Home / Romansa / Bukan Perawan Kegatalan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bukan Perawan Kegatalan: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

81. Wasiat

Happy Reading*****Di tengah kepanikan mereka semua, salah satu perawat keluar dari dan memanggil."Bapak Lingga sudah sadar. Pilih salah satu dari kalian jika ingin menjenguknya," kata sang perawat."Ibu saja," ucap Dirga."Iya, Mama saja. Papa pasti lebih membutuhkan Mama saat ini," tambah Aryan.Septi menganggukkan kepala. Di dampingi petugas kepolisian perempuan itu masuk ke ruang UGD di mana suaminya dan merawat. Melihat wajah pucat Lingga dengan bibir kebiruan, hati Septi mencelos. Sekian puluh tahun hidup bersama lelaki tersebut, baru kali ini dia melihat wajah menyedihkan suaminya.Lelaki yang biasanya selalu otoriter serta memaksa setiap keinginannya agar terpenuhi itu seperti mayat hidup saat ini. Septi menyentuh telapak tangan Lingga yang terbebas dari selang infus. Walau pergerakannya halus, tetapi si lelaki merasa terusik juga.Lingga mulai menggerak-gerakkan bola mata, tetapi masih enggan untuk membuka. Septi berhenti menyentuh dan menjauhkan tangannya."Ma, kenapa dile
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

82. Permintaan Maaf

Happy Reading*****"Num, tolong maafkan Bapak," kata Lingga cukup keras. Dirga memang sengaja me-loudspeaker panggilannya pada Hanum sehingga semua orang yang ada di sana mendengar percakapan mereka.Si sulung sungguh tidak tega melihat bapaknya bersedih seperti itu. Dirga juga heran kenapa Hanum bisa mengatakan hal yang demikian padahal sebelum keberangkatannya, perempuan itu sempat memintanya untuk memaafkan Lingga dan mencabut laporannya, tetapi mengapa sekarang berbeda."Pak, Dirga keluar dulu. Akan Dirga bujuk supaya dia mau ngomong sama Bapak," kata si sulung tanpa mengeluarkan suaranya, hanya gerak bibir saja yang terlihat jelas oleh Lingga.Si bapak menganggukkan kepala, Dirga pun keluar ruangan dengan membawa ponsel dan mematikan speakernya. Setelah berada di tempat yang cukup sepi tanpa lalu lalang pengunjung dan perawat. Lelaki itu, berkata pada sang kekasih. "Sayang, kamu kenapa sebenarnya? Bukankah kamu yang menyuruh Mas untuk memaafkan Bapak bahkan mencabut laporan di k
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

83. Hukuman

Happy Reading *****Dirga memasang muka sedih ketika adiknya mulai melotot. Kini, wajah Aryan sama persis seperti dulu ketika memandang si sulung yang diliputi kebencian. Menit selanjutnya ketika si adik mulai tidak tahan dengan wajah sedih si sulung, Aryan tertawa keras. "Wajahmu kenapa jadi terlihat sedih gitu, sih, Mas? Aku kan cuma bercanda saja. Lagian apa yang Mas Dirga omongin tadi bener, kok. Setelah sembuh nanti aku bakalan nikah dengan perempuan yang mencintaiku dan akan mencetak anak sebanyak mungkin. Jangan sampai kalah sama Mas," kata Aryan. Dia masih saja tersenyum lebar saat ini. Ide untuk menjahili saudaranya berhasil."Sialan kamu, Ar. Aku kira kamu marah dan membenciku lagi," aku Dirga yang merasa tidak enak sejak tadi. "Emang Mas Dirga mau aku membenci seperti dulu? Terus ngerebut Hanum dan Azri gitu?" Tatapan tajam, senyum seketika menghilang dari wajah Aryan."Langkahi dulu mayatku," sahut Dirga."Kalian itu, kalau ngomong yang baik-baik, dong. Kita baru saja m
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

84. Usaha Pembebasan

Happy Reading*****Pak Samsudin terjingkat kaget mendengar suara gebrakan meja di seberang sana. Dia memahami kemarahan Dirga. Oleh arena itulah, lelaki sahabat Rahmi itu menawarkan opsi pilihan. "Jika kamu yakin bahwa Lingga sudah berubah. Mungkin kita bisa mengupayakan lewat jalur belakang.""Maksudnya, Pak?"Samsudin sedikit tertawa ringan mendengar jawaban Dirga. Sulung Lingga itu memang tidak tahu yang dia maksud atau hanya berpura-pura tidak tahu. Bukankah dalam dunia bisnis dia sering meloloskan dan memudahkan pekerjaan dengan jalan yang disebutkan tadi."Jangan pura-pura kamu, Ga. Di negara kita hal semacam itu bukankah sudah biasa dilakukan. Kenapa masih bertanya maksud perkataanku tadi?"Tak ada jawaban dari Dirga, mungkin dia tengah berpikir saat ini dan Samsudin masih setia menunggu jawaban pria matang itu. Terdengar helaan napas dari di seberang sana sampai suara panggilan pada Samsudin memecah keheningan. "Lakukan saja, Pak. Masalah biaya Bapak sebutkan saja berapa yan
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

85. Hari Mengejutkan

Happy Reading*****Mendengar ancaman sang atasan, Tito mau tak mau bersedia menjenguk. Jelas lelaki paruh baya yang masih doyan daun muda itu ketakutan jika sampai Lingga membongkar pernikahan keduanya pada sang istri."Saya tidak bisa lama-lama berada di rumah sakit, Pak. Masih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan," kata asisten Lingga."Aku tahu kamu sudah tidak memiliki pekerjaan. Jangan mengada-ada. Sebentar lagi jika istri mudamu tahu bahwa kamu sudah dipecat, dia pasti membuangmu. Cepat datang kemari," bentak Lingga dan segera menutup panggilannya sebelum sang asisten menjawab.Lelaki yang masih terbaring di ranjang itu memberikan ponsel pada pemiliknya. "Jangan pernah berpikir negatif. Aku tahu isi kepalamu, Sur. Pasti kamu mengira bahwa aku belum berubah. Aku meminta Tito kemari, hanya untuk meminta maaf dan memberinya tugas.""Tugas apa? Melenyapkan nyawa orang lagi?" ucap Surya dengan senyum meremehkan."Jaga ucapanmu. Aku tidak licik seperti yang kamu pikirkan," pering
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

86. Permintaan

Happy Reading*****"Ayolah, Pak. Katakan apa yang terjadi pada Papa?" tanya Dirga sekali lagi pada Samsudin.Di samping Dirga, mata Septi mulai memerah dengan genangan air mata yang siap turun kapan pun tanpa diperintah. Membayangkan bahwa suaminya akan mengalami hal seperti yang dikatakan dokter semalam sudah membuatnya begitu takut. Kapan saja, nyawa Lingga dalam bahaya.Samsudin melirik rekan sesama pengacara, Surya juga terlihat panik saat ini. Apa yang mereka berdua sampaikan tadi sungguh di luar dugaan sama sekali. Lingga yang dulunya lelaki kuat dengan mental baja, mendadak ringkih."Kalian berdua ini kenapa sebenarnya? Di tanya tentang Papa malah saling menatap. Bikin jengkel saja," kata Aryan. Emosi mulai menguasai hatinya bahkan jari telunjuknya sangat tidak sopan dengan menunjuk kedua wajah pengacara yang ada di hadapannya."Ar, sabar," peringat Dirga, "mungkin saja cuma pemeriksaan rutin dari tim dokter.""Tidak mungkin pemeriksaan rutin, Mas. Kalau dokter visit tiap jam
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

87. Pernikahan Dadakan

Happy Reading*****"Jaga ucapanmu, Ar," ancam Dirga, "aku tidak mempermainkan hati siapa pun. Aku sangat mencintai Hanum melebihi nyawaku sendiri.""Lalu, kenapa Mas menolak permintaan Papa?" Kembali pertanyaan yang dikeluarkan Aryan penuh emosi."Ar, tenang," peringat Septi.Aryan mundur dan duduk di sofa ruang perawatan. Menghela napas dan memejamkan mata untuk menenangkan emosinya. Sungguh, ucapan Dirga tadi membangkitkan rasa sakit sekaligus cemburu. Dia yang sudah rela mengikhlaskan Hanum menikah dengan Dirga. Sekarang, lelaki itu malah menolak ketika sang Papa meminta supaya menikah."Dirga akan lebih bahagia ketika menikah nanti, keadaan Papa jauh lebih sehat. Lagian, Dirga tuh takut kalau ditolak Hanum. Hatinya, tidak bisa dipaksa," jelas si sulung mengemukakan keberatannya tadi. "Kamu belum mencoba, tapi sudah pesimis, Ga," sahut Septi. Lingga menatap putrinya, menganggukkan kepala seolah membenarkan apa yang dikatakan Septi. Dia kembali menatap Dirga dengan mata yang penu
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

88. Sah

Happy Reading*****"Kok, kaget gitu, sih, Ga?" kata Septi yang berada di belakang kursi roda suaminya.Beberapa orang sudah berkumpul di sana dengan pengacara papa serta keluarga sahabatnya. Dirga masih bingung melihat banyaknya orang yang ada di rumahnya.Dari arah dalam, Aryan menenteng jas warna hitam. "Sana ganti baju dan persiapkan dirimu untuk menjadi raja sehari," ucapnya."Jangan ngawur deh, Ar. Hanum saja baru ngabari kalau mau ke bandara." Dirga rupanya belum sadar jika yang menyapanya tadi Kaisar."Hmm. Coba lihat di sebelahmu dan yang membukakan pintu tadi. Masak tidak ingat siapa dia, Mas." Aryan mengarahkan matanya pada sosok Kaisar.Dirga pun menepuk kening dan mengucap istighfar. Padahal tadi, dia sudah akan bertanya pada sahabatnya itu. Namun, melihat banyaknya orang serta Aryan yang menyodorkan jas, Dirga menjadi sedikit oleng."Bisa dijelaskan, ini gimana maksudnya," tanya Dirga masih bingung."Banyak tanya kamu, Ga. Kami susah payah menyiapkan pernikahan ini untuk
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

89. Suami Istri

Happy Reading*****Menoleh ke sumber suara, Dirga menatap tidak suka pada perempuan yang berada di ambang pintu tersebut. "Siapa yang mengundangnya ke sini," tanyanya pada Aryan."Sepertinya tidak ada yang mengundang, Mas.""Lalu, kenapa dia bisa ada di sini?"Aryan mengangkat kedua bahunya disertai bibir sedikit mengejek. Dirga menatap istrinya yang menunduk malu akibat ciuman mendadak yang diberikan tadi. Tangan Dirga memegang dagu Hanum, dengan isyarat mata, dia seolah meminta ijin untuk mendekati perempuan yang tak lain adalah Meilia."Walau bagaimanapun, dia adalah tamu di pernikahan kita Mas. Jangan berbuat kasar, ya." Hanum sengaja mendekatkan bibir ke telinga sang suami membuat Dirga merinding."Siap, Sayang." Berjalan mendekat ke arah Meilia. Dirga membuka suara. "Ada apa kamu ke sini dan berteriak seperti tadi?"Sebelum Meilia membuka suaranya, para tamu undangan yang hanya beberapa orang itu dipersilakan menikmati hidangan oleh Septi dan Saras. Sehingga kini, hanya keluarg
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

90. Cerita Malam Pertama

Happy Reading*****Dirga berguling ke samping istrinya. Menarik selimut dengan cepat supaya tidak terlihat oleh orang yang masuk tersebut. Namun, beberapa detik menunggu, tidak ada pergerakan. Mengintip dari balik selimut, lelaki itu masih melihat pintu yang tertutup rapat.Hanum terpaksa membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. "Biarkan aku turun, Mas. Sepertinya, tadi suara Papa. Mungkin, Azri terbangun," kata Hanum. Kakinya sudah menapak di lantai. Tangannya juga mencari-cari baju yang dibuang secara acak oleh Dirga."Emangnya tidak ada simpenan? Biasanya ada, kan?" kata Dirga, seperti tidak rela jika kegiatan mengasyikkan tadi tertunda."Sudah, mungkin saja habis. Nggak lama, kok, Mas. Bentar, ya?" Hanum mengenakan seluruh pakaiannya. Dia juga menambahkan jaket. Mungkin, karena baju tidur yang dikenakan terlalu tipis.Dirga tersenyum melihat semua itu. Walau remang-remang, bayangan seksi tubuh istrinya masih terlihat dengan jelas. Ternyata, Hanum, hanya mengenakan baju tid
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status