Beranda / Romansa / WANITA KEDUA / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab WANITA KEDUA: Bab 31 - Bab 40

86 Bab

BAB 21 A

WANITA KEDUA 21 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenjadi peran utama dalam kehidupan memang terkadang melemahkan perasaan dan kekuatan. Apalagi jika harus berlakon yang jauh dari harapan. Mau sesusah apa pun itu tetap harus diperankan hingga Tuhan memberi tanda selesai pada kisah cerita yang telah tertulis. Percaya saja akan selalu ada hikmah pembelajaran dari setiap kejadian. Meskipun bayangan kebahagiaan menjadi sebuah akhir yang dirahasiakan. Pria yang tengah mempertanyakan perannya itu membaca pesan kedua wanita dalam hidupnya dengan perasaan bingung. Aksa tidak pernah berpikir bahwa Thifa mampu mengakui semuanya dan merendahkan diri untuk hubungan yang tidak memiliki kepastian. Akan tetapi, situasi membuatnya terlanjur membawa wanita di sana pada keadaan yang ternyata menjadi rumit. Bahkan, hal itu perlahan mengurung resah dalam jeruji salah. “Semoga kamu baik-baik saja, Thifa ... lagian kenapa kamu harus begitu jujur di sini? Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanmu sendiri?”
Baca selengkapnya

BAB 21 B

WANITA KEDUA 21 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAksa seketika menatap sorot kedua bola kehitaman wanita yang memang sangat membantu kondisi keluarganya. Ada begitu banyak luka dan kecewa di sana. Meskipun begitu ia tidak dapat memungkiri bahwa berkat Serena, keluarganya tertolong dari kebangkrutan dan kemiskinan. Oleh karena itulah, ia mampu bertahan menjalani pernikahan tanpa memperlihatkan keadaan diri. “Maaf ....” Hanya satu kata yang mampu keluar dari bibirnya. Setelahnya ia mengumpulkan sisa tenaganya untuk membuat permohonan. “Kalau boleh, tolong jangan lagi ganggu Thifa dan jangan lagi bersikap konyol seperti kemarin. Dan jika kamu ingin menyalahkan, salahkan aku saja yang telah membagi hati dengan sengaja. Jujur, aku tidak mau menjadi orang yang menambah lukanya setelah kepergian kedua orang tuanya. Dia tidak punya siapa-siapa selain Yula. Hal itulah yang membuat aku tertarik. Jadi, tolong setelah ini jangan bawa Thifa,” pintanya. Entah kenapa tiba-tiba bibirnya memutuskan ber
Baca selengkapnya

BAB 22 A

WANITA KEDUA 22 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetiap manusia pasti mempunyai batas pertahanan untuk semua ujian kehidupan. Air mata yang menetes selayaknya hujan terkadang sebagai pertanda kekuatan hati dan raga melemah. Tangisan-tangisan yang tidak bersuara seolah mewakili perasaan paling sedih. Hingga tanpa sadar mempertanyakan seberapa kuat kaki berdiri memikul beban hidup yang semakin lama semakin berat. Wanita yang menunggu waktu itu datang memilih ikut mempersiapkan restoran untuk penutupan. Pengunjung pun sudah mulai berkurang satu per satu sehingga mempermudah langkah bergerak. Tentang kelanjutan pernikahannya juga telah menemukan jalan keluar agar tidak menuju gerbang perpisahan. “Jika ini jalan yang harus ditempuh untuk menunda perpisahan, aku akan berusaha bertahan. Aku ingin melihat kamu menepati janji atau tidak. Aku berharap kamu bisa melakukan hal yang sama seperti yang selama ini kamu lakukan, yakni tetap bersama di sini meski karena perjanjian,” batin Serena yang mu
Baca selengkapnya

BAB 22 B

WANITA KEDUA 22 BOleh: Kenong Auliya Zhafira“Bu ... Thifa harus bagaimana? Apa memang sebuah kesalahan besar memiliki rasa pada hati yang telah berpunya? Aku juga tidak ingin berada di posisi seperti ini. Atau aku yang memang tidak bisa menjaga diri? Tapi, sumpah demi langit dan bumi aku tidak pernah berharap mereka mengalami kehancuran. Aku sadar muaranya tidak akan bertemu untuk aliran rasa yang terpercik dariku, tapi tolong jangan paksa menghentikan saat hati masih begitu besar menginginkan,” lirih Thifa yang seakan tenggelam dalam lautan kesedihan. Bulir bening terus saja menetes membasahi pipi tanpa henti. Situasi yang ternyata rumit ini akhirnya menghimpit nadi hingga sakit. Diri seolah-olah kehilangan pegangan untuk bertahan hidup. Bahkan, mengingat wajah sang ibu justru semakin melemahkan raga tidak berdaya. Banyak kata andai yang sangat ingin terulang agar proses pendewasaan dan pencarian jati diri bisa mendapat sandaran. Sebab untuk bertahan sendiri rasanya terlalu menyak
Baca selengkapnya

BAB 23 A

WANITA KEDUA 23 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenjalani hubungan untuk waktu yang lama atau tidak mungkin harus tergantung dari sikap kedua pasangan. Akan tetapi, ibarat kata pondasi, jika salah satu rapuh dan bahkan roboh maka semuanya akan ikut berantakan. Begitu juga dalam kisah asmara. Seandainya salah satu melepaskan tangan, maka pilihan hanya ada dua, yakni menahan dan menggenggam lebih erat atau ikut melepaskan meski luka menyambut bersama kehancuran. Wanita yang tidak tahu harus ke mana setelah tergores luka panah cinta terus menantang hati dan logikanya. Meski berusaha tenang, tetapi debar dada semakin memicu rasa gamang. Ada harapan juga impian yang mungkin saat ini telah mengalami retak dan menunggu berubah puing-puing kenangan. Bahkan, mata seakan buta menentukan arah yang meninggalkan jejak-jejak langkah cerita. “Aku masih butuh penjelasan, Mas ... kenapa kamu enggak balas pesanku lagi? Apa begini caramu pergi? Setelah semua hal yang kita lewati bersama, apa bagimu sama
Baca selengkapnya

BAB 23 B

WANITA KEDUA 23 B Oleh: Kenong Auliya ZhafiraThifa seketika mematung mendengar penuturan sahabatnya. Bukan hanya kali ini mendapat wejangan demi masa depan, sudah berpuluh-puluh kali semenjak mengawalli hubungan dengan pria di sana. Akan tetapi, hati berpura buta dan tuli. Ia hanya ingin menjalani dan merasakan apa yang mengusik hari-hari penuh warna-warni cinta. Meskipun tahu ada luka lara yang siap menjemput kapan saja. Tanpa sadar, air mata itu kembali menggenangi pipi. Entah kenapa dada semakin bertambah pilu. Sakit dan nyeri. Bahkan, sesak itu seolah menyerbu begitu tamak. Rasanya hampir tidak sanggup untuk bertahan. “Sakit, La ....” Thifa tiba-tiba merintih kesakitan memegangi dadanya. Yula pun segera mendekat, “Apanya yang sakit? Apa mau ijin enggak berangkat? Nanti aku sampaikan ke Pak Lian kalau bertanya,” ujarnya ikut khawatir. Thifa menggeleng. Ia tidak mau semakin tenggelam dalam lautan kesedihan jika tidak ada kesibukan. Hanya berpura-pura sibuklah untuk terus berta
Baca selengkapnya

BAB 24 A

WANITA KEDUA 24 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang tidak semua kejadian atau perasaan bisa diceritakan begitu mudah kepada orang terdekat. Ada masa di mana satu luka sebab peristiwa akan menjadi bagian kisah yang tersimpan untuk diri sendiri. Bukan tidak membagi segala hal, hanya saja ada keinginan menikmati lara itu seorang diri tanpa melibatkan orang-orang terdekat. Tentunya agar cukup dirinya saja yang merasakan sekarat paling hebat karena cinta mulai membabat hati tanpa aba-aba dan obat. Wanita yang tahu betul kisah asmara seoang Athifa Arsyana masih tidak tahu harus menjawab apa. Ia benar-benar tidak mempunyai jawaban atas apa yang terjadi pada sahabatnya hari ini. Tanpa mengurangi rasa hormat pada pemilik swalayan, Yula berusaha mengatakan apa yang ia tahu. “Maaf, Pak, Bu ... saya sebenarnya juga tidak tahu kenapa Thifa begini. Saya sengaja ke rumahnya untuk numpang berangkat kerja. Tapi, ada yang berbeda dari wajahnya. Saya sudah tanya dan katanya baik-baik saja. Sekaran
Baca selengkapnya

BAB 24 B

WANITA KEDUA 24 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Lian cukup memahami ketakutan wanita di depannya. Apalagi dirinya pun sudah berjanji pada Aksa akan ikut menjaga Thifa demi sebuah persahabatan yang terjalin di antara keduanya. Meskipun kemungkinan besar membawa pengaruh untuk nama baik swalayan, ia akan berusaha profesional seperti dulu, yakni tidak membawa urusan pribadi ke dalam pekerjaan. “Kamu tenang saja. Saya juga sudah berjanji sama Aksa untuk mengatasi Thifa. Dan tentunya tidak mengeluarkan dia dari pekerjaan," jawab sang pemilik swalayan sembari tersenyum. Ia ingin kecemasan kedua sahabat itu bisa samar meski sesaat. “Pak Lian serius?" tanya Yula memastikan. “Iya. Saya ini pria yang memegang kata-kata sendiri. Dan hanya itu yang bisa saya lakukan untuk membantu Aksa. Sekarang baiknya kamu bergabung bersama karyawan lain. Kalau ada yang tanya Thifa, bilang saja tidak masuk karena sakit," jawab Lian, lalu masuk swalayan lebih dulu. Sementara wanita yang sejak tadi gelis
Baca selengkapnya

BAB 25 A

WANITA KEDUA 25 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMungkin benar tentang pepatah yang mengatakan bangkai akan tetap tercium juga meskipun sudah menyembunyikannya begitu rapat. Seperti halnya sebuah hubungan yang terjalin secara rahasia, semakin berusaha menutupi malah keadaan terkadang membuat ingin bercerita. Sebab ada masa berlaku untuk hati tetap kuat bertahan dari segala derita cinta. Wanita yang menanggung beban derita itu masih menatap istri sang penguasa swalayan dengan perasaan bingung. Antara menjawab jujur atau mencari alasan untuk keadaannya saat ini. Akan tetapi, mengetahui wanita di depannya adalah istri dari pria berwibawa membuat pikiran Thifa tidak berkeliaran jauh dan bisa dipercaya tentunya. Dengan keyakinan kisah asmaranya jatuh pada orang yang tepat, Thifa mencoba berbagi sedikit siksa perih. “Apa saya salah jika punya perasaan untuk Aksa, Bu?” tanya Thifa disertai gerimis turun dari kedua sudut matanya. “Saya tidak tahu harus apa sekarang. Semalam dia meminta maaf ji
Baca selengkapnya

BAB 25 B

WANITA KEDUA 25 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDengan menguatkan hati sebisa mungkin, Thifa menarik napasnya dalam dan mengembuskannya perlahan. Ia ingin sesak yang menyumbat dada sedikit berkurang setelah membaca pesan sang pria kedua kali. Bahkan, tenaga yang sempat lemah tidak berdaya perlahan kembali sedikit demi sedikit. Tanpa mengurangi rasa terima kasih, wanita yang mulai berdamai dengan keputusan sang pria mencoba berusaha berdiri untuk bekerja menyusul Yula—sahabatnya. “Saya mengucapkan terima kasih pada Bu Mayasha yang sudah menemani. Saya ingin masuk ke swalayan dan bekerja. Mumpung masih jam sembilan pagi,” pamit Thifa karena merasa lebih baik. Seketika Mayasha menghentikan keinginan wanita yang hatinya belum pulih secara menyeluruh. “Jangan! Kamu sebaiknya istirahat saja. Lagian Lian sudah memperbolehkan kamu ijin hari ini," cegahnya untuk menghindari pingsan kedua kali. “Tapi hanya berpura-pura sibuk, aku bisa melupakan meski sebentar. Kalau tidak ada kegiatan yang a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status