Shania POV Ketika melihat Maysaroh tak berhenti menangis aku langsung mendekap tubuh kurusnya demi bisa melerai kesedihan yang saat ini lugas terunggah. “Katakan pada kami, apa yang terjadi sebenarnya?” Aku bertanya dengan penuh rasa simpati. Untuk beberapa saat aku membiarkan adik ipar suamiku itu menumpahkan tangisku, menunggu segala kesedihannya mereda, hingga akhirnya dia siap untuk menceritakan masalahnya kepada kami. Saat Maysaroh akhirnya mengurai pelukanku sembari mengusap wajahnya yang basah, aku berusaha menenangkannya dengan mengusap lembut lengannya. “Aku tahu kamu ada masalah, ceritakan saja pada kami, barangkali kami bisa membantu kamu.” Mas Mirza kemudian ikut menimpali, “Apa ini tentang Arman?” Ketika mendengar nama suaminya disebut gurat wajah Maysaroh langsung beru
Read more