Semua Bab Cinta Seorang Pengasuh : Bab 41 - Bab 50

262 Bab

Bella Bergerak

"Kamu tekan nomor satu yang lama, nanti akan otomatis terhubung ke ponselku. Lihat ini." Adimas menunjukkan ponselnya yang menampilkan panggilan dari Karina. "Apakah kamu mengerti?" tanya pria itu. Karina memperhatikan ponsel Adimas dan miliknya dengan saksama, kemudian mengangguk. "Ngerti, Mas," jawab gadis itu. Adimas langsung mengembangkan senyum dan mengusap puncak kepala gadis itu dengan bangga. "Pintar," pujinya, "Jika terjadi sesuatu, pastikan kamu menggunakan teknik ini." Dia berpesan. Tangannya terus bergulir di layar ponsel Karina hingga alisnya seketika mengernyit saat melihat nama Juna di sana. "Juna--" Dia menoleh ke arah Karina dan ponselnya bergantian. "Ini adalah... Dokter Juna?" tanya pria itu. Karina mengangguk polos, tidak berusaha menyembunyikan apa pun. "Kamu memiliki nomor Juna?" Dia bertanya. Seingat Adimas, dia tidak pernah menyimpan nomor pria itu di ponsel Karina. Dengan cepat Adimas menyelidiki lebih dalam. Rupanya, tidak hanya menyimpan, mereka ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Karina Dalam Bahaya

"Halo, Ibu? Apakah Ibu bersama Karina?" Adimas langsung bertanya sedetik setelah panggilan terhubung. "Apa? Karina? Tidak!" Ibunya menjawab dengan setengah berteriak. Bising keributan di belakangnya menunjukkan bahwa wanita itu sedang di luar. "Ibu sedang pergi. Karina masih di rumah. Memangnya, ada apa?" Ilona justru balas bertanya. Panggilan langsung terputus. Dengan cepat, Adimas beralih menghubungi kepala pelayannya. "Nyonya? Sepertinya, dia di kamarnya--Tidak ada, Tuan. Nyonya tidak ada di kamarnya," tutur kepala pelayan itu setelah berjalan pergi mengecek kamar Karina."Kalau di dapur? Kebun? Halaman belakang? Kolam? Cari dia di seluruh tempat!" titah Adimas dengan tidak sabar. "Dia tidak ada di mana pun!" Satu suara di belakang terdengar berseru. Jantung Adimas semakin bertalu-talu dengan lebih cepat hingga rasanya hampir meledak. Jade bisa menerka situasi gawat itu dari raut wajah Adimas. "Apakah ada hal buruk yang terjadi, Tuan?" Dia bertanya dengan suara lirih, tamp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Murka Adimas

Menurut keterangan yang Adimas dapatkan dari Juna, Karina sempat menghubungi Juna satu kali dan memberitahu di mana keberadaannya. Sejak awal, Juna sudah curiga karena Karina berada di tempat seperti itu. Kebetulan, pria itu sedang libur berjaga di rumah sakit dan langsung saja Juna membawa mobilnya ke sana. Saat ia tiba, Juna tidak mendapati siapa pun, hingga ia berjalan lebih jauh menelusuri jalan setapak di belakang kafe tersebut dan mendapati seorang wanita mencoba menusuk Karina. Karina menahan dengan tangannya begitu saja. Tangannya berlumuran darah, sementara wanita asing itu tampak kaget karena Karina dapat menahannya. Begitu menyadari keberadaan Juna, wanita asing itu langsung melarikan diri. Juna tidak sempat mengejarnya karena terfokus pada luka di tangan Karina. Kini, selang satu jam kemudian, Bella berhasil diringkus dan dibawa ke kediaman keluarga Adimas. Tidak hanya Bella, Markus dan Siska ikut berada di sana. Serta Juna yang kelak akan dimintai keterangan. Karina
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-25
Baca selengkapnya

Hampir Gila Mencarimu

"Kebetulan, rapat malam ini ditunda karena ada kendala, Tuan. Tuan bisa kembali besok pagi." Jade memberitahu Adimas melalui sambungan telepon. "Baik. Maaf karena sudah menimbulkan keributan." Adimas menjawab. Suaranya terdengar lebih lirih dan letih. Terdapat jeda selama beberapa detik sebelum suara Jade, sekretarisnya, kembali terdengar. "Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan?" Dia bertanya, tampak sungkan untuk mempertanyakan masalah pribadi seperti itu. "Ya. Semuanya baik-baik saja." Adimas mengusap wajahnya satu kali. "Syukurlah," katanya. Setelah sambungan telepon ditutup, pria itu mulai berjalan menuju kamarnya sendiri. Kini, ada satu orang pelayan pria dan seorang satpam yang berjaga di sekitar kamarnya.Adimas membuka pintu dan sosok pertama yang dia lihat adalah Karina. Sorot mata gadis itu terlihat jujur dan bening. Begitu bening hingga Adimas bisa dengan jelas perasaan bersalah di sana. Pandangan Adimas langsung tertuju pada telapak tangan kiri Karina yang diperban. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-26
Baca selengkapnya

Manusia Munafik

"Apakah kau gila? Mengapa kau nekat melakukan hal berbahaya seperti itu?" sentak Markus dengan kesal. Ketiganya telah kembali ke kediaman Covey. Sepanjang jalan, tidak ada yang bersuara, bahkan kedua orang tuanya hanya membisu. Hingga Markus langsung mendamprat Bella begitu tiba di rumah mereka. "Sst, jangan membentak Bella seperti itu," ujar Siska, tidak terima putri bungsunya dibentak oleh sang ayah. Dia memandang ke arah Bella dengan mata penuh kecemasan, kemudian mengusap pipi gadis itu dengan penuh kasih sayang. "Bella pasti merasa sangat frustrasi dan tertekan sampai berani melakukan hal seperti ini," ujar Siska dengan lembut. Mendengarnya, Bella mengangguk dan menatap sang ibu dengan pandangan berkaca-kaca. Ia masih syok dan terombang-ambing dalam atmosfer penuh ketegangan di rumah keluarga Nelson. Bella sama sekali tidak menyangka ia akan disidang seperti itu. "Itu benar," isaknya dengan suara gemetar, "Aku sangat frustrasi sampai tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-26
Baca selengkapnya

Ikatan Kakak dan Adik

Entah sudah berapa lama Siska tidak kembali ke rumah besar itu. Semenjak menikah dengan Markus dan memiliki tiga anak, Siska memang jarang kembali ke rumah kedua orang tuanya. Rumah itu amat besar dan luas. Ayah Siska merupakan pengusaha sukses. Sebab itu, Siska sudah terbiasa hidup dalam keadaan berkecukupan. Namun, kali ini, dia menurunkan harga dirinya untuk menemui sang ayah. "Tumben sekali kamu datang," ujar sang Ayah, "Apa yang kamu butuhkan kali ini?" Dia langsung bertanya. Seakan bisa serta-merta menerka alasan kedatangan Siska. Benar, Siska memang hanya datang jika membutuhkan bantuan. "Bagaimana kabar, Ayah?" tanya Siska seraya memberikan satu buket buah yang telah ia siapkan. "Tidak perlu berbasa-basi," jawab Bernard, ayah Siska itu. Sudah banyak keriput di wajahnya. Namun, ia tidak terlihat setua orang lain pada usianya sekarang. "Katakan saja apa yang kamu butuhkan," lanjutnya. Siska tersenyum canggung, kemudian kembali berusaha meleburkan suasana. "Jangan sepert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

Godaan Dimulai

"Dari mana saja kalian?" Ilona bertanya saat melihat Karina dan Adimas baru saja kembali. Pagi ini, ia terbangun dan mengetahui keduanya telah pergi. Padahal, Ilona sangat tahu jika Adimas libur. Kini, ia melihat keduanya turun dari mobil dan berjalan masuk. "Kami baru saja mencari anak." Karina yang menjawab dengan wajah berseri. "Eh, membuat." Dia membenarkan kata-katanya. Mendengar itu, Adimas menoleh ke arahnya dengan terkejut, begitu pula Ilona yang langsung membelalakkan mata ke arah sang putra. "Apa itu benar, Adimas?" sergahnya. Dia langsung melangkah maju dan langsung berniat menyerang sang putra. "Sudah Ibu bilang jangan sampai melakukan itu," sergah Ilona sembari terus menyerang bahu putranya, "Bagaimana jika kalian benar-benar memilikinya?!" "Tidak, Bu," Adimas membantah, tetapi sang ibu terus menyerang bahu pria itu. Sementara Karina hanya terdiam memperhatikan. "Kami baru saja dari bandara!" Adimas menjelaskan di tengah-tengah serangan itu dan Ilona seketika berhe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

Akan Kutunjukkan Caranya

PLAAAKK Tepat sebelum bibir keduanya bersentuhan, sebuah tamparan mendarat di pipi Adimas. Kali ini, datangnya bukan dari Karina, tetapi dari diri Adimas sendiri. "Sadarlah!" sergahnya kepada dirinya sendiri, kemudian menampar pipinya berulang kali. Berharap hal itu dapat menghilangkan pikiran kotor itu dari kepalanya. Karina, yang sejak tadi terdiam seperti patung, seketika mengerjap dan memandang bingung ke arah Adimas. "...kenapa?" tanyanya. Bagaimana tidak bingung. Biasanya, Karina yang menampar pria itu, sekarang Adimas justru menyakiti dirinya sendiri. Adimas menggeleng. "Tidak apa-apa," jawabnya, kemudian beranjak berdiri, "Sepertinya, aku harus mandi agar pikiranku segar kembali."Setelah mengatakan itu, Adimas langsung melenggang ke kamar mandi dan Karina hanya memandangnya dengan penasaran. ***"Apakah ada yang mengganggu pikiranmu, Tuan?" Jade bertanya. Dia menatap lurus ke arah Adimas. Kemarin, mereka baru saja libur, tetapi Adimas justru terlihat tidak baik pagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

Perkara Malu

Karina terbangun dengan tubuh yang kaku. Pandangannya tampak kosong dan pipinya memanas setiap kali mengingat perlakuan Adimas tadi malam. Tangannya terangkat untuk menyentuh bibirnya dengan insting naluriah. Masih segar di ingatannya bagaimana Adimas memperlakukannya dengan begitu lembut. Tiba-tiba gadis itu menggelengkan kepala. Ia menoleh ke samping dan mendapati Adimas masih terlelap. Tengkuknya bergidik seketika. Rupanya, seperti itu rasanya. Benar-benar aneh, pikir Karina. Adimas mulai menggeliat dan sayup-sayup matanya terbuka. Pria itu masih setengah sadar, tetapi langsung tersenyum saat menyadari keberadaan Karina di sisinya. "Kamu sudah bangun," sapanya hangat. Karina tidak menjawab. Bibirnya terkatup rapat seolah terkunci. Kini, duduk di sisi Adimas pun berhasil membuat jantungnya berdegup cepat. Gadis itu hanya merespons dengan anggukan. Berusaha menyembunyikan kegugupannya. Namun, Adimas bisa menyadari hal itu dengan cepat. Pria itu beranjak duduk dan memandang ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

Penuh Kecurigaan

Pikiran Siska menjadi terganggu setelah penemuan lipstik itu. Jika diingat-ingat, itu adalah lipstik yang sama yang pernah ditunjukkan Adimas kepadanya. Hal itu dia tanyakan setelah menjadi sopir Markus. ...mungkinkah, pria itu juga mendapati lipstik yang sama pada mobil Markus? Jika bukan milik dirinya atau Bella, lantas siapa pemilik lipstik itu?Pikiran Siska terus dipenuhi oleh pikiran-pikiran semacam itu. Selama ini, Siska memang tidak pernah memeriksa ponsel Markus atau mencurigai pria itu. Di matanya, Markus adalah suami yang baik dan juga ayah yang baik bagi Bella. Meski pria itu sedikit temperamental, tetapi Markus tidak pernah berkata kasar kepada Siska. Ditambah, Markus selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Mungkinkah... pria itu berselingkuh di belakangnya? Ting Lamunan Siska terganggu oleh bunyi notifikasi dari ponsel Markus. TIng Ting Bunyi itu terdengar lagi dua kali, disusul layar ponsel yang menyala. Markus memang sedang berada di kamar mandi, sementara pons
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status