Semua Bab My Rich Ex-Boyfriend's Obsession: Bab 111 - Bab 120

142 Bab

BAB 111: Keputusan Rosea

Dua jam setelah Rosea sadar, akhirnya Karina memiliki kesempatan untuk menemui secara pribadi tepat ketika Leonardo pergi dari rumah sakit, sementara Adam pergi mengantar Prince untuk makan malam.Ada penjagaan ketat di depan pintu ketika Karina hendak masuk.Ketika Karina masuk ke dalam, Rosea tengah duduk dan terlihat sedikit melamun, sesaat pandangan mereka saling bertemu dan Karina dapat melihat guratan senyuman sedih yang Rosea tunjukan kepadanya.Rosea belum sembuh sepenuhnya dari sakit dan trauma pasca kecelakaan di Winnipeg, kini luka baru harus dia terima dan memperpanjang waktu penyembuhannya.Bibir Karina menekan kuat menahan senyuman sedihnya, diam-dima dia melihat kondisi fisik Rosea yang memiliki banyak bekas luka. Anehnya, kali ini Rosea terlihat jauh lebih tenang dari biasanya.Karina ingat betul, beberapa bulan lalu ketika Rosea terbangun dari komanya, dia histeris menangis ketakutan dengan semua orang hingga kesulitan berbicara karena tidak tahu bahagaimana cara meng
Baca selengkapnya

BAB 112: Kesenangan

Karina telah pergi setelah cukup lama menemani Rosea didalam ruangannya, mereka berdua sudah saling berbicara satu sama lainnya.Setelah pembicaraan itu selesai, tampaknya kini Karina harus kembali berbicara dengan Leonardo untuk meminta kepastian darinya. Karina butuh kepastian tentang keselamatan Rosea selama dia melakukan pemulihan karena, Leonardo sendiri pasti akan sibuk dengan serangkaian masalah yang harus dia selesaikan sampai tuntas. Karina tidak pernah bermaksud mengatur kehidupan Rosea apalagi menghalangi kebahagiaannya.Sebagai seorang sahabat, Karina sangat ingin melihat Rosea hidup tentram dan bahagia.Leonardo Abraham tidaklah seburuk yang terlihat.Leonardo tidak pernah berhenti untuk berusaha memperjuangkan Rosea, dia benar-benar mencintai Rosea, dia layak mendapatkan kesempatan meski saat ini mereka terjebak dalam moment yang tidak begitu tepat.Karina yakin, Rosea sendiri pasti sudah berpikir matang untuk urusan masa depannya, Rosea pasti sudah tahu konsekuensi dari
Baca selengkapnya

BAB 113: Maaf dan Sesal

Leonardo menutup document dan tabletnya begitu pekerjaannya selesai. Sekilas dia melihat jam tangan untuk melihat waktu yang kini sudah menunjukan pukul dua belas malam.Dalam langkah yang penuh kehati-hatian pria itu mendekati Rosea dan menarik kursi untuk duduk.Diraihnya tangan kecil Rosea lemah yang terlihat pucat, ujung kuku jari kelingkingnya terlihat patah dan memiliki goresan. Setiap inch luka yang ada pada tubuhnya akan Leonardo ingat dengan baik karena dia akan melakukan hal yang sama pada orang yang sudah menciptakan luka itu.Leonardo mengecup buku-buku jari Rosea dengan hati-hati.Jamari Rosea bergerak lemah membalas genggaman tangan Leonardo.Perlahan wajah Leonardo terangkat melihat Rosea yang terbangun, pandangan mata mereka saling bertemu dan mengunci. “Maaf sudah membangunkan kamu,” bisik Leonardo berucap.“Kepalaku sakit,” jawab Rosea dengan suara samar menahan ringisan.“Aku akan memanggil dokter.”“Tidak perlu.” Genggaman tangan Rosea menguat, mengahan Leonardo
Baca selengkapnya

BAB 114: Pertemuan

Perjalanan panjang dari Prancis ke Athena terasa cukup melelahkan, Mikhaila berencana akan beristirahat setelah menemui ayahnya. Namun, ada sesuatu yang janggal, Ayah Mikhaila tidak ada di apartement, begitupun dengan pamannya.Beberapa tempat Mikhaila coba datangi, hasilnya tetap sama, Dewa dan Temmy tidak ada.Kebetulan, seorang pemilik rental mobil datang ke apartement Temmy ketika Mikhaila mencari ayahnya, pemilik rental itu mengatakan jika Temmy telah menyewa mobil sejak kemarin. Perasaan tidak enak menyelimuti Mikhaila, dia tidak bisa menebak apa yang sebenarnya kini sedang dilakuak Dewa dan Temmy.Mikhaila sedikit putus asa hingga akhirnya dia menyerah dan memilih datang ke villa tempat Leonardo menginap. Dia datang hanya untuk memastikan apakah telah terjadi suatu keributan di villa.Kedatangan Mikhaila disambut oleh seorang pelayan local, dia tidak melihat keberadaan Leonardo maupun Prince, begitupula dengan Rosea.“Kemana semua orang? Mengapa disini sepi sekali?” tanya Mik
Baca selengkapnya

BAB 115: Menyelesaikannya

Mikhaila menyeka air matanya yang berjatuhan, suara napasnya yang tersenggal akibat tangisan terdengar begitu jelas. Mikhaila mengangguk membenarkan.Hati Mikhaila begitu hancur melihat ayahnya duduk tidak berdaya dalam keadaan terluka parah dan tidak mendapatkan penanganan apapun. Dia harus segera membawa ayahnya ke rumah sakit sebelum terlambat.Dagu Leonardo bergerak pelan, mengisyaratkan pengawal yang menahan pergerakan Mikhaila melepaskan cengkramannya.Dalam beberapa langkah Leonardo mendekat dan berdiri di hadapan Mikhaila. “Kamu bisa membawanya pergi hanya setelah memenuhi dua syarat dariku,” ucap Leonardo.“Katakan, apa syaratnya?” jawab Mikhaila tanpa keraguan.“Satu, tandatangani penyerahan hak asuk Prince kepadaku, kamu harus mengalah dipengadilan dengan alasan kekurangan financial. Dua, kamu jangan pernah lagi muncul dihadapanku, kamu hanya bisa menemui Prince jika Prince menginginkannya.”Mikhaila tercekat kaget, napas tertahan didada, air matanya kembali terjatuh memba
Baca selengkapnya

BAB 116: Merawatnya

Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui jendela, hangatnya membelai kulit. Kening Rosea mengerut terusik dari tidur lelapnya, bulu mata panjangnya bergerak dan perlahan dia membuka kedua matanya.Rosea membuang muka menghindar dari silau sinar matahari pagi yang menyakitkan pandangannya.Setelah empat hari menghabiskan waktunya dirumah sakit untuk melewati berbagai pengobatan yang menyakitkan dan melelahkan, ini adalah pagi pertama Rosea di villa usai kejadian kecelakaan yang menimpanya terjadi.Sampai detik ini, Rosea tidak tahu seperti apa kondisi kesehatan dia yang sebenarnya, para dokter dan perawat yang menanganinya berbicara bahasa Yunani.Namun, dengan seiring berjalannya waktu, setelah melakukan berbagai terapi secara intens, kini sakit kepalanya sudah mulai berkurang dan Rosea sudah mulai bisa berjalan sendiri meski harus dengan bantuan tongkat dan terkadang kursi roda.Mengalami kecelakaan hebat untuk kedua kalinya dan dilukai oleh orang yang sama menciptakan trauma yang
Baca selengkapnya

BAB 117: Mandi Bersama

Gemercik suara air shower yang berjatuhan terdengar di lantai. Rosea tengah duduk di sebuah kursi, membiarkan tubuhnya tersapu oleh air hangat yang membasahi tubuhnya. Tangan dan kaki yang masih terluka terlihat gemetaran tidak lagi terbungkus oleh gips.Luka-luka yang masih membutuhkan penyembuhan terasa cukup perih begitu merasakan hangatnya air yang menyapu. Bibir Rosea terkatup rapat berusaha untuk tidak menimbulkan suara ringisan yang mungkin nanti akan membuat Leonardo panik.Leonardo berdiri di belakangnya, membilas rambut Rosea dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan tekanan.“Butuh waktu yang lebih lama untukku bisa sembuh, aku akan sangat merepotkan seperti seorang bayi. Tidakkah kamu berpikir dua kali?” tanya Rosea.“Aku suka saat direpotkan oleh kamu, apalagi yang harus aku pikirkan?” jawab Leonardo begitu tenang, menyapu setiap busa yang menempel di rambut Rosea.Wajah Rosea sedikit terangkat menengadah, belum sempat dia berbicara lagi, Leonardo sudah membungk
Baca selengkapnya

BAB 118: Kembali Sakit

“Kamu gila Leo,” maki Rosea terengah menerima cumbuan lembut lidah Leonardo disepanjang tengkuknya, sapuan napas yang hangat menggelitik permukaan kulit.Mengingat kondisi tubuhnya yang masih sakit, Rosea ingin menolak kegilaan ini semua, namun dia tidak memiliki tenaga untuk berlari dengan kedua kakinya terluka. Pada akhirnya Rosea terkurung dalam permaian panas Leonardo yang tidak berhenti menyentuhnya seperti orang kelaparan.Percikan gairah terbangun menyingkirkan pikiran rasional Rosea. Kaki Rosea terbuka dipangkuan Leonardo, terayun di udara bersama suara desahan lemahnya terdengar diantara gemercik air yang jatuh. Rosea bersandar pada dada Leonardo, merasakan degup jantung pria itu seirama dengan napasnya yang kasar karena gairah, matanya berkedip lemah melihat bayangan mereka di dinding berembun.Tangan Leonardo mendekapnya, menangkup satu dadanya dan memainkan puncaknya di diantara dua jari, sementara satu tangannya lagi memijat lipatan basah Rosea.Kedua jemari panjang itu
Baca selengkapnya

BAB 119: Kebingungan Adam

“Sea, bagian mana yang kembali sakit?” tanya Prince dengan bisikan lembut, dia mengusap wajah Rosea dengan penuh kehati-hatian, meneliti setiap luka yang sudah dokter periksa.Prince takut, dia kembali mendengar tangisan rintihan Rosea lagi, dia takut melihat Rosea kembali berdarah. “Mulai hari ini, aku yang akan menjaga Sea ya?” ucap Prince dengan penuh tekad.Bibir Rosea berkedut tidak dapat menahan senyuman lembutnya, dia mengusap rambut Prince dengan penuh kehati-hatian agar bahunya yang kembali cedera tidak sakit.Rosea jauh lebih tenang jika dijaga oleh anak kecil ataupun orang asing dibandingkan terlalu berdekatan dengan Leonardo, semakin Rosea tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan untuk menolak, Leonardo semakin suka mengambil kesempatan. “Terima kasih Prince. Aku senang Prince mau menjagaku, mulai sekarang aku mau didekat Prince saja, bukan ayah Prince,” jawab Rosea menciptakan binar senang di mata Prince.“Apa yang bisa aku lakukan untuk Sea sekarang?” tanya Prince.Ro
Baca selengkapnya

BAB 120: Merajuk

“Kalian mau pergi kemana?” Leonardo menutup tabletnya, melihat Prince terkopoh-kopoh tengah berusaha membuka kursi roda elektrik yang diletakan di sudut jendela. “Kami akan pergi keluar sebentar,” jawab Rosea.Leonardo beranjak dari duduknya, hendak membantu putranya yang tengah kesulitan, namun belum sempat Leonardo menawarkan bantuan, tangan Prince sudah lebih dulu terangkat memberi isyarat.“Tidak perlu Ayah, aku bisa melakukannya sendiri,” tolak Prince.Leonardo mendengus geli.“Itu berat.”“Aku sudah dewasa, Ayah,” jawab Prince dengan penuh percaya diri.“Kamu yakin Prince?”“Aku yakin Ayah! Jangan tanya aku terus, aku kan sedang berkonsentrasi,” tegur Prince terganggu, dengan kesulitan anak itu mulai membuka lipatan kursi roda dan mengatur bagian belakangnya agar siap digunakan.Rosea menutup mulutnya menyembunyikan suara tawa yang keluar, Rosea terhibur melihat Leonardo yang kini mencebikan bibirnya, pria itu merenggut seperti seorang anak yang tengah kesal karena diabaikan dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status