Semua Bab Bukan Perawan Kegatalan: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

91. Istri yang Diragukan

Happy Reading*****Oleh karena ucapan Aryan, Hanum memeriksa dirinya sendiri. Demikian juga Dirga. Lelaki itu menatap ke arah sang istri yang mengenakan baju dengan kerah Sabrina. Jelas saja, leher dan bagian pundak Hanum terekspos. Bercak kemerahan berbentuk bulat terpampang secara nyata dan dapat dilihat oleh siapa pun."Sayang, kenapa kamu pakai baju ini," bisik Dirga."Aku lupa. Lagian, Mas Dirga kenapa nggak ingetin.""Eits," kata Kaisar menginterupsi. Si Abang berdiri dan memutari sang adik. "Ga, kira-kira dong mainnya. Masak adikku kamu tato begini. Sakit tidak, Dik?" Lelaki bermata hitam itu bahkan sengaja bertanya demikian untuk menggoda pasangan pengantin baru tersebut."Abang," protes Hanum. Bibirnya kini bahkan maju beberapa sentimeter. "Ngomong sama Abang, Dik. Apakah rasanya sakit?" Pertanyaan Kaisar makin menjengkelkan."Mana ada sakit. Kalau sakit tidak mungkin adikmu mendesah keenakan," sahut Dirga yang langsung mendapat pelototan dari sang istri. Lelaki itu dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

92. Fakta Yang Harus Diterima

Happy Reading*****Semua karyawan yang berbincang dan sedikit mengolok Hanum, diam seketika ketika sosok Rama berada tepat di samping perempuan itu."Mulai sekarang, kalian harus menghormati Hanum sebagai istri dari Pak Dirga," kata Rama dingin dan menakutkan. "Jangan sampai beliau tahu bahwa istrinya direndahkan bahkan dihina begini. Kalian masih ingin terus bekerja di garment ini, kan?""Maafkan kami, Pak," jawab mereka serempak."Nggak perlu sampai segitunya, Pak Rama. Kasihan, mereka pasti ketakutan saat ini dan nggak akan berani menyapaku lagi," bisik Hanum. Dia sengaja melakukannya supaya tidak terdengar oleh yang lain. Khawatir para karyawan merasa dibela dan akhirnya tidak menghormati Rama lagi."Kalian berdua kenapa berbisik-bisik," kata Dirga yang sudah berada di belakang Hanum dan Rama. Tangannya bahkan menepis jarak keduanya supaya tidak terlalu berdekatan. Tatapan mata tajam mengarah pada sang asisten. Sepertinya, sang wakil direktur tengah dibakar api cemburu saat ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

93. Hanum Cemburu

Happy Reading*****Dirga mengecup kanan kiri pipi perempuan cantik berkulit putih di depannya. Sudah lama, dia tidak bertemu dan entah siapa yang mengabari. Tiba-tiba saja, perempuan itu datang ke kantornya, merajuk dengan nada sedikit marah. Dirga jadi gemas dan menggelitiki pinggang si perempuan hingga mereka berdua saling tindih di sofa.Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suara teriakan Hanum menggema mempertanyakan apa yang dilakukan sang suami. Perempuan yang baru disahkan menjadi istri Dirga itu membulatkan mata dengan sempurna dengan wajah merah padam."Sayang, tenang. Mas, bisa jelaskan siapa dia dan apa yang kamu lakukan." Dirga berdiri dan menyingkirkan perempuan yang berada di atasnya tadi. Berjalan mendekati sang istri. Ketika akan memeluk, Hanum menepis tangan suaminya dengan cepat. Perempuan itu bahkan sampai mundur beberapa langkah, menghindari sang suami.Sedangkan di hadapan Hanum, perempuan yang berada di atas Dirga tadi malah tersenyum ramah. "Hai, kaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

94. Malu-malu Mau

Happy Reading*****Menatap sang adik ipar, Hanum tersenyum di tengah tangisannya. "Maafkan kakak, ya, Mela. Kakak nggak tahu kalau kamu banyak mengalami kesedihan. Harusnya, kakak nggak marah-marah apalagi cemburu kayak tadi." Makin lama, isakan bundanya Azri itu makin keras.Melati bingung bagaimana cara menenangkan sang kakak ipar. "Sudah, dong, Kak. Aku makin merasa bersalah kalau Kak Hanum nangis. Si Mas pasti nyalahin aku nanti."Ajaib, ketika Melati menyebut nama si Mas, Hanum langsung tersenyum. Meskipun isakannya belum mereda."Emangnya kamu sering kena marah Mas Dirga, Dik?""Sering banget bahkan kadang kena cubit sama jewer juga." Melati kembali ke sofa dan menyandarkan punggungnya. Teringat masa kecil ketika masih tinggal bersama lelaki itu.Dirga adalah sosok saudara yang akan selalu melindungi dirinya. Sangat berbeda dengan Aryan yang terkesan cuek. Entahlah, dia dulu belum mengerti permasalahan keluarga Lingga hingga kehadiran Dirga menghilang ditelan bumi dan Melati di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

95. Kaisar dan Melati

Happy Reading*****"Apaan, sih, Dik," ucap Kaisar setelah beberapa saat."Pertanyaanmu aneh, deh, Kak," sahut Melati. Hanum menatap keduanya. Entah mengapa, melihat kedua reaksi mereka. Bundanya Azri itu merasa ada yang disembunyikan. "Dih, nggak mau ngaku kalian. Awas saja kalau sampai yang aku katakan benar. Getok kepala kalian biar tahu rasa. Ngapain juga nggak ngaku. Malu atau bagaimana?""Udah dulu, ya, Dik. Abang harus keluar sekarang," alibi Kaisar demi menghindari pertanyaan Hanum selanjutnya."Hmm," gumam Hanum. Dia sendiri melihat Melati menjauh dari tempat duduknya. "Kalau nggak ada hubungan apa-apa, kenapa kalian saling menghindar, sih?"Pertanyaan Hanum, hanya mampu didengar oleh dirinya sendiri. Kaisar sudah memutus panggilan dan Melati keluar dari ruangan Dirga. Ibu satu anak itu menghela napas panjang. Lalu, berkata sendirian, "Awas saja. Aku bakalan tanya sama Mas Dirga ada hubungan apa antara keduanya."Jam sudah menunjukkan pukul enam sore saat Hanum, Dirga serta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

96. Khawatir

Happy Reading*****Berbalik arah karena tak ada jawaban dari sang adik ipar, Hanum bertanya, "Siapa yang telpon, Dik?""Anu ... itu, Kak," kata Melati gugup. Entah mengapa untuk menyebut nama Kaisar saja lidahnya terasa kelu."Aduh, adik ini. Anu ... anu apa coba. Kalau nggak mau angkat biarkan saja." Kembali melanjutkan langkah, Hanum tidak mempedulikan Melati lagi. Lagian, dia harus cepat-cepat mengganti popok Azri.Suara ponsel Hanum mulai mengusik ketenangan Melati. Nama yang tertera di layar sungguh membuatnya gugup setengah mati. Sudah dua kali tak terjawab, tetapi lelaki itu masih saja menelepon.Membalik ponsel hingga layarnya tertutup kaca meja, Melati berdiri dan meninggalkan ruang keluarga Lingga menuju meja makan. Dia siap bergabung dengan keluarga yang lain untuk makan malam."Kakak iparku mana, Mel?" tanya Dirga. Setengah isi piring sudah dia masukkan ke dalam perut."Ganti popoknya si embul, Mas." Melati mulai menaruh nasi dan juga lauk pauk pada piringnya."Kenapa sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

97. Doa untuk Aryan

Happy Reading*****Hanum menelan ludah dan berusaha menetralkan keterkejutannya tentang kondisi Aryan. Berusaha secepat mungkin mencari alasan supaya papa mertuanya tidak memikirkan si bungsu."Mas Aryan baik-baik saja. Saat ini, dia sedang berada di ruang dokter untuk scan kesehatan seluruh tubuh," jelas Hanum, "Kakak terkejut bukan karena apa, Dik. Cuma sedikit sedih saja. Mas Aryan harus menjalani perawatan kesehatan jauh dari keluarga.""Benar yang kamu katakan, Num. Aryan dan mamanya pasti membutuhkan kita sebagai keluarga. Bagaimana jika kita menyusul mereka ke sana?" "Nggak usah, Pa," jawab Hanum dengan cepat membuat Melati dan Lingga keheranan."Kenapa, Kak? Bukankah lebih baik jika kita mengunjungi Mas Aryan. Jika ada keluarga pasti semangat untuk sembuh itu akan naik," kata Melati. "Masalahnya, Papa belum pulih seratus persen, Dik. Bagaimana bisa kita terbang menyusul Mas Aryan dan Mama jika kondisi Papa seperti sekarang."Melati terdiam, apa yang diucapkan Hanum benar a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

98. Kehangatan Sebuah Keluarga

Happy Reading*****Suara Hanum terhenti oleh suara sang suami yang menginterupsinya. Dirga rupanya sudah berada di ambang pintu yang memisahkan ruang keluarga dan ruang tamu."Dirga dan Mama yang meminta Hanum untuk tidak menceritakan hal sebenarnya tentang Aryan. Demi kesehatan Papa sendiri adalah alasannya. Dirga tidak akan membuat salah satu keluarga yang sangat aku sayangi jatuh sakit lagi. Jangan salahkan Hanum, Pa," pinta Dirga. Tasnya dijatuhkan ke lantai, kedua tangannya menangkup di depan dada. Si sulung bahkan berjongkok di depan papanya. Mendung menyelimuti kedua kelopak matanya. Setelah menangkupkan kedua tangannya, Dirga memegang lutut sang Papa."Jangan sampai Papa jatuh sakit lagi. Dirga tidak sanggup melihatnya. Cukup Aryan yang kini berjuang dengan penyakitnya. Tidak dengan Papa. Dirga janji, setelah kesehatan Papa jauh lebih baik. Kita susul mereka." Mendongakkan kepala, air mata lelaki yang baru menikah itu jatuh.Lingga menatap pada putra sulungnya yang lahir be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

99. Kehangatan Keluarga 2

Happy Reading*****Tatapan Lingga mengarah pada putra sulungnya. Padahal Dirga sendiri yang memintanya untuk tidak memberikan kabar bahwa mereka sekeluarga akan menyusul Aryan ke luar negeri. Sekarang, malah lelaki itu keceplosan.Hanum dan Melati bahkan mendelik saat Dirga tanpa sengaja mengucapkan kalimatnya tadi. Sang pembuat onar, kini menaikkan jari telunjuk menunjuk huruf V yang berarti maaf."Mas Dirga memang gitu, Ma. Suka ngomong yang aneh-aneh. Jangan dengerin, deh," kata Hanum memecah ketegangan antara mereka semua."Mas Aryan harus segera sehat biar bisa main sama si embul. Dia sangat menggemaskan, lho," sahut Melati."Ma, udahan ya telponnya. Kita mau sarapan dulu. Mama sama Aryan jangan lupa sarapan. Jaga kesehatan karena Papa tidak bisa setiap saat mendampingi kalian," tambah Lingga. Air matanya bahkan hampir terjatuh ketika berkata."Tentu, Papa juga jaga kesehatan di sana. Jangan membantah apa yang dikatakan dokter atau yang lain biar Papa cepat pulih." Septi menye
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

100. Seputar Meilia

Happy Reading***** "Sayang, sebaiknya kamu, Papa dan Melati tetap di sini. Biarkan Mas yang menemani Mama," kata Dirga. Memberikan Azri dalam gendongan pada sang istri.Septi segera menyerahkan kunci mobil yang disewa selama berada di negara tersebut pada Dirga. "Cepat, Ga. Mama takut terjadi apa-apa pada Aryan. Badannya tiba-tiba panas dan dia sampai menggigil dan sekarang malah pingsan," jelas Septi ketika mobil sudah melaju ke rumah sakit."Selemah itu keadaan Aryan sekarang, Ma?"Septi menggerakkan kepalanya ke bawah. Keadaan Aryan memang sangat lemah setelah mengetahui bahwa kesehatan reproduksinya sulit untuk sembuh. "Kenapa dokter harus memberitahukan yang sebenarnya. Apakah tidak memikirkan efek mental pada pasiennya seperti yang terjadi pada Aryan." Dirga mengeram. Tangannya memukul stir kemudi."Aryan yang memintanya, Ga. Semula, dokter cuma menjelaskan pada Mama, tapi adikmu terus memaksa ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya. Luka yang belum sepenuhnya pulih saat kec
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status