Beranda / Romansa / WANITA KEDUA / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab WANITA KEDUA: Bab 51 - Bab 60

88 Bab

BAB 31 A

WANITA KEDUA 31 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Terkadang keadaan memaksa kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan isi hati. Bukan karena tidak ingin melakukannya, tetapi memang hanya itulah salah satu cara untuk menyelamatkan orang-orang terkasih dari luka yang kemungkinan sukar diatasi oleh perasaan. Pria yang sadar telah mengambil jarak pada seorang Athifa Arsyana menatap lekat pemilik Swalayan Melati. Meskipun ucapan Lian itu benar adanya, tetapi dirinya tidak kuasa menerjang takdir semesta. "Saya memang salah. Dan saya juga sadar kalau cinta itu memang tidaklah untuk menyakiti. Tapi, memang hanya inilah cara mencintai yang bisa saya lakukan. Saya tidak ingin dia merasakan sakit yang melebihi daripada ini," jawab Aksa sembari menahan perih dalam dadanya mengetahui wanita di sana tumbang. Lian menarik napasnya dalam dan mengembuskannya perlahan mendengar kepasrahan pria di sebelahnya. Semua memang akan terasa menyakitkan untuk perasaan yang tumbuh di tempat tidak seharusny
Baca selengkapnya

BAB 31 B

WANITA KEDUA 31 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBukannya menjawab, Aksa justru melangkah pergi setalah wanita di depannya selesai berbicara. Ia tidak ingin terlibat lebih lama dalam obrolan yang memicu perdebatan. Mungkin hingga nanti dirinya akan terjebak dalam pernikahan yang sejak awal tidak begitu berlandaskan perasaan cinta. Ya, hanya seperti hubungan timbal balik antara pemberi dan penerima."Terserah kamu mau bicara apa saja. Rasanya tenaga sudah habis untuk menjawab pertanyaan yang hampir sama alasannya. Aku hanya ingin tenang tanpa harus memperdebatkan masalah dan berujung saling meluapkan amarah," batin pria yang kembali ke tempatnya, yakni dapur.Salah satu karyawan yang sudah lama menjadi bagian restoran terlihat sedikit sibuk bergelut dengan masakan. Meskipun tidak terlalu ramai, tetapi suasana dapur tetap sibuk untuk satu atau dua pesanan.Aksa mendekat, menawarkan bantuan seperti biasa agar terlihat sibuk dan menepikan tentang wanita di sana dari pikirannya."Saya bantu l
Baca selengkapnya

BAB 32 A

WANITA KEDUA 32 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerpura-pura bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sepenuhnya menggunakan hati terkadang membuat raga merasa lemah. Bahkan, kepala bisa dipenuhi puluhan tanda tanya tentang garis hidup yang menjadi lakon dari sebuah panggung sandiwara. Pria yang tengah berusaha kuat berpura-pura tiba-tiba menarik napasnya dalam dan mengembuskannya kasar. Entah kenapa rasanya seperti berada di ujung lelah. Meski begitu ia tidak punya daya untuk pergi atau pun membuat pilihan. Apalagi jika harus menebak makna apa yang tersirat untuk seluruh rangkaian kisahnya sendiri. "Kuatkan hamba ya Allah ... hamba benar-benar pasrah akan semua takdir yang ada. Hamba percaya bahwa bertemu Thifa bukanlah sebuah kebetulan semata. Dan menjadi bagian dari Serena pun bukan takdir yang hamba sesali," ucap Aksa dalam hati, lalu menatap keadaan restoran dengan perasaan entah. Aksa perlahan mencoba menyibukkan diri dengan ikut membantu Serena melayani pengunjung. Meskipun r
Baca selengkapnya

BAB 32 B

WANITA KEDUA 32 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraTepat jam delapan pagi, Serena dan Aksa sudah bersiap-siap untuk berangkat ke restoran. Entah karena terlalu lelah atau memang tidurnya yang terlalu nyenyak, keduanya bangun kesiangan. Bahkan, mereka melewatkan sarapan pagi dan memilih mencari itu di area dekat restoran. "Mau sarapan di mana?" tanya Aksa sebagai bentuk sopan santun setelah berada di area parkir swalayan."Di dekat swalayan Lian saja. Biasa jam segini ada bubur ayam. Saya mau ke kamar mandi sebentar," ujar Serena yang tiba-tiba ingin buang air kecil. Tanpa menjawab, pria yang setuju untuk pilihan bubur ayam langsung mencari di depan swalayan. Kebetulan memang roda dua miliknya kerap menumpang di area parkir karyawan milik Swalayan Melati. Tentunya atas persetujuan dari yang punya, yakni Lian Erza. Ketika Aksa tengah memesan bubur ayam, Serena justru tengah terburu-buru setelah membuang air kecil. Ia bahkan sampai melupakan ponselnya yang sengaja ia letakkan di dekat wast
Baca selengkapnya

BAB 33 A

WANITA KEDUA 33 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKeadaan yang jauh dari bayangan terkadang membuat hati merasa ragu mengambil satu keputusan. Apalagi ada dua pilihan yang sama-sama memberatkan. Hal itu pastinya menekan kepala bekerja lebih keras menentukan satu di antara dua hal yang pantas diselamatkan dari ambang kehancuran. Pria yang tidak tahu harus melakukan apa menatap wanita di depannya dengan sama bingung. Ya, Lian bingung antara nama baik swalayan atau amanah dari Aksa—temannya. Namun, ia tahu betul dampak terbesar mungkin pada kesehatan mental karyawannya, yakni Thifa. Tentang swalayan, mungkin ia bisa menggunakan kuasanya untuk menghentikan kabar tersebut. "Hari ini Thifa masih ijin, kan?" tanya Lian mencoba mengamankan Thifa meski untuk sebentar. Yula pun mengangguk dengan cepat. "Masih, Pak." "Kalau begitu, kamu jangan kasih tahu tentang ini pada Thifa. Saya akan berusaha mencari siapa yang telah menyebarkan gambar tersebut," ucap pria yang sebenarnya juga bingung, tetap
Baca selengkapnya

BAB 33 B

WANITA KEDUA 33 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi perlahan melangkah menjauh dari pengunjung. Ya, Serena lebih memilih duduk di kasir. Meskipun ada kebencian dalam hati karena prianya memasukkan hati wanita lain, tetapi ia tidak pernah berpikir untuk menyebarluaskan masalah rumah tangganya di khalayak ramai. "Aku memang tidak suka sama Thifa, tapi ancaman dulu pun itu hanya peringatan. Aku sudah merasa cukup saat dulu mengajaknya bertemu. Kenapa jadi begini besar?" tanya Serena pada dirinya sendiri sambil menyandarkan kepala di meja. Aksa yang kebetulan melihat wanita pemilik raganya tengah dirundung gelisah pelan-pelan mendekat. Ada rasa yang menarik untuk bertanya. Mungkin lebih tepatnya penasaran. "Kamu kenapa?" tanyanya sambil melihat keadaan restoran dan Serena secara bergantian. "Sepertinya beberapa pengunjung melihat kamu. Apa kamu membuat ulah dengan mereka?" tebak sang pria lagi. Wanita yang beberapa bulan ini hampir
Baca selengkapnya

BAB 34 A

WANITA KEDUA 34 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat sesuatu yang mengingatkan seseorang dan menghubungkan pada satu peristiwa pasti menimbulkan keingintahuan. Bahkan, mungkin bisa memberikan jawaban yang sejak dulu menjadi sebuah teka-teki dan pertanyaan besar. Wanita yang sibuk dengan pikirannya sendiri masih menatap gelang dengan liontin hati di dekat pengait tanpa berkedip. Ada rasa ingin bertanya sangat menggebu yang tertahan di dada. Akan tetapi, panggilan sang pemilik swalayan menyadarkan Yula yang sengaja ingin memberitahu siapa dalang di balik kegaduhan hari ini. "Yula?! Ada apa kamu ke sini?" Lian memanggil dan mengulang pertanyaan kedua kali, sedangkan Aksa tertunduk malu. "Em, a-anu, Pak ... saya sudah tahu siapa yang menyebarkan gambar tangkapan layar chatnya Thifa," jawab Yula sedikit gagap. Kedua pria itu seketika saling tatap. Namun, Lian memberikan ruang terlebih dulu pada wanita di depannya untuk duduk dan menceritakan sedetail mungkin siapa orangnya. "Duduk du
Baca selengkapnya

BAB 34 B

WANITA KEDUA 34 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tidak ingin gegabah itu menatap Aksa dengan perasaan entah. Namun, Yula memaksa bibirnya tersenyum untuk menyembunyikan segala hal yang berkecamuk. "Maaf, harusnya saya yang minta maaf karena telah lancang bertanya. Hanya saja saya memang tertarik dengan gelang yang Pak Aksa pakai. Mungkin belum rejeki saya. Sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih," ujar Yula sembari membungkuk beberapa kali. "Tidak apa," jawab Aksa singkat. "Saya harap apapun yang terjadi, kamu selalu berada di samping Thifa. Tolong jaga dia untuk saya. Karena hanya ini cara yang bisa saya lakukan untuknya agar tidak terlalu terluka. Meskipun kenyataannya dia tetap terluka," lanjutnya lagi seakan memanfaatkan keadaan untuk mengatakan hal yang tidak bisa dikatakan. Yula pun mengerutkan dahi, "Maksudnya bagaimana? Apa akhir-akhir ini Pak Aksa sengaja menjauh dan memutus komunikasi itu untuk melindungi Thifa? Bukan karena sudah tidak mencintainya lagi?"
Baca selengkapnya

BAB 35 A

WANITA KEDUA 35Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menyimpulkan kenangan dalam ingatan mungkin seperti mencari ujung benang yang simpul talinya berantakan. Bukan hanya kejelian yang dibutuhkan, melainkan juga kesabaran. Sebab akan ada suatu pernyataan titik terang yang memberikan petunjuk kebenaran. Yula menggeleng beberapa kali untuk menolak kesimpulan dalam kepalanya. Ia tidak ingin salah telah mengaitkan Aksa dengan nasib yang Thifa miliki. "Kamu jangan terpaut pada pikiranmu. Bisa saja semua itu bukan kebenaran yang sesungguhnya. Tapi, tidak ada salahnya menguatkan raga jika itu memang kenyataan yang terlewatkan," gumamnya dalam hati sembari melirik sang penguasa swalayan. "Kenapa kamu tiba-tiba ingin tahu tentang Aksa?" Lian bertanya dengan pikiran yang mulai dibarengi rasa penasaran. Wanita yang tidak ingin tenggelam dalam kesimpulannya sendiri langsung tersadar dari lamunan. "Tidak apa, Pak. Hanya ingin tahu saja. Karena selama ini, Thifa seringnya menceritakan perasaan dan hubu
Baca selengkapnya

BAB 35 B

WANITA KEDUA 35 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSeketika Thifa menghentikan tangisnya dan berusaha menghapus air mata yang menetes. Kepalanya berusaha mencerna ucapan sahabatnya. Mungkin benar jika pria di sana sengaja menjaga jarak dan komunikasi untuk tidak melukai dirinya. Akan tetapi, melihat seluruh kebersamaan tiba-tiba menghilang tetap membuatnya kesakitan meski sudah berusaha menutupi mati-matian. "Kamu pulang kerja langsung ke sini?" tanya Thifa mencoba bangkit dari keterpurukan hatinya.Yula mengangguk, "Iya. Aku khawatir sama kamu. Kamu udah makan?" "Aku tidak nafsu makan," jawab Thifa seraya tersenyum getir. "Kamu harus makan. Jangan bilang kamu masih puasa," cecar Yula yang tidak lelah mengingatkan. "Orang jatuh cinta pun butuh tenaga untuk bahagia, begitu juga kamu yang butuh tenaga lebih banyak untuk menyembuhkan hati agar kembali utuh," lanjutnya lagi. Wanita yang sengaja menahan lapar dan haus itu kembali tersenyum tipis. Entah kenapa ia kerap memilih berpuasa jika
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status