Happy Reading*****Tampak sekali kemarahan pada Dirga, Lingga tidak pernah mendapati wajah putra sulungnya yang seperti itu. Bahkan ketika dulu, dia marah dengan keputusan bundanya supaya mengurus garment. Kali ini, kemarahan itu seperti terlihat berkali-kali lipat."Sebenarnya, kue itu punya siapa sampai Bapak tidak boleh mencicipinya."Diam beberapa saat, Dirga seperti menimbang-nimbang. Apakah akan menceritakan yang sebenarnya atau tidak dan keputusan terakhirnya adalah dia tidak akan bercerita masalah racun yang ada dalam kue tersebut."Buat Hanum, Pak. Masak buat calon menantu, Bapak mau incip." Seketika, raut muka Dirga berubah. Lingga maki mengerutkan kening."Bapak ambil satu saja masak tidak boleh, Ga. Tidak akan terlihat berkurang kalau cuma diambil satu," kata Lingga masih kekeh ingin mencicipi kue tersebut."Nanti, Dirga pesankan lagi. Jangan yang ini," kata Dirga. Lelaki itu kemudian kembali ke kursinya dengan membawa kue serta map penting tadi. "Oh, ya, Pak. Tamunya sud
Terakhir Diperbarui : 2023-07-12 Baca selengkapnya