Home / Romansa / WANITA KEDUA / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of WANITA KEDUA: Chapter 61 - Chapter 70

86 Chapters

BAB 36 A

WANITA KEDUA 36 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Segala bentuk macam pertemuan dengan seseorang sudah pasti menjadi bagian ketetapan Tuhan. Entah seseorang itu memberi duka atau bahagia, yang pasti akan selalu ada alasan dan hikmah sebagai pembelajaran dalam hidup. Begitu juga tentang cinta. Wanita yang masih tidak tahu harus berpikir seperti apa menatap sahabatnya—Yula dengan tatapan hampa. Entah kenapa rasanya ada yang menghantam ulu hati mendengar pertanyaan tersebut. Ya, hatinya belum bersiap terluka untuk menghadapi kenyataan yang lain. "La ... aku enggak tahu harus jawab apa jika itu benar kenyataannya. A-aku enggak yakin apa nanti bisa menerima. Begini saja rasanya sudah sakit banget," jawab Thifa sambil berusaha menahan gerimis di kedua sudut mata. Yula seketika memeluk wanita di depannya. Ia tahu jika Athifa pasti akan menjadi lemah seperti sekarang. "Ini masih perkiraan saja, Thifa. Belum pasti. Aku yakin kamu wanita yang kuat. Kita lewati kenyataan ini sekali l
Read more

BAB 36 B

WANITA KEDUA 36 BOleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa yang melihat perubahan wajah wanita di depannya langsung tersenyum agar tidak membuat khawatir lagi akan keadaannya. Sebab sekarang dirinya sudah berjanji untuk lebih kuat dan tahan banting dari tamparan kenyataan seperti sebelumnya. "Kamu tenang saja. Enggak perlu khawatir begitu. Aku udah enggak apa-apa. Aku bisa melewati semuanya, kok," ujarnya lagi untuk meyakinkan keadaan dirinya sudah lebih kuat lagi. "Iya, aku percaya. Pokoknya kalau kamu banyak pikiran, jangan dipendam sendiri. Aku akan dengan senang hati mendengarnya. Kamu harus ingat itu," jawab Yula yang berharap Athifa bersikap demikian nantinya. "Ya sudah. Kamu sebaiknya pulang. Aku bisa tidur sendiri, enggak perlu ditemenin," terang wanita yang merasa lebih baik. Yula menggeleng, "Enggak. Aku temenin kamu malem ini. Pulang besok pagi aja. Sekarang mending kita salat isya, terus tidur." Wanita yang tidak tahu lagi harus menjawab apa pun akhirnya pasrah. Mereka men
Read more

BAB 37 A

WANITA KEDUA 37Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendengar sesuatu yang susah payah disembunyikan pastinya membuat diri bertanya-tanya. Apalagi jika membicarakannya di tempat umum dan di lingkungan yang kita anggap sangat penting. Hal itu tentunya menambah goresan luka semakin dalam juga sakit.Athifa sendiri merasa kedua kakinya seakan tidak bertenaga saat telinganya menangkap nama dirinya dalam perbincangan. Meskipun mereka berada di belakang, tetap saja indra pendengarannya masih berfungsi jelas. "Yula, kenapa mereka bisa tahu kalau aku pernah berhubungan dengan Mas Aksa? Apa selama kemarin aku izin, mereka semua membicarakanku? Tolong jelaskan padaku, La? Padahal kamu tahu, aku mati-matian tidak bercerita sama siapa pun, kecuali kamu," tanya wanita yang perlahan mulai merasa panas di area mata. Mungkin sebentar lagi akun turun gerimis. Yula sengaja mendekat dan mengusap lengan sahabatnya itu dengan lembut. Ia yakin suasana seperti ini memang cepat atau lambat akan terjadi. Hanya saj
Read more

BAB 37 B

WANITA KEDUA 37 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Yula hampir kesusahan menelan ludahnya sendiri. Ia tidak menduga jika Athifa masih bertanya, sedangkan ia sendiri tidak tahu harus memulai dengan kata yang seperti apa dan bagaimana untuk menjawabnya. "A-anu ... gimana ya, ngomongnya. Apa memang kamu harus tahu? Aku penginnya kamu melupakan semua hal yang terjadi. Termasuk saat kemarin berhubungan dengan Aksa. Aku benar-benar ingin melihat kamu bertemu pria yang memberikan cinta dengan keadaan tepat dan membuatmu menjadi wanita paling bahagia," jawab wanita yang tidak tega menceritakan kejadian kemarin. "Aku enggak apa, Yula. Aku ingin tahu. Aku mohon kamu kasih tahu kenapa mereka menatapku seperti itu dan membicarakan hal yang berusaha aku tutupi," ujar wanita yang terdengar seperti sedang memohon. Yula sejenak menghela napas kasar, lalu memulai membuka bibirnya untuk bercerita. "Oke, aku akan cerita. Tapi, aku juga minta kamu enggak boleh lagi menyiksa diri seperti kemarin. Ak
Read more

BAB 38 A

WANITA KEDUA 38 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapat ajakan pesan untuk bertemu dari seseorang yang memiliki kedekatan secara psikis dengan sahabat dekat pastinya menimbulkan berbagai pertanyaan. Apalagi memang sebelumnya ada satu pemikiran yang mengusik kepala. Hal itu tentunya tidak boleh dilewatkan. Yula melirik wanita di depannya sebelum membalas pesan dari pria yang begitu dicintai dengan hebatnya oleh seorang Athifa Arsyana. Ia juga berpikir keras mencari alasan agar bisa menemui dan berbicara dengan sang pengirim pesan. "Aku harus cari alasan apa, ya? Pak Aksa minta Thifa enggak boleh tau lagi. Aku harap memang ini ada hubungannya dengan gelang yang dipakai Pak Aksa. Setidaknya aku jadi bisa mendapat titik terang untuk kecelakaan orang tua Thifa," gumamnya dalam hati, lalu berusaha merangkai pesan balasan. Yula [Boleh, Pak. Mau sekarang atau bagaimana? Mumpung saya masih jam istirahat.] Selesai mengirim pesan, Yula memberanikan diri membuka bibirnya untuk pe
Read more

BAB 38 B

WANITA KEDUA 38 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Saya berpikir kalau kamu tahu sesuatu. Apalagi kamu sampai bertanya tentang saya ke Lian. Jadi, daripada saya mendug-duga dan penasaran, saya memutuskan ingin bertemu," lanjutnya lagi sembari menatap wanita yang kini memasang tegang. Ya, Yula merasa terkejut mendengar alasan Pak Aksa ingin bertemu dengannya. Ternyata yang ia pikirkan beberapa hari ini memang benar adanya. Ia juga tidak tahu harus menjelaskan seperti apa jika nanti Athifa mengetahuinya. "Ja-jadi Pak Aksa ingin tahu kenapa saya bertanya tentang gelang yang dipakai? Bagaimana kalau jawaban saya membuat hati Pak Aksa sakit dan terluka?" tanya wanita yang mencoba membaca gerak pria di sebelahnya. Aksa pun bergeming. Entah kenapa pikirannya tiba-tiba berkelana jauh. Bahkan, perasaannya juga berubah tidak enak. "Sebenarnya apa yang kamu tahu, Yula? Jika jawaban kamu membuat sakit, saya akan berusaha menahannya. Jadi, tolong katakan," jawab pria yang sejak awal m
Read more

BAB 39 A

WANITA KEDUA 39 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Melihat orang yang dipertahankan sedemikian rupa memasang wajah hampa tentunya membuat hati serba salah. Ada keinginan bertanya dan menunjukkan kepedulian yang kita punya, tetapi pikiran seakan menahan karena keadaan tidak lagi sehangat dulu. Belum lagi ketahanan hati mulai menipis seiring nasib hubungan yang semakin miris. Serena masih menatap punggung pria yang ia cintai sejak kedua orang tua saling mempertemukan dalam pernikahan. Ia sungguh ingin mendekat dan bertanya kenapa terlihat begitu lusuh. "Aku benar-benar ingin tahu kamu kenapa, Mas? Sebelum pergi, wajahmu terlihat seperti Aksa yang aku kenal. Tapi, kenapa berubah begitu cepat saat kembali? Aku masih menaruh cemburu yang sama jika berpikir keadaanmu sekarang karena wanita itu," ujar wanita yang hanya bisa menyimpan pertanyaan itu dalam hati. "Mending aku susul saja. Mau dia menjawab atau tidak, setidaknya aku ingin melakukan tugas sebagai istri yang baik. Meskipun
Read more

BAB 39 B

WANITA KEDUA 39 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat lain, Yula berusaha terlihat baik-baik saja saat memasuki swalayan. Ia tidak ingin membuat sahabatnya curiga karena telah bertemu dengan Aksa tanpa sepengetahuannya. Apalagi kenyataan yang baru didengarnya harus dipikirkan lebih dalam untuk memberitahukan keseluruhannya. "Lebih baik aku mencari waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya. Yang pasti itu bukan di tempat kerja. Aku tidak mau lagi mendengar dia pingsan hanya karena pria. Apalagi ini lebih dari itu," ujarnya dalam hati, lalu berjalan menuju keramaian swalayan. Athifa yang melihat kedatangan Yula setelah lelah menunggu langsung menghampiri dengan cepat. "Kamu sebenarnya ke mana? Kok, beli es tehnya lama banget. Aku mau tetap nunggu kamu, tapi jam istirahat udah habis," tanya wanita yang memperhatikan Yula dari ujung kepala hingga kaki. "Kamu baik-baik saja, kan?" tanyanya lagi untuk memastikan keadaan sahabatnya. "A-aku baik-baik saja, Th
Read more

BAB 40 A

WANITA KEDUA 40 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tentang takdir memang tidak ada manusia yang tahu. Semua ujian sudah direncanakan begitu sempurna oleh sang penguasa jagad raya. Kita hanya perlu bertahan dan tetap berdiri menjalani hidup sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan. Baik itu tentang kebahagiaan dan penderitaan. Athifa masih terus meneteskan bulir bening dari kedua sudut matanya. Ia benar-benar tidak tahu harus apa selain menangis. Sedangkan Yula dengan cepat membawanya ke pelukan. "Aku yakin kamu kuat, Thifa. Kalau kamu ingin membenci dia juga enggak apa-apa. Itu wajar. Karena orang yang sangat kita cinta bisa jadi orang yang kita benci suatu saat nanti. Tapi, aku tahu siapa kamu. Kamu enggak bakal bisa benci sama dia. Jadi aku mohon dengan sangat, kamu belajar melupakan dia," ucap wanita yang tidak berhenti menguatkan dan mengingatkan sekaligus. Mendengar penuturan sahabatnya, Athifa perlahan menarik diri dan menghapus pipinya yang basah dengan punggung tan
Read more

BAB 40 B

WANITA KEDUA 40 BOleh: Kenong Auliya Zhafira Yula tanpa sadar ikut meneteskan air mata dengan cepat dan mensejajarkan tubuhnya. Ia bahkan bisa merasakan sakit yang kini dirasakan oleh sahabatnya. "Kamu harus kuat, Athifa. Kendalikan hatimu, ini di tempat umum. Takut mengundang keramaian. Sudah cukup kemarin kamu menerima hinaan karena hubunganmu. Sekarang bukan saatnya kamu merasakan hal seperti ini. Bangun ...," bisik wanita yang berusaha menenangkan Athifa dan memapahnya berdiri. Athifa pun dengan cepat menghapus kedua pipinya yang basah menggunakan punggung tangan. Ucapan Yula membuat dirinya kembali menemukan setengah kesadarannya. Sementara pria yang tidak tega melihat reaksi Athifa hanya bisa menangis di dalam hati. Sedangkan Serena justru merasa tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Meskipun pria itu masih suami sahnya, tetapi ia tidak ingin terlibat terlalu dalam dan memberi pembelaan apa pun. "Mungkin lebih baik diam dan memperhatikan. Meski kejadiannya sudah be
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status