WANITA KEDUA 38 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapat ajakan pesan untuk bertemu dari seseorang yang memiliki kedekatan secara psikis dengan sahabat dekat pastinya menimbulkan berbagai pertanyaan. Apalagi memang sebelumnya ada satu pemikiran yang mengusik kepala. Hal itu tentunya tidak boleh dilewatkan. Yula melirik wanita di depannya sebelum membalas pesan dari pria yang begitu dicintai dengan hebatnya oleh seorang Athifa Arsyana. Ia juga berpikir keras mencari alasan agar bisa menemui dan berbicara dengan sang pengirim pesan. "Aku harus cari alasan apa, ya? Pak Aksa minta Thifa enggak boleh tau lagi. Aku harap memang ini ada hubungannya dengan gelang yang dipakai Pak Aksa. Setidaknya aku jadi bisa mendapat titik terang untuk kecelakaan orang tua Thifa," gumamnya dalam hati, lalu berusaha merangkai pesan balasan. Yula [Boleh, Pak. Mau sekarang atau bagaimana? Mumpung saya masih jam istirahat.] Selesai mengirim pesan, Yula memberanikan diri membuka bibirnya untuk pe
WANITA KEDUA 38 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Saya berpikir kalau kamu tahu sesuatu. Apalagi kamu sampai bertanya tentang saya ke Lian. Jadi, daripada saya mendug-duga dan penasaran, saya memutuskan ingin bertemu," lanjutnya lagi sembari menatap wanita yang kini memasang tegang. Ya, Yula merasa terkejut mendengar alasan Pak Aksa ingin bertemu dengannya. Ternyata yang ia pikirkan beberapa hari ini memang benar adanya. Ia juga tidak tahu harus menjelaskan seperti apa jika nanti Athifa mengetahuinya. "Ja-jadi Pak Aksa ingin tahu kenapa saya bertanya tentang gelang yang dipakai? Bagaimana kalau jawaban saya membuat hati Pak Aksa sakit dan terluka?" tanya wanita yang mencoba membaca gerak pria di sebelahnya. Aksa pun bergeming. Entah kenapa pikirannya tiba-tiba berkelana jauh. Bahkan, perasaannya juga berubah tidak enak. "Sebenarnya apa yang kamu tahu, Yula? Jika jawaban kamu membuat sakit, saya akan berusaha menahannya. Jadi, tolong katakan," jawab pria yang sejak awal m
WANITA KEDUA 39 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Melihat orang yang dipertahankan sedemikian rupa memasang wajah hampa tentunya membuat hati serba salah. Ada keinginan bertanya dan menunjukkan kepedulian yang kita punya, tetapi pikiran seakan menahan karena keadaan tidak lagi sehangat dulu. Belum lagi ketahanan hati mulai menipis seiring nasib hubungan yang semakin miris. Serena masih menatap punggung pria yang ia cintai sejak kedua orang tua saling mempertemukan dalam pernikahan. Ia sungguh ingin mendekat dan bertanya kenapa terlihat begitu lusuh. "Aku benar-benar ingin tahu kamu kenapa, Mas? Sebelum pergi, wajahmu terlihat seperti Aksa yang aku kenal. Tapi, kenapa berubah begitu cepat saat kembali? Aku masih menaruh cemburu yang sama jika berpikir keadaanmu sekarang karena wanita itu," ujar wanita yang hanya bisa menyimpan pertanyaan itu dalam hati. "Mending aku susul saja. Mau dia menjawab atau tidak, setidaknya aku ingin melakukan tugas sebagai istri yang baik. Meskipun
WANITA KEDUA 39 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat lain, Yula berusaha terlihat baik-baik saja saat memasuki swalayan. Ia tidak ingin membuat sahabatnya curiga karena telah bertemu dengan Aksa tanpa sepengetahuannya. Apalagi kenyataan yang baru didengarnya harus dipikirkan lebih dalam untuk memberitahukan keseluruhannya. "Lebih baik aku mencari waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya. Yang pasti itu bukan di tempat kerja. Aku tidak mau lagi mendengar dia pingsan hanya karena pria. Apalagi ini lebih dari itu," ujarnya dalam hati, lalu berjalan menuju keramaian swalayan. Athifa yang melihat kedatangan Yula setelah lelah menunggu langsung menghampiri dengan cepat. "Kamu sebenarnya ke mana? Kok, beli es tehnya lama banget. Aku mau tetap nunggu kamu, tapi jam istirahat udah habis," tanya wanita yang memperhatikan Yula dari ujung kepala hingga kaki. "Kamu baik-baik saja, kan?" tanyanya lagi untuk memastikan keadaan sahabatnya. "A-aku baik-baik saja, Th
WANITA KEDUA 40 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tentang takdir memang tidak ada manusia yang tahu. Semua ujian sudah direncanakan begitu sempurna oleh sang penguasa jagad raya. Kita hanya perlu bertahan dan tetap berdiri menjalani hidup sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan. Baik itu tentang kebahagiaan dan penderitaan. Athifa masih terus meneteskan bulir bening dari kedua sudut matanya. Ia benar-benar tidak tahu harus apa selain menangis. Sedangkan Yula dengan cepat membawanya ke pelukan. "Aku yakin kamu kuat, Thifa. Kalau kamu ingin membenci dia juga enggak apa-apa. Itu wajar. Karena orang yang sangat kita cinta bisa jadi orang yang kita benci suatu saat nanti. Tapi, aku tahu siapa kamu. Kamu enggak bakal bisa benci sama dia. Jadi aku mohon dengan sangat, kamu belajar melupakan dia," ucap wanita yang tidak berhenti menguatkan dan mengingatkan sekaligus. Mendengar penuturan sahabatnya, Athifa perlahan menarik diri dan menghapus pipinya yang basah dengan punggung tan
WANITA KEDUA 40 BOleh: Kenong Auliya Zhafira Yula tanpa sadar ikut meneteskan air mata dengan cepat dan mensejajarkan tubuhnya. Ia bahkan bisa merasakan sakit yang kini dirasakan oleh sahabatnya. "Kamu harus kuat, Athifa. Kendalikan hatimu, ini di tempat umum. Takut mengundang keramaian. Sudah cukup kemarin kamu menerima hinaan karena hubunganmu. Sekarang bukan saatnya kamu merasakan hal seperti ini. Bangun ...," bisik wanita yang berusaha menenangkan Athifa dan memapahnya berdiri. Athifa pun dengan cepat menghapus kedua pipinya yang basah menggunakan punggung tangan. Ucapan Yula membuat dirinya kembali menemukan setengah kesadarannya. Sementara pria yang tidak tega melihat reaksi Athifa hanya bisa menangis di dalam hati. Sedangkan Serena justru merasa tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Meskipun pria itu masih suami sahnya, tetapi ia tidak ingin terlibat terlalu dalam dan memberi pembelaan apa pun. "Mungkin lebih baik diam dan memperhatikan. Meski kejadiannya sudah be
WANITA KEDUA 41 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Cinta mungkin memang tidak hanya memberi tawa bahagia. Bisa saja ada luka paling perih yang tersembunyi di dalamnya. Apalagi jika semesta tidak memberikan restu dalam sebuah jalinan. Tentunya kenyataan itu akan banyak menggoreskan luka di setiap sudut hati. Bahkan, kepercayaan untuk cinta bisa menghilang dalam sekejap. Wanita yang tidak beruntung pada kisah asmaranya sendiri menatap sahabatnya kedua kali. Ia tidak yakin jika hatinya mampu terbuka lagi setelah tusukan belati bersarang di sana. "Apa menurutmu masih ada pria yang mau melihatku, La? Jika ada pun, mungkin aku sendiri yang sudah tidak ingin percaya. Meski memang ini sudah menjadi skenario yang harus aku perankan, tapi aku ingin lebih membentengi diri sendiri agar tidak mudah terluka lagi karena cinta yang kumiliki," ujar Athifa yang masih merasa tidak berdaya melawan asanya binasa dalam hitungan detik. "Kamu kenapa bicara seperti itu? Tentang hidup, mati, jodoh, dan reze
WANITA KEDUA 41 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena terus melihat punggung pria yang begitu ia cintai sejak awal hingga menghilang dari pintu restoran. Entah kenapa hanya dirinya yang sangat antusias menjadi istri seorang Aksa Gautama. Meskipun sekarang mengetahui di hati prianya tidak ada tempat untuknya, ia tetap tidak bisa melepas pernikahannya. Ya, ia masih berharap suatu saat nanti Aksa mau menerima setengah hatinya. "Meski kamu selalu menganggap pernikahan kita sebagai perjanjian dari orang tua, aku akan pastikan isi perjanjian itu berisi kebahagiaan. Aku percaya apa yang dilakukan orang tua kita bukanlah hal sia-sia. Tapi, mungkin saat ini belum waktunya untuk kita bisa saling menerima dan bahagia," gumamnya dalam hati, lalu kembali pada kesibukan restoran. Sementara pria yang ingin meringankan beban pikirannya terus menyusuri jalanan hingga sampai di depan Swalayan Melati. Meskipun sebelumnya sudah meminta kekuatan pada sang pemilik takdir melalui tiga rakaatnya, tetap
WANITA KEDUA 56 B LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah menatap layar ponsel, tiba-tiba satu notifikasi pesan membuat hati menjadi riang gembira. Tanpa sadar, ia juga membaca dan membalas pesan tersebut dalam hitungan detik. Ezra [Sebentar, ya? Aku pasti ke sana jemput kamu.Tunggu dan jangan ke mana-mana.] Athifa tidak bisa menyembunyikan keindahan bulan sabit di kedua sudut bibirnya saat membaca pesan balasan sang pria. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya. Mungkin bunga-bunga cinta itu mulai tumbuh di taman hatinya tanpa disadari. "Kenapa jadi deg-degan begini? Padahal sebelumnya juga biasa saja saat bertukar pesan dan mengobrol dengan Ezra. Tapi kali ini seperti banyak kupu-kupu di dalam perut," ujar wanita yang sudah mengusap dadanya berkali-kali. "Aku tunggu Ezra di ruang tamu aja lah. Sekalian aku mau bawa tas dan kadonya. Biar kalau dia datang bisa langsung berangkat," ujarnya lagi, lalu keluar kamar menuju ruang tamu. Sa
WANITA KEDUA 56 A LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan dua pilihan yang cukup menentukan sebuah jalinan memang terkadang membuat dilema. Bahkan, ada ketakutan yang memaksa hati berada di ambang kegelisahan. Ya, takut akan kesakitan dulu terulang lagi dan takut menyesal karena salah membuat keputusan. Wanita yang belum bisa membuat pilihan tersebut mencoba menatap sekeliling. Akan tetapi, hal itu justru membuat pikiran bertambah bingung. "A-aku tidak tahu harus menjawab apa. Entah besok aku berangkat sendiri atau meminta kamu datang menjemput, aku berharap kamu selalu sehat dan bahagia. Kalau begitu, aku masuk dulu. Sepertinya kita sudah cukup lama bicara. Kamu hati-hati pulangnya," ujar Athifa, lalu melangkah pergi meninggalkan pria yang tidak pernah lelah meminta dirinya. "Pokoknya besok aku menunggu keputusanmu," ucap Ezra setengah berteriak, membuat orang-orang sekitar sedikit terkejut. Kemudian meninggalkan swalayan untuk menuju rumah barunya. At
WANITA KEDUA 55 B 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bukannya menjawab, Athifa justru hanya berbalik menatap sang pria dan kemudian masuk ke rumah tanpa sepatah kata. Sedangkan sang pria terus mengumpulkan kesabaran hingga sampai seluas jagad raya. Dari balik pintu, wanita yang belum bisa memberikan jawaban menatap kepergian Ezra hingga menghilang dari pandangan. Setelahnya, ia membersihkan diri dan menunaikan kewajiban empat rakaatnya. Athifa tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk orang-orang tercintanya dan juga dirinya sendiri. "Ya Tuhan, berikan hamba kerelaan seluas samudera untuk semua keadaan yang Engkau takdirkan. Tolong jadikan hamba menjadi jiwa yang bisa memaafkan orang lain. Dan berikan kedua orang tua hamba tempat yang terbaik di sisi-Mu," doanya dalam hati, lalu mengisi tenaganya yang seharian terkuras karena pekerjaan. Ezra sendiri juga melakukan hal yang sama setelah sampai di rumah. Pesanan Om Lian pun tidak lupa diberikan pada pemilik rumah.
WANITA KEDUA 55 A 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menerima dan menjalin ikatan baru akan terasa lebih sulit saat keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Apalagi jika ada luka yang menggores dalam hingga menumbuhkan trauma. Hal itu tentunya membuat hati akan semakin tertutup dan enggan menerima penawaran rasa dalam bentuk apa pun. Wanita yang sedang merasakan hal tersebut memilih diam dan mendengarkan ucapan sahabatnya. Athifa merasa tidak perlu memberikan jawaban untuk membela perasaannya sendiri. "Mending kita fokus kerja saja, Yula. Tapi, aku berterima kasih untuk semua kata-katamu barusan," ujar Athifa yang mencoba menghindar dari pembahasan perasaan dan pria. "Aku mohon pikirkan sekali lagi tentang Ezra," ujar Yula seakan memohon sahabatnya bisa lekas bangkit dan berbahagia. Athifa tidak menjawab. Ia terus memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan yang ia miliki saat ini untuk terlihat kuat dan baik-baik
WANITA KEDUA 54 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seketika Aksa tersenyum getir. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu apakah benar-benar merelakan atau hanya berpura mendukung karena ada perasaan bersalah dalam hatinya. Namun, ia juga tidak dapat memungkiri ingin melihat Athifa bahagia. "Entah rela atau tidak, aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang ada. Seandainya memilih tetap saling menjalin ikatan pun, pasti ujungnya dia akan tetap terluka. Karena aku terlalu pengecut mengambil keputusan. Tapi, setelah kenyataan menampar begitu keras, aku benar-benar ingin melihatnya bahagia. Meskipun itu bukan denganku," jawab pria yang sengaja menyembunyikan kesakitan hatinya. "Jadi, aku minta sama kamu. Tolong jaga dan pastikan dia aman bekerja di swalayan. Kadang aku merasa berdosa jika mendengar orang-orang membicarakan dia begitu buruk. Dan aku juga berharap Ezra bisa melindungi dan memberinya banyak cinta," lanjutnya lagi sembari berusaha tersenyum. "Tanpa kamu minta pun, aku akan menj
WANITA KEDUA 54 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan bersalah mungkin tidak akan mudah hilang meski waktu telah berlalu. Apalagi jika ada sebuah luka yang tergores di dalamnya. Hal itu tentunya semakin membuat hati terperangkap dosa yang tidak tahu pasti kapan bisa terbebas lepas. Meskipun kata maaf sudah terucap, belum tentu diri bisa mengecap bahagia dengan mudah. Pria yang mendadak mengingat semua kesalahannya pada seorang Athifa berusaha menarik napasnya dalam. Ya, Aksa ingin mencoba membuang sesaknya dada yang dipenuhi rasa bersalah. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Aku minta maaf sebanyak-banyaknya untuk semua hal yang sudah terjadi. Terutama Athifa. Jujur, aku juga tidak tahu harus apalagi agar dia tidak terlalu terluka. Sekarang aku hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang membuatnya merasa lega. Termasuk hidup dengan perasaan bersalah untuk selamanya. Mungkin memastikan keadaannya dari jauh dan menerima apa pun yang dikatakan adal
WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan
WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar
WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.