Home / Romansa / Cinta Seorang Pengasuh / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Cinta Seorang Pengasuh : Chapter 81 - Chapter 90

262 Chapters

Teknik Merayu : Gagal Total!

“Apakah kamu pernah makan kuda laut?” Adimas sangat percaya diri saat mengatakannya. Ia juga telah merangkai jawaban yang akan dia berikan kepada Karina. Gadis itu pasti akan menjawab tidak pernah. Lalu, Adimas akan menjawab rasanya tidak enak, sama seperti saat Adimas berjauhan dengan Karina. Tidak enak. Sangat brilian, bukan? Adimas menunggu jawaban Karina dengan tidak sabar. Gadis itu menggeleng, sesuai harapan Adimas. “Memangnya, kuda laut bisa dimakan?” Karina justru bertanya. Seluruh tembok harapan Adimas seakan runtuh seketika. Karina berputar untuk memandang Adimas, tetapi tubuhnya masih berada dalam rangkulan pria itu. “Setahuku, kuda laut terlalu sedikit dagingnya dan banyak tulangnya sehingga tidak bisa dimakan.” “....” Adimas kehabisan kata-kata. Pria itu berkedip dua kali, dalam hati mengerang. Gagal!Namun, Adimas tidak menyerah semudah itu. Kegagalan itu justru memicu otaknya untuk bergerak lebih keras. Dia kembali memutar pinggang Karina ke arah jendela.
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Aku Akan Mengajarimu (18+)

Semakin dalam, semakin hangat, semakin Adimas jatuh dalam sensasi manis yang ditawarkan bibir Karina. Bibirnya seperti candu. Membuat Adimas enggan untuk berhenti. Malah, ia terus melumat dan melumatnya hingga tidak bisa menahan diri dan justru menghisapnya dengan cukup kuat. Adimas mengecup sudut bibir Karina dan menimbulkan suara kecupan basah yang cukup kencang sebelum menjauhkan wajahnya. Pipi Karina sudah memerah dan bibirnya basah mengkilat karena perbuatan Adimas. Pria itu tersenyum dengan napas memburu. Perlahan, tangannya terangkat untuk mengusap lembut pipi Karina. Sentuhan lembut itu seakan membuat sekujur tubuh Karina meremang. “Aku akan melakukannya hari ini.” Adimas memberitahu. Suaranya terdengar berbeda. Kali ini, terdengar serak sekaligus serius, tetapi juga lembut. “Tapi, aku tidak tahu caranya.” Karina mendongak untuk menatap Adimas. Dia sedikit terkejut mendapati iris Adimas benar-benar sudah tertutupi kabut gairah. Sebaliknya, Adimas tersenyum menatap waja
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Pengantar Paket yang Miskin!

Masih ada sisa waktu satu hari sebelum keduanya kembali, dan Adimas memanfaatkannya untuk menikmati keindahan pantai bersama Karina. Keduanya baru saja kembali dari berjalan-jalan sore. Adimas tengah mengobrol dengan resepsionis untuk membicarakan kebutuhannya saat suara seorang pria terdengar. “Karina?” Karina dan Adimas kompak menoleh. Tenggorokan Karina seakan langsung tercekat saat melihat sosok David di hadapannya. Ya, David. Karina jelas masih mengingatnya. Dia adalah mantan Karina yang sempat membuat keadaannya menjadi lebih buruk. “D—David ….” “Adimas?” Seorang wanita berjalan dari belakang David dan ikut terkejut melihat mereka. Dia, tentu saja, adalah Kamala, mantan Adimas. “Kamala.” Suara Adimas terdengar kaku. “Apa yang kalian lakukan di sini?” Kamala yang pertama bertanya. Dia memindai pasangan itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kebetulan, Adimas sedang tidak mengenakan setelan kerjanya dan hanya mengenakan kaus biasa dan celana panjang yang nyaman dipakai
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Orang Gila Bertahtakan Perhiasan

Keduanya hampir tiba di kamar hotel saat tiba-tiba Karina berhenti. “Ah, ada yang terlupa, Mas. Aku akan kembali ke meja resepsionis dahulu. Kita kekurangan tas untuk membawa barang-barang,” ucap gadis itu. Sejak awal, keduanya mendatangi resepsionis untuk meminta tas tenteng, tetapi Adimas menyebutkan kebutuhannya yang lain dan mereka justru sama-sama lupa akan tujuan utama mereka ke sana. Adimas mengangguk dan bersiap memutar tujuan utama mereka. “Biar aku temani,” katanya. Namun, Karina menggelengkan kepala. “Mas bukannya ada meeting lagi? Biar aku saja yang mengambilnya.” Adimas melirik arlojinya dan mengembuskan napas panjang. Ia memang ada meeting melalui daring bersama salah satu divisi di perusahaannya dan itu akan berlangsung dalam dua puluh menit lagi. Pria tampan itu melirik ke arah Karina dengan sorot tidak ikhlas. “Kau yakin akan baik-baik saja?” tanyanya. Mumpung pria itu tengah berlibur, Adimas ingin menemani Karina ke mana pun gadis itu pergi. Menempel erat se
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Bucin Maksimal!

Tiga minggu kemudian …. Meski telah melakukan ritual yang disebut dengan 'membuat anak', tetapi Karina tidak kunjung mendapati tanda-tanda yang menunjukkan bahwa wanita itu akan segera hamil. Dari hari ke hari, tidak ada perubahan pada dirinya. Karina tidak merasa mual atau sensitif. Dia bersikap biasa saja seolah tidak ada hal yang terjadi. “Jus ini bagus untuk kewanitaan. Rahimmu akan menjadi lebih kuat,” ujar Ilona pada suatu pagi. Ketiganya tengah duduk dan sarapan bersama. Dirga tidak ada, sebab pria itu belum kembali dari perjalanan bisnisnya di Kuala Lumpur. Ilona sempat mengikuti Dirga ke sana, tetapi kembali tadi malam, sementara Dirga baru akan pulang siang ini. Karina menatap pada ramuan yang berwarna seperti teh itu. Ia yakin Ilona mendapatkannya di sana. Wanita itu memang menjadi sosok yang sangat menantikan kehadiran janin di rahim Karina. Dia sering memberikan Karina ramuan ataupun makanan yang konon katanya bisa membuat Karina cepat mendapatkannya. Karina mengan
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Calon Adimas Junior

Enam bulan kemudian ….Rapat yang diadakan sejak pagi itu telah berlangsung selama hampir empat jam. Adimas yang menjadi pemimpin rapat perusahaan itu menyimak dengan saksama. Tanpa mengantuk, pria itu mengkritisi segala ide dan terobosan yang kelak akan mereka jadikan sebagai landasan kerja ke depan. Kini, Adimas tengah menyimak presentasi dari salah satu tim, akan tetapi perhatiannya langsung teralihkan oleh sebuah notifikasi dari Karina. Adimas bisa langsung mengetahuinya, sebab ia memodifikasi dering khusus untuk pesan dari istrinya itu. “Hari ini Ibu mengajak ke salon, jadi aku sekaligus potong rambut.” Begitu bunyi pesan yang dikirimkan oleh sang istri. …. sesaat, Adimas tidak bereaksi hingga tiba-tiba pria itu berseru. “Potong rambut?!” sergahnya. Adimas tanpa sadar mengeluarkan komentar itu hingga pria yang tengah presentasi berhenti. Bahkan, seluruh anggota rapat kini menoleh ke arah pimpinan mereka. “Ada apa, Tuan?” Jade yang berani bertanya. Adimas mengangkat pandan
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Mark Baradean Nelson

Tiga bulan kemudian ….“Salah semuanya!” Adimas menghardik seraya menaruh berkas di tangannya dengan kasar.Lima orang yang menghadap ke arahnya seketika bergidik ngeri dan menundukkan kepalanya dengan segan. Beberapa saat lalu, mereka berlima dipanggil ke ruangan Adimas. Biasanya, Adimas hanya memanggil orang yang ia butuhkan. Hanya ada satu kemungkinan apabila mereka dipanggil bersama-sama. Ya, akan ada evaluasi besar-besaran. “Produk akan luncur dalam dua minggu, tetapi persiapan pemasaran dan iklan masih sangat mentah. Setidaknya, iklan harus mulai dibuat tiga minggu sebelum produk luncur. Sekarang, bagaimana kalian akan bertanggung jawab?!” sergah Adimas. Matanya menatap dengan nyalang dan rahangnya mengeras saat memandang ke arah mereka satu per satu. Jade yang berdiri di sisi kelimanya pun ikut memejamkan mata. Sebenarnya, Adimas adalah bos yang baik dan ramah. Namun, jika kesalahannya sudah fatal seperti ini, Adimas tidak akan tanggung-tanggung dalam memarahi mereka. Bahkan
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Menyusui Calon CEO

Kata orang, memiliki anak hanya senang dan lucu pada masa awal-awal kelahiran. Setelah lewat dari itu, maka akan jauh lebih banyak repotnya. Awalnya, Adimas tidak memercayai hal itu. Namun, belakangan ini Mark menjadi lebih sering rewel dan hal itu benar-benar mengganggu konsentrasinya. Ia memang memiliki banyak pelayan di rumahnya. Namun, Adimas dan Karina telah sepakat bahwa mereka akan memberikan ASI eksklusif kepada Mark sehingga itu tetap lebih banyak melibatkan mereka daripada para pelayan. Hingga hari ini, wajah Adimas terlihat lebih gelap dan lesu setibanya pria itu di kantor. “Anda terlihat lelah, Tuan.” Jade berkomentar. Wajahnya terlihat bersih dan segar. Kontras dengan Adimas yang nyaris terlihat seperti zombie. Pria itu mengangguk. “Ya, Mark terbangun lagi pagi ini dan sedikit sulit untuk disusui,” jawabnya, kemudian langsung membuka berkas pertamanya hari ini. Tidak memedulikan staminanya yang terlihat kurang baik hari ini. “Apakah Anda ingin beristirahat sejenak?”
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Kabar Buruk Itu Datang

Satu tahun kemudian …. “Papa papa pa ….” Adimas sudah rapi dalam balutan setelan kerjanya dan tengah bersiap untuk menyantap sarapannya saat mendengar ocehan bayi itu. Karina datang dan menggendong Mark yang usianya sudah setahun lebih dua bulan. Kini, tubuhnya sudah berat dan sudah rajin mengocehkan nama mama papanya. Adimas langsung mengulas senyum hangat. “Mark sudah bangun?” Dia menyapa sang putra. “Aku tidak sengaja menjatuhkan barang dan dia ikut terbangun,” ucap Karina. Beberapa saat lalu, ia memang pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu dan tahu-tahu justru membawa Mark saat kembali. “Sini sama Papa,” ucap Adimas. Dia mengulurkan tangannya dan menyambut tubuh putranya yang sudah jauh lebih berat itu. “Papa papa ….” Mark kembali mengocehkan nama panggilan pria itu. “Iya, Papa di sini,” jawab Adimas, kemudian melabuhkan satu kecupan pada pipi bayi itu. Alih-alih menjadi semakin stabil, Mark justru menjadi semakin rusuh seiring usianya bertambah. Bayi itu juga sudah bis
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Seorang Pengganti

Tubuh Adimas benar-benar terasa remuk begitu pria itu tiba di rumah. Keadaan tampak sunyi di ruang tamu sehingga Adimas menerka jika sang istri tengah berada di kamar. Hingga begitu ia membuka pintu kamarnya, kakinya langsung menginjak mainan Mark. Kamarnya tampak sangat berantakan oleh barang-barang sang putra dan kekacauan itu membuat emosi Adimas kembali tersulut. Ia mengembuskan napas panjang untuk menetralisir emosinya. “Maaf, aku belum sempat membereskannya,” ucap Karina. Wanita itu sudah mandi, tetapi tampak berantakan, persis seperti keadaan kamar mereka. “Aku akan memanggil orang untuk membereskannya,” ucap pria itu seraya berjalan masuk. Ia mengabaikan kekacauan di sekitarnya yang dapat menambah beban pikiran. “Mana Mark?” “Baru saja tertidur di boks bayi,” jawab Karina sembari merapikan kekacauan di sekitarnya. Ia telah berusaha membiarkannya tetap rapi. Akan tetapi, Mark telah menjadi semakin aktif hingga tahu-tahu kamarnya menjadi seperti kapal pecah. Karina he
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
27
DMCA.com Protection Status