Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 141 - Bab 150

541 Bab

Chapter 141

“Mereka di bawah.” Adel memegang bahu Karina. “Setelah ini—jangan sembunyikan apapun dariku. Jika Saka menyakitimu. Cepat beritahu aku. Aku yang akan memberinya pelajaran.” Karina tertawa pelan. “Dia sudah berubah, Adel. Jangan kawatir.” “Tetap saja.” Adel mendengus. “Bilang padaku jika dia menyakitimu lagi!” “Baiklah-baiklah.” Karina mengangguk. Adel lebih mendekat. Ia ingin memberitahu Karina sesuatu yang menurutnya sangat penting. “Nanti kan ada acara melempar bunga. Katanya, yang dapat bunga akan cepat nyusul—” “Oh kau ingin aku melemparkannya padamu? Atau kau ingin aku memberikannya langsung padamu?” potong Karina. Adel menggeleng. “Bukan seperti itu Karina! pokoknya jangan lempar ke arahku. Kalau bisa lempar jauh-jauh dariku. Aku tidak ingin menikah dulu pokoknya!” menunjuk Karina dengan jari telunjuknya. “Ingat pokoknya!” Karina diam-diam tersenyum. “Oke.” Tiba waktunya acara janji suci. Karina ditemani oleh Adel turun ke bawah. Karina sudah menurunkan sebuah tudung hin
Baca selengkapnya

Chapter 142

Pantas saja—mic itu tepat di bibir MC. “Acara selanjutnya adalah dansa. Untuk pasangan baru kita, dipersilahkan untuk dansa lebih dulu.” Karina yang terlanjur kesal dan badmood, ia sama sekali tidak bersemangat melakukannya dengan Saka. Sedangkan Saka yang melihat Karina tengah kesal dengannya merasa bersalah. “Maaf,” Saka menarik pinggang Karina. Mengalunkan kedua tangannya di pinggang ramping Karina. “Maaf, Karina sayangku. Aku membuat kamu kesal.” Karina mengalunkan kedua tangannya di leher Saka. Ia mendongak. Kemarahannya harus awet—tidak boleh cepat luntur. Ia harus mempertahankan ekspresi marahnya. “Karina my babe, maafkan aku.” Saka mengusap helaian rambut Karina ke belakang. “Aku memang bersalah…” Saka menghela nafas. Karina melakukan gerakan berputar. Setelah berputar—Saka menarik pinggangnya hingga tidak ada jarak di antara mereka. “Jangan lama-lama marahnya. Kamu semakin lucu,” bisik Saka. Karina akhirnya tidak bisa menahan senyumnya. Selain tersenyum rupanya—ada ha
Baca selengkapnya

Chapter 143

“Wow.” Saka tidak bisa melepaskan pandangan pada Karina. “You look so hot,” bisiknya. “Aku sedikit malu?” Karina mendongak. Saka menarik pinggang Karina dengan mudah. “Tidak perlu malu babe. Youre so pretty.” Mendaratkan ciuman di bibir Karina. Bergerak lembut saling memangut. Karina memejamkan mata—kedua tangannya terulur mengalun di leher Saka. Meremas rambut Saka yang masih basah. Entah ke mana perginya pakaian mereka. Saat ini tubuh mereka sama-sama polos. Karina menatap Saka yang berada di atasnya. Saka tidak sepenuhnya menindih—ia masih waras untuk tidak membahayakan anaknya sendiri. “Aku tidak yakin,” ucap Karina begitu tiba-tiba. Saka yang tadinya ingin kembali mencium Karina mendadak berhenti. “Why? Kamu meragukan keahlianku?” “Bukan seperti itu.” Karina menggeleng. “Bagaimana kita melakukannya jika di dalam perutku ada nyawa.” Saka menyatukan dahi mereka. “Aku sudah berkonsultasi dengan dokter. Bisa melakukannya asal dengan posisi yang tepat. Aku juga sudah menonton
Baca selengkapnya

Chapter 144

“Apa yang kau inginkan dariku?” Akhirnya Karina mengaku juga. 7 tahun yang lalu ia tidak sengaja bermalam dengan laki-laki asing. Sialnya ia juga melepas harta yang paling ia jaga pada pria asing yang tak lain adalah Steven. Saat itu ia menghadiri pesta ulang tahun Susan. Di mana saat itu ia berusia 24 tahun. Pertama kalinya Karina menginjakkan kaki di klub. Pertama kalinya juga Karina meminum alkohol. Entah bagaimana yang terjadi—Susan yang terus mengisi gelasnya dengan alkohon sehingga ia mabuk berat. Paginya ia tersadar saat sudah terbaring di atas ranjang sebuah kamar mewah. Dengan di sampingnya seorang pria bule, yang masih tidur. Tentu saja Karina langsung kabur. Ia tidak lupa meminta pada petugas CCTV di klub menghapus seluruh jejaknya. “10 juta untuk menghapus seluruh rekaman CCTV mu di klub ini,” kata petugas CCTV saat itu. Karina harus merelakan gajinya selama 3 bulan untuk membayar petugas tersebut. Waktu itu—ia merasa sedang diikuti orang asing. Tapi Karina selalu ber
Baca selengkapnya

Chapter 145

“Tidak ada negara kecil, Steven. Semua negara punya potensi masing-masing. Kamu masih mempunyai darah Indonesia tapi kamu mengatai negara asal kamu kecil.” Leona mengusap lengan Hendrick agar lebih sabar. “Delux tidak akan berkembang jika Indonesia adalah negara kecil.” “Oke fine.” Steven beranjak dari duduknya. “Jika itu keinginan Dad. Aku akan menurutinya. Aku akan pergi ke Indonesia. Mengelola Delux yang ada di sana dan belajar mencintai bangsaku sendiri.” “Steven!” Hendrick berdiri. “Jika sikap kamu terus kurang ajar seperti ini. Dad tidak akan ragu mencoret nama kamu dari daftar pewaris.” Steven menghela nafas. “Maafkan dia Dad. Dia sedang kesal saja,” ujar Xavier membela adiknya. “Dia akan belajar mengelola bisnis lebih baik. Tolong maafkan dia sekali ini saja.” Xavier menyenggol lengan Steven. Akhirnya Steven menunduk. Mengambil tangan Hendrick—mencium punggung tangan ayahnya itu. “Maafkan aku, Dad. Aku hanya kesal saja karena tiba-tiba Daddy memindahkanku.” Hendrick mena
Baca selengkapnya

Chapter 146

“Tentu saja aku tidak menolak.” Jenifer menatap Steven. “Aku sebagai istrimu. Aku akan ikut ke manapun kamu pergi. Aku juga tidak masalah tinggal di Indonesia. Sebentar ataupun lama yang terpenting kita bertiga bisa tetap bersama.” Jawaban Jenifer membuat Steven terdiam. “Jangan menarik ucapanmu. Aku tidak ingin mendengar keluhanmu.” Jenifer tersenyum. “Tidak akan. Ketika di sana aku akan belajar kebudayaan. Aku ingin lebih dekat dengan negara asalmu.” Ada rasa senang. Tapi Steven segera menepisnya. “Baiklah. Kau bisa tidur sekarang.” Hubungan mereka memang sedikit rumit. Tapi ada satu hal yang masih mengganjal kenapa Steven tidak bisa mencintai Jenifer. Padahal hubungan mereka terbilang cukup baik—meskipun Steven cenderung cuek seperti ini. ~~ Dua tahun terlewati. Hidup Karina sangat bahagia bersama Saka. Juga dengan anak mereka. Daniel Aaron Ravindra. Laki-laki lucu yang kini tengah bermain di belakang rumah. Anak laki-laki yang suka sekali dengan permainan bola. “Daniel apa
Baca selengkapnya

Chapter 147

Pria itu masih saja berharap bisa bersama Karina. Namun Karina berkali-kali menolak. Sampai saat ini juga—Saka tidak tahu. Karina juga tidak ingin memberitahukan pada Saka. “Halo semuanya!” teriakan yang menggema. Kelly, kakak ipar pertama istri dari Xavier. Selalu bergaya modis di manapun berada. Tas yang selalu terupdate seharga rumah di indonesia. “Aku membawa beberapa camilan untuk kalian.” Meletakkan paper bag besar di atas meja. “Bagus. Kebetulan aku lapar.” Jenifer menepuk pelan bahu Kelly. “Terima kasih kakak ipar. Love you.” “Apa yang kau bicarakan? Jangan menggunakan bahasa indonesia saat bersamaku.” Kelly kesal sekali saat Jenifer berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti. “Jenifer bilang dia lapar. Dia juga mengucapkan terima kasih.” Karina berusaha menjelaskan. Namun usahanya tidak dibalas baik oleh Kelly. Wanita itu hanya menatap Karina sekilas. Kelly yang mendadak tuli ketika Karina mulai berbicara. “Oh ya di mana anak-anak?” tanya Jennifer. “Mereka selalu b
Baca selengkapnya

Chapter 148

Karina mengusap pipinya. Begitu menoleh—ia merasa sudut bibirnya berdarah. Yang menamparnya tidak lain adalah Leona. Wanita yang selama ini seperti mempunyai dendam kusumat pada Karina. “Beraninya kamu mendorong Jenifer? Dasar wanita jalang! Kau tidak akan pernah berubah. Jalang ya tetap jalang!” teriak Leona tidak terkendali. Tangannya terangkat ingin menampar Karina lagi. Di saat Karina memejamkan mata bersiap menerima tamparan. Justru tidak merasakan apapun. Hingga ia membuka mata—ada sosok pria yang melindunginya. Siapa lagi kalau bukan Saka. “Mom tidak perlu melakukan hal itu.” “Istrimu mendorong Jenifer! Kamu ingin Mom diam saja di saat dia menyakiti menantu Mom yang lain? Dia tidak boleh menyakiti menantu Mom!” “Saka tahu. Maka dari itu—Saka yang akan menghukum Karina sendiri jika dia terbukti memang dengan sengaja mendorong Jenifer.” “Saka kamu terlalu memanjakan istrimu! Dia tidak mempunyai sopan santun dan seenaknya pada Mom. Dia bahkan sekarang mendorong kakak iparnya
Baca selengkapnya

Chapter 149

“Tidak. Sesekali Mom memang harus diberitahu. Jika tidak, Mom bisa terus-terusan memperlakukan kamu seenaknya.” Saka memegang kedua bahu Karina. “Kembalikan kepercayaan dirimu yang dulu Karina. Kamu tidak boleh diremehkan orang lain. Lihat aku—kamu mempunyai suami keren, kaya dan kompeten. Kamu tidak boleh dipandang rendah oleh orang lain.” “Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu. Aku hanya ingin menghormati orang tua. Tidak mungkin aku melawan orang tua kamu sendiri.” “Aku memberimu ijin. Aku tidak suka jika istriku terus diperlakukan rendah oleh mereka.” Saka menarik Karina ke dalam pelukannya. Seperti perang saudara. Karina tidak menghindar kehidupannya dengan Saka yang nyaman sesekali terlibat dalam peperangan keluarga. ~~ Di malam hari. Karina terbangun dengan tenggorokannya yang kering. Perlahan ia melepaskan pelukan Saka di pinggangnya. Karina berjalan keluar menuju dapur. Karina berhenti saat melihat seorang pria tengah duduk dengan asap rokok yang mengepul ke udara.
Baca selengkapnya

Chapter 150

Karina memejamkan mata sebentar. Apa ini saatnya? “Karina jawab aku.” Saka memegang kedua bahu Karina. “Aku tidak ingin berpikir burung tentang kalian. Aku harus memastikan terlebih dahulu kebenaran dari mulut kamu sendiri.” “Kamu tahu? Jika kamu berani menghianatiku. Aku tidak akan bisa mengontrol emosiku lagi. Tempramentalku bisa kambuh.” Saka menatap karina. “Jadi please, beri aku penjelasan.” Tentang Saka yang berubah menjadi pria sabar nan suami idaman. Ada sebuah perjuangan yang dilakukan oleh pria itu. Saka bisa berubah karena melakukan konsultasi dengan psikater. Ia juga mengonsumsi obat untuk beberapa bulan. Ia berlatih keras mengendalikan emosinya yang gampang naik dan turun. Semua demi siap? Demi Karina! Supaya Karina mau bersamanya. Supaya Karina tidak lari dari sisinya. Supaya Saka bisa melindungi dan tidak menyakiti Karina. “Sayang aku minta maaf.” Karina menunduk. “Seharusnya aku bercerita lebih awal. Tentang aku dan Steven.” Saka melepas tangannya dari bahu Karin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
55
DMCA.com Protection Status