Home / Romansa / Cinta Seorang Pengasuh / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta Seorang Pengasuh : Chapter 61 - Chapter 70

262 Chapters

Menjemput Tuan Putri

“Kau sudah mencari informasi tentang orang bernama Evan yang disebutkan Markus?”Itu pertanyaan pertama yang Adimas lontarkan setelah keduanya tiba di kantor. Kali ini bukan laporan atau jadwal yang Adimas perhatikan. Sudah beberapa hari pikirannya terfokus pada permasalahan di depan mata. Beruntung, Benny telah mengetahui seluk-beluk perusahaan sehingga dapat diandalkan kala pikiran Adimas sedang tidak fokus. Adimas berutang banyak pada pria itu. “Sudah, Tuan. Dia memang benar meninggal dua tahun lalu karena serangan jantung.” Langkah Adimas terhenti saat itu juga. Dia mengabaikan lalu lalang ramai di kantornya dan terdiam di tempat. Itu artinya informasi yang diberikan Markus benar. Akan tetapi, mengapa Adimas merasa ada yang mengganjal? Seluruh susunan puzzle ini tidak tepat. Firasatnya kuat berpikir bahwa salah satu dari anggota keluarga Covey pasti turut berperan besar dalam hal ini. Namun, mengapa justru orang asing yang menjadi perantara mereka?“Tapi, ada yang aneh, Tuan
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Menyerahkan Diri

Karina membelalak dan terperanjat kaget melihat sosok yang amat ia takuti itu. Tubuhnya seakan membeku seketika dan batinnya dipenuhi kenangan akan kekejaman Brixton. Ditambah seringai di wajah pria itu yang membuat jantung Karina berdegup cepat. Jika bisa, ia ingin melarikan diri sekarang juga. Namun, kakinya tidak bisa digerakkan seakan tertanam ke permukaan. Seolah bisa menyadari bahaya yang datang, sopirnya yang bernama Garry itu melangkah maju dan memasang badan di hadapan Karina untuk menghadapi pria itu. “Siapa kau?” Dia bertanya dengan nada posesif. “Ck, anak buah Adimas selalu saja merepotkan,” tukas Brixton dengan tidak senang. Jawaban itu seakan menjadi alarm bagi Garry. Dia tidak mengenalnya, tetapi bisa langsung menyadari ancaman yang menguar dari auranya. Tidak heran Karina langsung diam seribu bahasa. “Maksudmu, Adimas yang di sana?” Garry bertanya seraya menunjuk pada salah satu sudut. Brixton mengernyit. Menurut sepengetahuannya, Adimas seharusnya berada di kan
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Adimas Hilang Kendali

Beberapa saat yang lalu …. Setelah mengantarkan Karina menuju lift, Adimas kembali ke ruangan kantornya. Namun, langkah pria itu tiba-tiba berhenti setelah ia melewati ambang pintu. Jantungnya tiba-tiba terasa sakit dan benaknya dipenuhi firasat tidak enak. Senyum cerah yang ditunjukkan Karina kembali terbesit di kepalanya. Mengapa tiba-tiba ia menjadi seperti ini? Mungkinkah … suatu hal yang buruk terjadi pada gadis itu? Benny menyadari kejanggalan tersebut dan berinisiatif mendekati Adimas. “Ada apa, Tuan?” Adimas menggeleng. Wajahnya terlihat gusar dan cemas. “Mengapa tiba-tiba aku kembali teringat Karina?” Benny bisa mengerti. Situasi belakangan ini memang sedikit kacau. Terlebih setelah kedatangan Brixton yang terang-terangan menantang Adimas. Pria yang amat protektif terhadap istrinya itu jelas akan mudah menjadi khawatir. “Jangan khawatir, Tuan. Garry bersamanya. Nyonya akan baik-baik saja–” Perkataan Benny terhenti saat terdengar gaduh derap langkah yang datang denga
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Takut Kehilanganmu

Benny masih berusaha menahan desakan dari Adimas. Jika ia membiarkannya, ia tahu Adimas benar-benar akan menyerang hingga Brixton sekarat. Hal itu akan jauh merugikan mereka. “Serahkan dia pada kami! Lebih baik Anda membawa Karina sekarang juga!” Benny bersuara dengan sedikit membentak. Ya, telinga Adimas seakan ikut tertutup oleh amarah yang meluap hingga Benny sampai harus sedikit membentak majikannya itu. Namun, nama Karina dengan cepat memulihkan kesadaran Adimas. Tubuhnya yang semula tegang menjadi lebih tenang dan sorot membunuh mulai menghilang dari matanya. “Pastikan kalian memberi balasan setimpal untuk bajingan ini!” sergah Adimas, kemudian berjalan pergi meninggalkan Brixton. Adimas menoleh dan gadis itu terlihat semakin lemah dan lemah. Tubuh Karina limbung dan tepat sebelum gadis itu jatuh membentur aspal, Adimas segera menangkap tubuhnya. “Karina! Sadarlah!” Adimas memanggil-manggil. Namun, mata gadis itu masih terus terpejam. Tangannya yang terkulai lemah membuat
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Pelaku Yang Sebenarnya

“Mau ke mana, Bu?” Fero bertanya saat melihat sang ibu tampak lebih rapi daripada biasanya. Hari sudah sore, bahkan menjelang malam, tetapi terlihat jelas Siska tengah bersiap untuk keluar. Siska terlihat terkejut dengan keberadaan sang putra yang kini duduk di sofa. Wajah Fero terlihat sembab. Semenjak bercerai, Fero memang ikut dengan Siska dan tinggal di rumah besar milik orang tua Siska. “Kau sudah bangun. Ibu mau menjenguk Karina di rumah sakit. Katanya, dia tidak sengaja terjatuh dan terluka.” Fero memejamkan mata. Tangannya terangkat untuk menyentuh sisi pelipisnya. Kepalanya terasa amat berat. Tadi malam, ia bermain kartu bersama temannya hingga pagi. Walau pening, ia bisa mendengar jawaban sang ibu dengan amat jelas dan Fero sedikit mendengkus. “Gadis itu masih saja gila. Kukira, dia akan lebih baik setelah tinggal dengan pria itu. Orang gila memang akan tetap gila,” gumamnya dengan dingin. Tubuh pria itu sedikit terlonjak saat mendapati pukulan dari sang ibu tepat di
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Menghancurkan Perlahan-lahan

Suasana yang semula penuh oleh kehangatan keluarga, seketika berubah tegang setelah kedatangan Adimas. Pakaian pria itu tampak compang-camping dan tatapannya menatap lurus kepada Siska. “Di … rumah.” Siska menjawab gugup. “Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan Fero, Adimas?” Ilona bertanya. Semenjak perceraian Siska, kedua ibu mertua itu telah menjadi lebih akrab. Jelas ia merasa aneh dan tidak terima andai Adimas bersikap sedemikian dingin kepada wanita itu. Adimas berkedip dan ketegangan menghilang dari wajahnya. Ia memandang semua orang satu per satu. Mereka tengah menatap ke arah Adimas dengan aneh. Seolah ia baru saja kerasukan hantu. Pria itu berdeham. “Bukan apa-apa. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Dia juga tidak hadir di sidang waktu itu,” kilahnya. “Daripada memedulikan orang lain, coba lihat dirimu. Kemejamu sangat lusuh dan kotor. Ibu sudah membawakan baju ganti. Lebih baik kamu mandi sekarang.” Ilona memerintah. Ia tidak habis pikir dengan penampilan Adimas yang
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

Sama-sama Membalas Dendam

“Akhh …. Sakit, Bu!” Fero meringis saat sang ibu tengah mengganti perban yang melilit telapak tangannya. Ya, setelah kejadian malam itu, Fero pergi ke rumah sakit dan dokter mendiagnosa tulang telapak tangannya mengalami keretakan. Tidak hanya satu, tetapi tiga sekaligus hingga harus diperban dan di-gips. “Tahan,” Siska bersuara, “Lagi pula, bagaimana ceritanya tanganmu bisa jadi seperti ini?” Kruk Tiba-tiba bunyi itu kembali mengiang di kepala Fero. Bunyi yang terdengar saat Adimas meremukkan telapak tangannya begitu saja. Rasa sakitnya begitu hebat hingga sekujur tubuh Fero merinding saat mendengarnya. Rahangnya menjadi tegang. Mengingat kejadian itu kembali membuat Fero merasa geram. “Siapa yang melakukannya padamu?” Siska bertanya lagi. “Pria yang berengsek,” jawab Fero. Ia tahu hubungan Siska dengan Adimas telah membaik. Jika Fero bilang ini karena perseteruannya dengan Adimas, Siska akan menggali informasi dan situasinya akan menjadi lebih runyam. “Kau harus menuntutnya
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Lebih Baik Dipenjara

Fero pulang tengah malam sebagaimana biasanya. Umumnya, keadaan rumah sudah sepi saat pria itu tiba, sebab Bernard, pria tua itu, selalu tidur pukul sepuluh. Namun, kali ini, seorang pelayan langsung berlari tergopoh-gopoh menghampirinya. “Dari mana saja Anda, Tuan Muda? Tuan Bernard mencari Anda sejak tadi,” ucap pelayan itu dengan setengah panik. Fero memicingkan mata saat kepalanya terasa sedikit pening. Selalu seperti ini setiap kali ia minum di kelab. Ia berharap akan langsung merebahkan dirinya di ranjang. Dengan enggan, dia menyeret kakinya menuju kamar sang kakek. “Apakah Kakek mencariku?” Fero bertanya seraya berjalan masuk. Di dalam, sudah ada Siska yang duduk sambil menundukkan kepala dan Bernard yang duduk di kursi rodanya. Pria lemah dan tua renta itu terlihat marah. “Apakah kau yang menggunakan uang di rekeningku?” Bernard langsung bertanya. Suaranya terdengar geram. “Sudah kubilang aku yang menggunakannya, Ayah!” Siska menyela seraya berdiri, berusaha membela sa
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Luka Di Tubuh Karina

Setelah hampir menyentuh angka satu minggu, akhirnya Brixton bisa menghirup udara segar di luar Vila milik Adimas. Ya, Adimas memutuskan untuk melepaskan Brixton tepat setelah dia menunaikan tugas terakhirnya. Hari sudah malam dan Brixton menaiki mobil yang disediakan Adimas. Seperti tahanan, terdapat dua orang berbadan tegap yang mengapit Brixton. Di pangkuannya, terdapat dua buah koper hitam yang akan menjadi amunisi misi terakhir Brixton. Mobil mereka berhenti di depan bangun kelab malam yang tampak gemerlap. “Ingat, jika kau berani mengatakan apa yang tidak Tuan Adimas katakan, maka kami akan memotong lidahmu!” ucap seorang pria yang duduk di sisi pengemudi. Dia adalah kepala keamanan utusan Adimas. Brixton tidak menjawab, tetapi menatap belakang kepalanya dengan penuh dendam. Berani-beraninya pria serendah dia mengancam Brixton. Brixton berjanji begitu ia keluar, ia akan langsung membalas pria ini. “Tidak menjawab?” Kepala keamanan itu berkata lagi. “Baik …,” jawab Brixton
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more

Wanita Tak Tersentuh

Sudah hampir sepuluh menit Adimas duduk menatap keluar jendela mobilnya. Pandangannya terpusat pada restoran Markus yang sudah tutup. Persis seperti seorang tentara yang memantau lokasi sebelum mengirim bom, pagi ini, Adimas menyempatkan diri untuk melewati jalan ini hanya demi melihatnya. Restoran itu buka siang hingga malam dan Adimas bisa melihat sisa-sisa keramaian kemarin. Namun, perhatiannya tidak tertuju pada restoran itu, melainkan pada seorang wanita yang duduk memangku bayi yang sedang dijemur. “Istrinya sudah melahirkan sejak dua hari yang lalu, Tuan.” Jade yang duduk di kursi pengemudi memberitahu. Wajah Adimas menjadi meragu. Mengapa harus sekarang? Saat tekadnya memuncak untuk membalaskan dendam, justru muncul malaikat tak bersalah itu. “Bagaimana? Apakah Anda mau mampir?” Jade bertanya lagi. Sudah hampir lima belas menit mereka di sini dan Adimas tidak keluar mobil ataupun meminta mereka untuk lanjut berjalan. Pria itu menggelengkan kepala. “Jalan saja,” titahnya.
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more
PREV
1
...
56789
...
27
DMCA.com Protection Status