Hardin mengangguk. Amel berdecih pelan. Ia menyingkirkan tangan Hardin yang berada di pipinya. “Kau tidak akan bisa menyentuhku sembarangan!” mendorong dada Hardin. Amel berjalan menjauh. Ia akan mencari temannya terlebih dahulu. Hardin yang baru kali ini mendapat penolakan. Ia tersenyum miring. Jujur saja tubuh Amel sangat menggoda di matanya. Maka dari itu ia langsung saja mengatakan keinginannya dengan cepat. “Caitlin! Annie!” Amel melambaikan tangan. Kedua temannya itu sedang duduk dengan dua pria. “Aku akan pergi.” Amel berpamitan. Ia melirik meja yang berisi beberapa botol dan entah alat permainan apa. “Kenapa buru-buru?” Annie menarik Amel agar duduk di sampingnya. “Jarang-jarang kita bisa bergaul dengan The Givers. Jangan pulang dulu oke?” “Kenalkan ini temanku. Namanya Amelia, kalian bisa memanggilnya Amel,” jelas Caitlin. “Hai, aku Amel.” Amel tersenyum. “Aku Gerald. Nice to meet you, Amel,” ujar pria berambut sedikit keperakan itu. Posisinya sebagai gitaris. “Aku
Baca selengkapnya