Pantas saja—mic itu tepat di bibir MC. “Acara selanjutnya adalah dansa. Untuk pasangan baru kita, dipersilahkan untuk dansa lebih dulu.” Karina yang terlanjur kesal dan badmood, ia sama sekali tidak bersemangat melakukannya dengan Saka. Sedangkan Saka yang melihat Karina tengah kesal dengannya merasa bersalah. “Maaf,” Saka menarik pinggang Karina. Mengalunkan kedua tangannya di pinggang ramping Karina. “Maaf, Karina sayangku. Aku membuat kamu kesal.” Karina mengalunkan kedua tangannya di leher Saka. Ia mendongak. Kemarahannya harus awet—tidak boleh cepat luntur. Ia harus mempertahankan ekspresi marahnya. “Karina my babe, maafkan aku.” Saka mengusap helaian rambut Karina ke belakang. “Aku memang bersalah…” Saka menghela nafas. Karina melakukan gerakan berputar. Setelah berputar—Saka menarik pinggangnya hingga tidak ada jarak di antara mereka. “Jangan lama-lama marahnya. Kamu semakin lucu,” bisik Saka. Karina akhirnya tidak bisa menahan senyumnya. Selain tersenyum rupanya—ada ha
Baca selengkapnya