Esok hari. Karina selalu bangun pagi. Ia membuat susu dilanjut dengan memasak. Namun selama itu pula, ia tidak melihat kehadiran Saka. Setelah menyelesaikan masakannya. Karina mendekati kamar Saka. “Apa dia sudah keluar?” TOK TOK “Saka,” panggilnya. “Kau ada di dalam?” tanya karina. Tak lama pintu terbuka. Saka berdiri di hadapan Karina dengan wajah yang pucat. “Aku lemas, aku tidak keluar dulu hari ini. Tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu panggil saja aku.” Saka menyugar rambutnya. “Aku tidak mengunci pintu. Kamu bisa masuk kapanpun.” Karina kembali ke dapur. Kenapa ia mendadak kawatir begini. Apalagi melihat wajah Saka yang pucat seperti itu. Akhirnya Karina membuat bubur. Karena katanya pintu tidak dikunci, ia langsung masuk saja. Saka berbaring dengan selimut yang membungkus tubuhnya. “Saka aku membuatkanmu bubur, makan dulu.” Karina meletakkan bubur itu meja samping ranjang. Saka tidak bergerak sama sekali. Karina dengan ragu menyibak selimut. Menempelkan punggung tangann
Baca selengkapnya