Share

Chapter 147

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pria itu masih saja berharap bisa bersama Karina. Namun Karina berkali-kali menolak. Sampai saat ini juga—Saka tidak tahu. Karina juga tidak ingin memberitahukan pada Saka.

“Halo semuanya!” teriakan yang menggema. Kelly, kakak ipar pertama istri dari Xavier. Selalu bergaya modis di manapun berada. Tas yang selalu terupdate seharga rumah di indonesia.

“Aku membawa beberapa camilan untuk kalian.” Meletakkan paper bag besar di atas meja.

“Bagus. Kebetulan aku lapar.” Jenifer menepuk pelan bahu Kelly. “Terima kasih kakak ipar. Love you.”

“Apa yang kau bicarakan? Jangan menggunakan bahasa indonesia saat bersamaku.” Kelly kesal sekali saat Jenifer berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti.

“Jenifer bilang dia lapar. Dia juga mengucapkan terima kasih.” Karina berusaha menjelaskan.

Namun usahanya tidak dibalas baik oleh Kelly. Wanita itu hanya menatap Karina sekilas. Kelly yang mendadak tuli ketika Karina mulai berbicara.

“Oh ya di mana anak-anak?” tanya Jennifer.

“Mereka selalu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 148

    Karina mengusap pipinya. Begitu menoleh—ia merasa sudut bibirnya berdarah. Yang menamparnya tidak lain adalah Leona. Wanita yang selama ini seperti mempunyai dendam kusumat pada Karina. “Beraninya kamu mendorong Jenifer? Dasar wanita jalang! Kau tidak akan pernah berubah. Jalang ya tetap jalang!” teriak Leona tidak terkendali. Tangannya terangkat ingin menampar Karina lagi. Di saat Karina memejamkan mata bersiap menerima tamparan. Justru tidak merasakan apapun. Hingga ia membuka mata—ada sosok pria yang melindunginya. Siapa lagi kalau bukan Saka. “Mom tidak perlu melakukan hal itu.” “Istrimu mendorong Jenifer! Kamu ingin Mom diam saja di saat dia menyakiti menantu Mom yang lain? Dia tidak boleh menyakiti menantu Mom!” “Saka tahu. Maka dari itu—Saka yang akan menghukum Karina sendiri jika dia terbukti memang dengan sengaja mendorong Jenifer.” “Saka kamu terlalu memanjakan istrimu! Dia tidak mempunyai sopan santun dan seenaknya pada Mom. Dia bahkan sekarang mendorong kakak iparnya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 149

    “Tidak. Sesekali Mom memang harus diberitahu. Jika tidak, Mom bisa terus-terusan memperlakukan kamu seenaknya.” Saka memegang kedua bahu Karina. “Kembalikan kepercayaan dirimu yang dulu Karina. Kamu tidak boleh diremehkan orang lain. Lihat aku—kamu mempunyai suami keren, kaya dan kompeten. Kamu tidak boleh dipandang rendah oleh orang lain.” “Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu. Aku hanya ingin menghormati orang tua. Tidak mungkin aku melawan orang tua kamu sendiri.” “Aku memberimu ijin. Aku tidak suka jika istriku terus diperlakukan rendah oleh mereka.” Saka menarik Karina ke dalam pelukannya. Seperti perang saudara. Karina tidak menghindar kehidupannya dengan Saka yang nyaman sesekali terlibat dalam peperangan keluarga. ~~ Di malam hari. Karina terbangun dengan tenggorokannya yang kering. Perlahan ia melepaskan pelukan Saka di pinggangnya. Karina berjalan keluar menuju dapur. Karina berhenti saat melihat seorang pria tengah duduk dengan asap rokok yang mengepul ke udara.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 150

    Karina memejamkan mata sebentar. Apa ini saatnya? “Karina jawab aku.” Saka memegang kedua bahu Karina. “Aku tidak ingin berpikir burung tentang kalian. Aku harus memastikan terlebih dahulu kebenaran dari mulut kamu sendiri.” “Kamu tahu? Jika kamu berani menghianatiku. Aku tidak akan bisa mengontrol emosiku lagi. Tempramentalku bisa kambuh.” Saka menatap karina. “Jadi please, beri aku penjelasan.” Tentang Saka yang berubah menjadi pria sabar nan suami idaman. Ada sebuah perjuangan yang dilakukan oleh pria itu. Saka bisa berubah karena melakukan konsultasi dengan psikater. Ia juga mengonsumsi obat untuk beberapa bulan. Ia berlatih keras mengendalikan emosinya yang gampang naik dan turun. Semua demi siap? Demi Karina! Supaya Karina mau bersamanya. Supaya Karina tidak lari dari sisinya. Supaya Saka bisa melindungi dan tidak menyakiti Karina. “Sayang aku minta maaf.” Karina menunduk. “Seharusnya aku bercerita lebih awal. Tentang aku dan Steven.” Saka melepas tangannya dari bahu Karin

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 151

    “Dan?” “Dia sangat kawatir saat aku terjatuh di kolam. Dia bilang dia menyukaiku. Katanya—belum tahap cinta. Tapi aku yakin dia sebenarnya sudah mecintaiku. Tapi dia hanya gengsi saja.” Jenifer tersenyum dengan sangant bahagia. “Ini semua berkatkamu. Jika kau tidak mendorongku. Dia tidak akan sadar perasaannya yang sesungguhnya terhadapku.” Karina tersenyum. “Maaf, aku membuatmu dalam bahaya.” “Tidak masalah karena sebanding dengan apa yang aku dapatkan.” Karina mengangguk. “Aku ikut bahagia.” “Tapi aku tidak tahu kenapa kau melakukannya. Kenapa kau berusaha menyadarkan Steven. Kau hanya adik iparnya—kau terlalu memperdulikan kehidupan rumah tangganya.” Jenifer menatap Karina. “Jenifer aku—” “Aku tahu kau orangnya. Kau orang yang selalu ada di hati Steven selama ini.” “Jenifer—” “Aku tahu Karina.” Jenifer tersenyum. “Aku tidak ingin tahu bagaimana kalian bisa berhubungan. Tapi aku tidak masalah—karena kau tidak mencintai Steven balik. Dan yang terpenting sekarang Steven sudah

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 152

    12 jam yang lalu. Terdengar sebuah teriakan yang sangat menggema dari sebuah kamar bernuansa hitam dan putih. “MOM DAD! AKU DITERIMA DI UNIVERSITAS SYDNEY!” Perempuan berusia hampir 18 tahun itu melompat dengan kegirangan. “AAAAAA AKHIRNYA!!!” Amelia Putri. Putri dari pasangan Jenifer dan Steven. Mempunya nama yang sangat lokal karena si ibu yang terlanjur mecintai Indonesia. Amelia, bisa dipanggil Amel jika Akrab. Gadis ceria yang mempunyai sepasang lesung di kedua pipi. “Akhirnya aku terbebas. Aku bisa keluar untuk main dengan bebas. Tidak ada jam malam.” Amel begitu girang membayangkan kehidupannya nanti di Australia bisa bebas. “Aku akan menikmati hidupku di sana.” Amel begitu semangat menuruni tangga. Di ruang tamu kedua orang tuanya tengah bersantai sambil menonton TV. “MOM DAD!” lagi-lagi teriakan yang sangat menggelegar. “Bukan anakku,” ujar Jenifer. “Bukan anakku juga,” balas Steven. “Kenapa dia begitu powerfull?” heran Jenifer. “Aku sudah menduganya ketika dia kelu

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 153

    Jujur saja Amel mengagumi ketampanan sepupunya itu. Namun Daniel yang berusia hampir 27 tahun tidak masuk dalam kriteria idamannya. Menjalin hubungan dengan pria dewasa tidak akan mengasikkan. Banyak aturan, kekangan dan pastinya penuh dengan otoritas. “Aku sudah menyiapkan Apartemen yang akan kamu tinggali. Letaknya persis di samping Apartemenku.” “What the hell.” Amel melebarkan matanya. “Kak! Permisi! Apa tidak salah?” Daniel melirik Amel. “Kenapa? Apa kamu mau tinggal di Asrama? Aku dengar masih dibuka pendaftaran Asrama.” Amel tidak bisa membendung kekesalannya. Ia memutar tubuhnya menjadi berhadapan dengan Daniel. “Kak, bagaimana kalau berpura-pura saja. Jadi Kak Daniel bisa bilang pada Mom kalau Kak Daniel menjagaku. Tapi aku akan menjalani kehidupanku di sini sesuai dengan keinginannku.” “Tidak akan.” “Kaaaak….” Amel memelas. “Aku tidak ingin terus di awasi.” Daniel tersenyum tipis. Lucu juga—terkahir kali ia bertemu dengan bocah ini 8 tahun lalu. Amel tumbuh dengan bai

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 154

    “Dingin,” balas Amel membuat Karina tertawa. “Untuk malam ini menginap dulu di sini. Besok kak Daniel akan mengantar kamu Universitas dan tempat tinggal kamu.” Karina mengajak Amel ke sebuah kamar. Di sana di dominasi warna pink. Karina pikir anak perempuan pasti akan menyukai warna pink. Tapi sesungguhnya—Amel sangat tidak suka warna pink. “Bagaimana? Kamu suka?” Jika saja yang menyiapkan kamar ini adalah Mommynya sendiri. Pasti dia akan menjawab tidak. “Suka. Bagus Aunty.” “Yasudah kamu istirahat dulu di sini.” Karina baru saja ingin pergi. “Oh ya apa kamu lapar?” “Sebenarnya tadi sudah makan sebelum ke sini. Tapi Amel— Amel masih lapar.” Sambil meringis tanpa bersalah. “Tidak masalah. Nanti kita makan bersama setelah Uncle Saka pulang.” Karina pergi. Amel bersandar terlebih dahulu di pintu. “I hate pink!” ujarnya. “Untuk semalam saja, tahan Amel.” ~~ “Amel ngambil jurusan apa?” tanya Saka. “Arsitektur, Uncle.” Amel makan dengan lahap tanpa rasa canggung. Untuk apa canggu

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 155

    “Jadi ini adalah Apartemen kamu.” Daniel menunjuk Apartemennya yang hanya berjarak beberapa pintu. “Itu Apartemenku.” Amel memutar bola matanya malas. “Iya kemarin kak Daniel sudah mengatakannya.” Daniel sedikit menurunkan badannya. “Agar mudah mengawasimu.” Tak! Menyentil pelan dahi Amel. “Belajar yang benar, bocah!” Amel mencebikkan bibirnya. “Aku bukan bocah.” “Oke kamu memang sudah besar.” Daniel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Tunggu aku pulang, aku akan mengantarmu berkeliling ke Universitas.” “Tidak perlu,” sargah Amel dengan cepat. “Aku akan ke sana sendiri. Aku ingin belajar mandiri mulai sekarang.” Daniel berpikir sebentar. “Oke. Kalau ada apa-apa hubungi aku.” Amel mengangguk. “Sudah sana. Pergilah bekerja.” “Kamu mengusirku?” Daniel menggeleng pelan. “Teganya setelah diantar malah mengusir.” Daniel membalikkan badan. Lalu berjalan ke arah lift berada. “Apa dia marah?” lirih Amel. “Aku hanya bercanda!” teriak Amel saat Daniel sudah melangkah masuk ke dal

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status