Tubuh Karina membeku, sebelum kemudian seakan lebur dengan lemah begitu mendengar suara tembakan itu. Detik demi detik, telinganya seperti berdengung. Ia tak bisa mendengar apa pun lagi selain detak jantung yang bertalu-talu. Kini, wajahnya terlihat kaku, tetapi air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya. Semakin lama semakin banyak. “Mas .... Adimas!” Karina mulai terisak. Dia berteriak histeris memanggil nama pria itu. Tubuhnya seakan bergerak otomatis untuk kembali ke arah Adimas, tetapi Rony menahannya. Pria itu masih mengingat perintah terakhir Adimas. “Tenanglah, Nyonya. Tadi ada dua tembakan, mungkin saja Tuan masih baik-baik saja. Aku akan memeriksanya,” tutur Rony, meski pria itu pun terlihat ragu. Bagaimana tidak. Terdengar dua bunyi tembakan dan tahu-tahu hening begitu saja. Jelas suasana itu membuatnya turut cemas. Dia membimbing Karina ke arah mobilnya dan memberikan kunci mobil kepada wanita itu. “Tunggu di sini. Jika ada yang mencoba menyerangmu, gunakan mobil i
Terakhir Diperbarui : 2023-08-26 Baca selengkapnya