Semua Bab Wanita Untuk Sang CEO: Bab 81 - Bab 90

121 Bab

81. Kedatangan Sang Mantan

Hana mengunci pintu kamar mandi dan menangis di sana. Dia menangis tanpa mengeluarkan suara dan terus memeluk perut buncitnya. Baru saja dia merasakan surga dunia bersama Andhika. Namun, kini dia seperti dihempaskan di dasar bumi.‘Apa Mas Dhika akan kembali pada Devy? Mereka memang pernah saling mencintai, dan nyaris menikah. Rencana pernikahan yang tulus tanpa adanya perjanjian. Nggak seperti Mas Dhika saat menikahiku, yang penuh dengan drama. Mas Dhika sangat mencintai Devy hingga berniat akan membina rumah tangga dengannya. Meskipun Devy pernah berkhianat, bisa saja kalau dirayu akan luluh juga. Namanya juga laki-laki, pasti dia akan memaafkan Devy dan menjalin hubungan kembali dengannya. Aku tahu, kalau aku ini hanya istrinya untuk sementara waktu. Hanya tersisa tujuh bulan lagi aku bersamanya. Tapi, aku ingin Mas Dhika bisa menahan diri kalau ada niat kembali bersama Devy. Aku nggak mau sakit hati melihat kebersamaan mereka. Kalau sudah berpisah nanti, terserah dia mau berbuat a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-06
Baca selengkapnya

82. Usaha Devy

Hana berusaha untuk tersenyum, meski dalam hati dia malas melakukannya. Sedangkan Devy, langsung berdiri dan membalas senyuman Hana serta menyalami wanita hamil itu.“Perkenalkan, saya Devy. Saya...mantan kekasih Andhika.” Devy menjawab tanpa malu ketika menyebutkan statusnya yang sebatas mantan.Hana tersenyum lebar sambil mengangkat sebelah alisnya. Dalam hati, dia memuji kepercayaan diri Devy yang berani datang serta menyebutkan statusnya.‘Mantap sekali ini cewek. Cuma mantan saja bangga. Kalau aku sih ogah menyebutkan identitas, kalau hanya sebatas mantan. Atau memang dia ini nggak punya urat malu, ya. Sudah menyakiti Mas Dhika, tapi masih berani menampakkan dirinya di sini dan bangga bilang mantannya Mas Dhika,’ ucap Hana dalam hati.“Oh, mantannya toh. Perkenalkan juga, saya Hana. Istrinya Andhika Barata,” sahut Hana dengan rasa percaya diri.Devy yang tersentak lantas menatap diri Hana dari atas hingga ke bawah.“Ka-kalian sudah menikah? Kapan?” tanya Devy dengan tatapan tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

83. Hempaskan Bibit Pelakor

“Eh, apa-apaan ini, Dev? Lepas deh! Jangan begini!” seru Andhika dengan tatapan tak suka.Andhika lalu menjauhkan tubuh Devy dari tubuhnya. Dia lalu menghindari Devy dengan cara mundur satu langkah.“Kalau sudah selesai minta maafnya, lebih baik kamu pulang. Jangan mengacau di rumahku!” imbuh Andhika.“Kamu belum maafkan aku, Dhika. Aku tahu kesalahanku sangat besar. Makanya aku saat ini selalu sial.” Devy berkata sambil terisak.Andhika tertawa sambil geleng-geleng kepala. Dia tak mengerti dengan isi kepala Devy. Sekarang minta maaf, karena sepertinya Devy maupun Sakti terkena karma dari perbuatannya.“Dev, hidup adalah pilihan. Kamu jalani saja pilihan hidup kamu. Apa yang kamu rasakan saat ini adalah buah dari yang kamu tanam di masa lalu. Aku sudah maafkan kamu dan Sakti. Jadi pulanglah sekarang. Tenangkan diri kamu. Sudah, jangan bahas masalah yang sudah lewat. Aku sendiri sudah lupa. Sekarang aku fokus dengan rumah tanggaku bersama Hana,” cetus Andhika yang membuat air mata Devy
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

84. Dendam Aluna

Aluna mengerutkan keningnya ketika melihat Hana yang kini termenung. Dia lalu mencolek bahu Hana.“Han, kenapa melamun? Sudah, nggak usah dipikirin. Devy itu bibit pelakor. Jadi jangan dikasih celah. Nanti kalau dia bertingkah, aku akan bantu kamu melawannya. Aku paling benci sama yang namanya pelakor, karena mama pernah tersakiti hatinya, gara-gara cewek lain yang jadi orang ketiga di kehidupan rumah tangganya. Makanya aku akan bantu kamu untuk membuat pelajaran pada Devy, kalau dia berani dekati Kak Dhika,” imbuh Aluna, yang membuat Hana semakin merasa tak enak hati.“Kamu tahunya dari mana kalau ada orang ketiga di kehidupan rumah tangga mama dan papa, Lun? Apa mama cerita ke kamu?” tanya Hana mengulang pertanyaannya tadi.Aluna lalu meraih tangan Hana, dan menuntunnya untuk duduk di sofa.“Mama pernah kasih nasihat ke aku, supaya aku jangan terlalu percaya sama suami nantinya. Itu karena mama pernah dikhianati papa saat aku dan Kak Dhika masih kecil. Memang mama nggak punya bukti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-08
Baca selengkapnya

85. Pesan Dari Devy

Di saat Hana dan Aluna sedang berbincang mengenai masa lalu Aryo, Andhika muncul.“Lun, ada Raka tuh.”“Oh, iya. Aku turun sebentar lagi,” sahut Aluna. Dia lalu mengalihkan tatapannya pada Hana. “Pokoknya kamu tenang saja. Aku akan bantu menghempaskan Devy, kalau dia berusaha masuk ke dalam kehidupan rumah tangga kalian. Aku sangat benci pelakor. Jadi aku akan dengan senang hati membantu kamu nantinya.”Setelah berkata, Aluna beranjak dari sofa dan melenggang menuruni anak tangga. Sedangkan Hana hanya tertegun mengingat ucapan Aluna. Terutama kata tentang pelakor yang Aluna pertegas, kalau dia sangat membenci wanita yang seperti itu. Rupanya Aluna mengalami trauma atas kejadian yang menimpa rumah tangga orang tuanya. Meskipun tak mengetahui secara langsung, tapi Aluna mengetahui dari kabar yang ibunya beri.“Hai, kenapa jadi melamun? Memang tadi sedang ngobrol apa sih dengan Aluna?” tanya Andhika. Dia lalu duduk di sebelah sang istri yang masih terdiam seribu bahasa.Hana sepertinya t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-09
Baca selengkapnya

86. Pelajaran Untuk Devy

Setelah sepakat dengan adik iparnya, Hana melenggang masuk ke kamar dan menaruh ponsel suaminya di kantung baju hamil. Sebelumnya dia telah menghapus pesan dari Devy. Di kamar ternyata Andhika sudah selesai mandi dan kini sedang berpakaian. Hana mendekati suaminya dan membantu mengancingkan kemeja Andhika.Andhika tersenyum dan mengecup lembut kening istrinya. “Nanti makan siang bareng, ya. Aku nanti akan pesan tempat di restoran dekat kantor. Aku akan pesan tempat di private room. Biar makan siang kita nggak terganggu sama yang lain.”Hana seketika gelagapan mendengar tawaran makan siang dari suaminya. Dia tentu saja tak akan menolak, tapi dia sudah ada janji dengan Aluna untuk memberi pelajaran pada Devy.“Restoran mana, Mas?” tanya Hana memastikan.“Di dekat kantor ya restoran Jepang, Han. Kamu suka juga kan masakan Jepang? Atau di restoran yang dulu kita janjian makan malam?” sahut Andhika.“Tapi, kalau yang itu kan jaraknya lumayan jauh dari kantor Mas. Nanti kamu terlambat sampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-10
Baca selengkapnya

87. Pertanyaan Hana

Aluna dan Hana mengulum senyuman ketika Devy pergi sambil bersungut-sungut. Sedangkan Amir tampak kebingungan, menatap hidangan makan siang yang tersaji di atas meja.“Mbak Aluna. Ini saya habiskan semuanya?” tanya Amir dengan menatap hidangan makanan dan Aluna secara bergantian.“Kalau kamu habis, ya habiskan saja. Tapi kalau nggak habis, minta dibungkus saja sama pelayan restorannya ya, Mir. Kamu makan saja yang tenang. Nanti tagihan makanannya biar Kak Dhika yang bayar.” Aluna berkata sambil tertawa.“Lho, kok Pak Dhika yang bayar sih, Mbak? Orangnya saja nggak ada. Bagaimana ini, Mbak?” ucap Amir panik, antara perut lapar dan ingin makan hidangan yang menggugah selera. Tapi, khawatir dengan pembayarannya.“Sudah deh, kamu tenang saja kenapa sih. Sebentar lagi juga orangnya muncul di sini. Kalau nggak muncul, istrinya ada di sini. Dia yang akan bayar,” sahut Aluna masih dengan tawanya.Hana pun terkekeh mendengar ucapan Aluna. Dia baru tahu hari ini sisi lain dari diri Aluna, yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-11
Baca selengkapnya

88. Pembicaraan Suami Istri

Hana menatap sang suami dengan tatapan sendu, menunggu jawaban dari Andhika yang masih mengatupkan kedua bibirnya. “Mas,” panggil Hana dengan nada lembut. “Hm.” “Kalau kamu diam saja, berarti kamu juga sama seperti Aluna. Kamu membenci juga ibuku, iya?” ucap Hana dengan kedua mata yang mulai memanas, menahan tangisannya. Andhika menghela napas panjang. Dia menggenggam jemari lentik sang istri, lalu mengangkat jemari itu dan dicium punggung tangannya dengan lembut. Sekian detik Andhika melakukan itu, hingga wajahnya terangkat dan tersenyum ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Hana. “Jangan berpikiran seperti itu, Sayang. Aku sudah melupakan masa lalu papa. Setiap orang pasti punya kesalahan dalam hidupnya, termasuk papa juga. Jujur saja kalau aku sangat kecewa dengan papa, dan agak kurang percaya dengan pengakuan papa. Tapi, aku berusaha lapang dada. Aku ambil positifnya saja, kalau papa nggak meninggalkan kami meskipun punya keluarga lain selain kami. Sakit memang, Han. Aku ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-12
Baca selengkapnya

89. Kekesalan Hana

Andhika menatap sang istri dengan tatapan penuh tanya. Sedang yang ditatap hanya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya. Andhika terkesiap karena baru kali ini Hana bersikap seperti itu. Biasanya dia yang selalu menggoda Hana dengan kedipan matanya. Kini sepertinya Hana telah tertular olehnya. Atau apa ini sisi lain dari istrinya? Apa pun itu, Andhika suka. Tak menunggu lama, wajahnya sudah ia benamkan di ceruk leher jenjang sang istri.“Nanti saja ya, Bu. Aku belum siap kalau sekarang,” sahut Hana.Tampak di layar ponsel, wajah Widya yang kecewa mendengar jawaban anaknya. Wanita paruh baya itu bahkan matanya mulai berkaca-kaca.“Kamu nggak sedang menghindari Ibu kan, Han,” ucap Widya dengan suara tercekat. Jelas sekali kalau Widya tengah menahan tangis saat ini.“Menghindari kenapa, Bu?” tanya Hana pura-pura tak tahu maksud sang ibu.“Karena masa lalu Ibu,” sahut Widya melirih. Dia sontak menundukkan wajahnya, menghindar dari tatapan anaknya.Hana terdiam. Begitu juga dengan An
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-13
Baca selengkapnya

90. Serangan Panik

Andhika sontak membuka kelopak matanya, dan panik melihat sang istri memegangi perut buncitnya. “Hah, sakit? Belum mau melahirkan, iya kan? Ini kayaknya masih lima bulan, Han. Bagaimana ini, Han? Ayo, kita ke rumah sakit sekarang!”“I-iya. Waktu melahirkan sih masih empat bulan lagi, Mas.” Hana menjawab lirih.“Aku akan menyiapkan mobil dan minta tolong pada Aluna agar menemani kamu di sini. Tahan dulu ya, Sayang.”Andhika lalu bergegas keluar kamar. Dia berjalan dengan langkah lebar menuju kamar adiknya.“Lun, tolong aku deh.” Andhika berkata sambil mengetuk pintu kamar sang adik.Tak lama pintu pun terbuka. Menampilkan seraut wajah Aluna yang ditutupi oleh Masker bengkuang. Aluna hanya menjawab dengan isyarat, berupa gerakan kepalanya.“Temani Hana di kamar. Aku mau siapkan mobil dulu. Aku mau bawa dia ke rumah sakit. Perutnya sakit katanya. Terus sebelum kamu temani dia, hapus masker kamu dulu! Aku khawatir kalau Hana akan terkejut dan semakin sakit perutnya,” cetus Andhika yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status