"Kak," panggil Indira yang melihat Fajar masih terdiam "Maaf."Menarik Indira kedalam pelukan dan memeluknya sangat erat, mencium puncak kepala tanpa melepaskan pelukannya seakan takut Indira pergi. Merasakan detak jantung Fajar yang berdetak sangat kencang, tangan Indira yang melingkar hanya bisa menepuk punggungnya pelan."Aku nggak akan kemana-mana, maaf sudah buat kakak begini." Indira mengatakan dalam pelukan Fajar."Aku cuman takut kehilangan adik aja, walaupun aku tahu itu nggak mungkin. Aku percaya sama adik, tapi tidak dengan pria-pria itu." Fajar melepaskan pelukan dengan memegang kedua pipi Indira membuat mereka saling menatap satu sama lain."Lagian aku juga nggak kemana-mana, kakak harus melepaskan trauma itu dan percaya sama aku." Indira menepuk punggung tangan Fajar "Jangan samakan aku dengan Melda, kami berbeda. Lagian mau sampai kapan kakak begini? Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri tanpa bantuan kakak, aku juga terbuka sama
Read more