langsung masuk saja. Saka berbaring dengan selimut yang membungkus tubuhnya. “Saka aku membuatkanmu bubur, makan dulu.” Karina meletakkan bubur itu meja samping ranjang. Saka tidak bergerak sama sekali. Karina dengan ragu menyibak selimut. Menempelkan punggung tangann
Baca selengkapnya

Chapter 136

“Saya calon suaminya.” Saka meraih tangan Karina kemudian menggenggamnya. “Seperti yang sudah tersebar di berita. Saya memang menjalin hubungan dengan Karina. Namun saya sudah bercerai dengan istri saya. Sebentar lagi kami akan menikah.” “Baiklah. Jika kalian berencana menikah maka secepatnya dilaksanakan.” Pak Robi menatap Karina dan Saka bergantian. “Sesuai dengan peraturan desa, jika dalam satu bulan kalian masih tinggal bersama tanpa ikatan resmi. Kalian harus keluar dari desa ini.” “Baik saya menerima,” balas Saka. “Semuanya bubar!” ujar Pak Robi. Semua warga berbondong-bondong pergi. “Saya pergi dulu. Maaf membuat kalian kaget.” “Iya, Pak. Tidak masalah.” Karina tersenyum sambil mengangguk. Karina berjalan gontai masuk ke dalam rumah. “Karina,” panggil Saka. “Menikahlah denganku.” Karina mendongak. “Tunggu sebentar.” Saka kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu. “Menikahlah denganku.” Ia membuka sebuah kotak yang berisi cincin. “Saka aku tidak yakin denganmu. Aku t
Baca selengkapnya

Chapter 137

“Kamu anggap aku apa?! Aku ini tante Karina!” Suara Endang meninggi. “Siapa yang menjaga Karina saat hamil kalau bukan aku? Aku juga yang menjaga Karina saat keluarga Iqbal membatalkan pernikahan.” Saka tersenyum tipis. Tentu saja ia tidak percaya. Jika orang ini menjaga Karina dengan benar. Karina tidak akan berupaya untuk bunuh diri. “Keputusan kami sudah bulat. Anda tidak bisa ikut.” “Kalian benar-benar durhaka!” hardik Endang. “Pergi saja dari sini! Tinggalkan Budhe sendiri sampai mati sendirian!” “Apa yang anda inginkan?” tanya Saka. “Uang bulanan? Atau langsung saja uang dalam jumlah banyak?” Endang mengerjapkan mata. Kemarahannya surut begitu saja namun ia nampak masih kesal. “Bukan itu maksud budhe.” “Bilang saja ingin apa. Aku akan mengabulkannya.” Saka malah santai menatap Endang yang berubah dalam sekejap. “Uang bulanan 5 juta dan aku akan merenovasi rumah ini. Apa itu cukup?” Karina menoleh. “Saka, kamu keterlaluan. Budhe tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya—” “S
Baca selengkapnya

Chapter 138

“Sudah-sudah. Jangan berpikir buruk lagi.” Saka memeluk pinggang Karina dari samping. Mereka berjalan dengan serasi memasuki restoran. Karina semakin gugup saat melihat kedua orang tua Saka yang sudah duduk di bangku. Ketika sudah berada di depan kedua orang tua—Karina menundukkan kepalanya sebentar. “Kalian sudah datang.” Hendrick tersenyum. Leona hanya diam. Ia hanya menatap Karina dengan raut datar. “Kamu Karina? Pernah jadi sekretaris Saka juga kan?” tanya Hendrick. “Iya Saya Karina. Saya juga pernah menjadi sekretaris Saka,” jawab Karina. Saka menatap kedua orang tuanya bergantian. “Bagaimana kabar kalian?” Leona mendongak. “Sebenarnya kurang sehat. Tapi demi kamu Mom sampai rela datang ke sini.” “Terima kasih, Mom.” Saka berdehem sebentar. “Sebenarnya Saka ingin memberitahukan sesuatu pada Kalian.” “Saka akan menikah dengan Karina. Kami tidak ingin menyembunyikan apapun dari kalian dan sekarang Karina hamil anak Saka.” Hening beberapa saat. Hendrick tertawa pelan. “Cu
Baca selengkapnya

Chapter 139

“Namanya nasi uduk. Aku sengaja memasak makanan Indonesia buat kamu. Kemarin saat di kampung kamu ternyata suka. Aku juga bikin sambel, tapi yang lebih bisa di terima sama perut kamu.” Karina ingin tertawa saja mengingat Saka langsung diare setelah memakan sambal pedas buatannya. “Kamu yakin?” Saka menatap Karina. Ia tidak pernah memakan nasi sepagi ini. karena menurutnya terlalu berat. Juga—ia belum terbiasa dengan banyak makanan Indonesia. “Cobalah.” Karina mengambil piring. Ditaruhnya nasi dan lauk juga sambal ke piring tersebut. Saka tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang terlihat tidak yakin. “Cobalah.” Karina mengerucutkan bibirnya. “Aku bisa menangis jika kamu tidak mencobanya.” “Oke-oke.” Saka mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Rasanya gurih dan tidak seperti nasi biasa. Kemudian menggigit tempe yang dicocol dengan sambal. Rasanya enak sekali. Saka yang awalnya tidak yakin kini justru ketagihan. Sampai menambah nasi dan sambal lagi. “Enak?” tanya Karina. “
Baca selengkapnya

Chapter 140

“Kenapa?” tanya Leona dengan kecewa. Karina menyenggol pelan lengan Saka. “Kami akan menginap di sini,” ujar Karina sambil tersenyum meskipun di balas raut ketus oleh Leona. “Karina…” geram Saka. “Menginap di sini saja,” imbuh Hendrick. Atas keputusan Karina sendiri. Akhirnya mereka menginap di kediaman orang tua Saka. Meskipun Karina sedikit tidak nyaman karena Leona yang terus-terusan bersikap ketus padanya. “Kenapa tidak menolak saja?” Saka menatap Karina yang terlihat murung. Karina mengangkat kepalanya. Ia mengerjap beberapa kali. Saka yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk. Rambut pria itu masih basah dengan air yang masih mengucur ke bawah. “Karina jawab aku. Aku sudah bilang, jangan memaksa jika tidak ingin. Aku tidak mau melihatmu sedih.” Saka pergi ke dalam ruang wardrobe. “Aku hanya ingin mendekatkan diri pada ibu kamu,” balas Karina. “Tidak mungkin aku bisa akrab jika terus menjauh.” “Tapi Mom akan terus membuat kamu sedih.” Saka kembali d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
55
DMCA.com Protection Status