“Jadi Ibu mau pergi?”Shania bertanya dengan sangat tenang, sangat di luar perkiraanku, yang membuatku langsung menyergap istriku dengan tatapan bingung.“Nia, jangan seperti ini, nanti Ibu akan benar-benar pergi.”Aku berusaha menenangkan istriku yang tampak sudah kehilangan kesabaran.Sekarang Nia memilih diam malah memalingkan wajah sembari menarik nafas panjang. Tampak sudah sangat lelah menghadapi ujian yang terus menerus datang bertubi-tubi kepada kami, sekarang ditambah dengan sikap ibu yang selalu saja suka semaunya.“Kamu benar-benar menginginkan aku pergi?”Ibu langsung menatap tajam kepada Shania.“Kalau Ibu terus menerus mengeluh seperti ini memang sebaiknya ibu ikut bersama Sharma atau Shandy.”Shania kembali menegaskan perkataannya.Aku segera menghentikan ucapan istriku agar tak semakin menyinggung perasaan ibu.“Nia, jangan seperti ini,” sergahku berusaha menghentikan sikap istriku yang benar-benar lain dari biasanya.Shania sepertinya sudah kehilangan kesabaran mengha
Read more