Home / Romansa / Cinta Seorang Pengasuh / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Cinta Seorang Pengasuh : Chapter 71 - Chapter 80

262 Chapters

Tubuhmu Hangat

Tubuh Karina seakan mematung mendengarnya. Kini, Adimas duduk di pinggir ranjang dan memandang ke arahnya sembari tersenyum. Garis rahangnya melengkung sempurna. Pada saat marah, garis itu bisa terlihat sangat mengintimidasi.Detik demi detik, pada akhirnya Karina mulai berjalan mendekat. Semakin sedikit jarak di antara mereka, semakin jantungnya berdegup cepat. Hingga pada akhirnya Karina mengambil tempat duduk di sisi Adimas dengan canggung. Adimas melirik ke arahnya dan terkekeh pelan. Tangan kekar yang dilapisi jas itu merangkul tubuh Karina dan dengan cepat mengangkatnya ke pangkuannya. “Di sini duduknya,” ucap pria itu. Kepala Karina seketika tertunduk. Ia selalu senang menggoda Adimas, tetapi jika pria itu benar-benar terpancing, dia bisa menjadi lebih bahaya dan membuat Karina terhenyak. Kali ini, Karina tidak berkutik dan Adimas mengarahkan tangannya untuk melingkar di lehernya. wajah pria itu terlihat sedikit pucat. “Oh, badan Mas hangat. Mas sakit?” Karina mengangkat
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Karma Untuk Fero

Fero tidak pernah membayangkan dia justru akan berakhir menjadi pelayan di hotel milik ayahnya dahulu. Hal itu bagai mimpi buruk baginya. Harga dirinya seolah terinjak-injak saat berhadapan dengan pelayan lain yang dahulu pernah mendapat perlakuan semena-mena darinya. Kini, Fero justru menjadi bawahan mereka. Ia merasa lebih rendah dari keset yang biasa diinjak-injak. “Hei, apa yang kau lakukan! Cepat datang dan bawakan barang ini ke kamar tamu!” Salah seorang pelayan senior di hotel itu membentak Fero yang melamun.Pria itu langsung berkedip dan bergegas menghampirinya. “Nomor berapa?” Fero bertanya seraya membawakan handuk dan peralatan mandi.“204!” jawab pria itu dengan wajah masam. Dia telah memanggil Fero berulang kali, tetapi Fero tidak menjawab karena terlalu larut dalam lamunan. Ini adalah hari pertama Fero bekerja, dan pria itu lebih banyak melamun daripada menyelesaikan pekerjaannya. Dengan enggan, Fero mengambil nampan itu dan membawanya naik. Dia menunggu di depan li
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Firasat Seorang Suami

“Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di hotel, Tuan, sementara Brixton telah dipenjara dan sedang menunggu hasil persidangan.” Seorang pria kepercayaan sekaligus tangan kanan Juna melapor kepada bosnya itu. Keduanya tengah berada di taman pemakaman. Juna berdiri di depan sebuah makam yang penuh dihiasi bunga. Sudah hampir dua puluh menit pandangan pria itu terpusat pada makam itu. “Siapa yang melakukan semua itu?” Juna bertanya, sementara pandangannya masih menatap lurus pada makam seolah itu bisa membangkitkan tubuh yang terkubur di sana. Di atas nisan yang berkilat tertulis nama Cassie Adine Diandra. Wanita yang kerap dipanggil Cassie itu meninggal pada usia dua puluh dua dan hari ini tepat peringatan kematiannya. “Adimas, Tuan.” Pria di sisi Juna menjawab. Sudut bibir Juna tertarik ke samping membentuk seringai. Jadi, Adimas mencoba membalaskan dendam sang istri dengan memberi pelajaran kepada kedua pria itu? Adimas tidak sadar jika istrinya pun turut berdosa. Karina telah
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Hati Untuk Karina

Pikiran Juna masih tertuju kepada Karina meski gadis itu telah meninggalkan kediamannya. Rupanya, Karina bukan Pelaku atas kematian adiknya. Sebaliknya, Karina adalah sosok yang berusaha menyelamatkan Cassie. Dan, Juna hampir mencelakainya. Pria itu memijat sisi pelipisnya dan mengembuskan napas panjang. Perhatiannya kemudian teralihkan pada sebuah buku milik Karina yang terletak di atas meja. Sejak beberapa bulan lalu, Juna memang menganjurkan untuk membawa buku catatan sebagai bentuk perkembangan diri Karina. Tampaknya, gadis itu terlupa untuk memasukkannya ke dalam tas. Juna mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubunginya. Tuuut TuuutTuuut Aneh. Tidak biasanya gadis itu sulit untuk dihubungi. Terlebih, Karina baru pulang beberapa saat lalu. Seharusnya gadis itu masih dalam perjalanan. “Halo?” Panggilan berhasil terhubung. Namun, alih-alih Karina, Juna justru mendengar suara Adimas yang terdengar lemah. “Ada barang Karina yang tertinggal. Bisakah aku bicara dengannya?” Juna
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Kesempatan Terakhir

Fero terperanjat kaget. Dia tengah bekerja saat tahu-tahu beberapa orang mendatanginya dan membawanya pergi. Katanya, mereka adalah anak buah Adimas dan tiba-tiba Fero dibawa ke rumah sakit. Di sana, ada Adimas yang terlihat cemas dan Karina yang tampak amat pucat. Tidak hanya itu, ada juga ibu Adimas dan seorang pria yang tidak ia ketahui. Juna langsung mengernyit da memicingkan mata melihat kedatangan Fero. Ia memang pernah mengutus orang untuk menyelidikinya, tetapi belum pernah bertemu Fero secara langsung. Dalam sekali lihat, ia bisa menerka jika Fero adalah orang yang kasar. “Coba cek kondisinya, Dok,” ucap Adimas kepada seorang dokter yang berdiri di sana. Pria itu berjalan maju dan tahu-tahu Fero membatasi dirinya dengan protektif. “Tunggu, apa-apaan ini?” Dia bertanya. Ya. Fero tidak tahu apa pun dan tahu-tahu sudah langsung dibawa kemari. Ditambah, wajah Adimas terlihat amat mencurigakan dan Fero tidak bisa mempercayainya. ”Karina membutuhkan seorang donor untuk trans
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Ancaman Adimas

Mobil yang dikendarai Jade itu melaju cepat di jalan raya. Sepanjang perjalanan, Adimas tidak berhenti menghentakkan kakinya dengan tak sabar. “Lebih cepat, Jade!” Dia memerintah. “Ini sudah di ambang batas kecepatan, Tuan. Kita akan tertangkap jika melebihi ini.” Jade menjawab sementara matanya fokus menatap jalan di depan. Ia hampir kesulitan untuk bernapas karena dituntut untuk mengemudi dengan fokus yang tinggi. Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, mobil Adimas sudah tiba di pelataran restoran. Kebetulan, Markus tengah berada di luar. Dia melihat mobil Adimas yang tiba dan langsung beranjak ke dalam. Pria itu juga menutup semua pintu dan jendela seperti orang ketakutan. Adimas mengetuknya berulang kali dengan nada mendesak. “Buka pintunya, Markus!” sergah pria itu. Jade terengah-engah di belakang Adimas. “Aku melihatmu, Markus. Cepat buka pintu ini!” desak Adimas. Dari sudut dalam, terlihat Markus yang berusaha menahan pintu depan restoran itu dengan tubuhnya. Ia mend
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Beruntung Memilikimu

“Bagaimana jika hati Ayah juga tidak cocok Mas?” Karina bertanya. Kini, keduanya tengah berjalan-jalan sore di sekitar halaman rumah sakit. Karina hampir tidak menyangka saat Adimas benar-benar membawa Markus. Terlebih, pakaiannya terlihat basah, membuat Karina berandai-andai apa yang terjadi di antara mereka. Yang jelas, Adimas benar-benar berhasil membuat sang ayah setuju untuk melakukannya. Beberapa saat lalu, Markus telah diambil darahnya untuk dicek dan seluruh kesehatan tubuh serta riwayat penyakitnya pun ikut dicek. Kini, hanya tinggal menunggu hasil. Tidak tahan oleh suasana yang kelabu, pada akhirnya Adimas mengajak Karina untuk berjalan-jalan sembari mencari udara segar. Meski kamar rawat inap Karina adalah golongan VVIP, pasti suntuk terus-menerus di atas ranjang. Beruntung, rumah sakit itu memang memiliki halaman yang cukup luas dan asri. Sambil bergandengan tangan, keduanya terus berjalan beriringan meski terlihat amat kontras antara Karina yang pucat dan mengenakan b
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Balasan Untukmu

Karina mengerjap-ngerjap dan menyadari bahwa pria yang berdiri di sisinya bukanlah Adimas. Itu adalah Juna. Wajah Juna menjadi terkejut. Ia membelalakkan mata dan memandang tidak percaya pada Karina yang telah membuka matanya. “Kau sudah siuman? Bagaimana keadaanmu?” Juna langsung bertanya layaknya seorang dokter sekaligus keluarga. Karina tersenyum. Matanya yang sedikit sayu terlihat menyipit saat bibirnya terangkat membentuk sabit. “Aku … merasa sedikit kembung,” jawabnya. Juna terkekeh pelan dan menatapnya dengan lembut. “Itu wajar,” katanya, “Itu karena kamu baru saja menjalani operasi abdomen yang cukup besar.” Karina tersenyum. Setelah selama berjam-jam ia tidak bisa merasakan seluruh tubuhnya, kini tubuhnya terasa sangat berbeda. Tangannya terasa berat hanya untuk sekadar mengangkat jarinya. Tanpa memindahkan kepalanya, bola mata Karina melirik ke kanan kiri. “Di mana yang lain?” Karina berharap Adimas adalah orang pertama yang ia lihat, tetapi ternyata itu adalah Ju
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Tak Bisa Dimiliki

Sudah hampir empat hari Karina di rumah sakit. Setelah menjalani operasi yang cukup besar itu, ia masih dalam pengawasan intensif. Beruntung, hasil pengecekannya selalu bagus dari hari ke hari. Karina masih tinggal di rumah sakit, tetapi bisa bergerak bebas dan beraktivitas tanpa merasa kelelahan. Sore itu, Karina tengah mencoba merajut bersama Ilona untuk mengisi waktu luang dan pintu terbuka. Menunjukkan Adimas yang baru saja pulang dari kantornya. Ya, sementara Ilona sering bolak-balik ke rumah dan rumah sakit, Adimas benar-benar tinggal di sana bersama Karina. Kini, tempatnya berpulang setelah bekerja adalah rumah sakit. Adimas berjalan dengan langkah letih dan langsung bergerak untuk memeluk Karina. Seolah gadis itu adalah bantal dan Adimas mengistirahatkan tubuhnya di sana. Pria itu memeluk Karina dengan manja, persis seperti anak kecil yang baru bangun tidur. Karina tidak menolak. Gadis itu hanya diam mematung, sementara Ilona menggelengkan kepala. Tidak habis dengan ting
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Mengabulkan Keinginan Ilona

Beberapa minggu yang lalu ….Jade tahu jika Adimas disibukkan oleh sang istri yang tiba-tiba mendapat ujian dengan penyakit hepatitis akutnya. Kendati demikian, Adimas tetap berusaha memberikan usaha terbaiknya untuk perusahaan miliknya itu. Adimas selalu berusaha datang tepat waktu dan masih terus menghadiri pertemuan-pertemuan penting dengan klien atau kolega mereka. Namun, Jade pun bisa melihat perubahan pada diri pria itu yang kian ke sini kian mudah terlihat lelah. Hari ini, sudah hampir dua kali Adimas tertidur. Jade memasuki ruangan untuk menyerahkan proposal dari divisi pemasaran dan tanpa sengaja berpapasan dengan office girl yang baru saja mengantarkan kopi. Ini kedua kalinya Jade melihat wanita itu mengantarkan kopi, padahal jam makan siang pun belum tiba. “Apakah Nyonya sudah keluar dari rumah sakit, Tuan?” Jade bertanya sembari melampirkan berkas itu di sisi meja bosnya. Adimas menggeleng. Pandangannya masih fokus tertuju pada daftar belanja perusahaan bulan ini. “
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
PREV
1
...
678910
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status