Home / Romansa / Wanita Untuk Sang CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Wanita Untuk Sang CEO: Chapter 71 - Chapter 80

121 Chapters

71. Penyesalan

Aryo terdiam. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Membuat Andhika kebingungan.“Pa, ada apa? Apa yang terjadi dengan Kartika?” desak Andhika.Aryo menghela napas panjang seraya menggelengkan kepala. “Aku nggak berhasil menemukannya, Dhika. Eyang kamu nggak mau buka mulut. Kebenciannya pada Widya sangat dalam. Walaupun aku sudah memberitahu bahwa aku yang memulai. Widya sama sekali nggak menggoda aku, tapi eyang kamu nggak percaya. Tindakan itu diambil agar mama kamu nggak akan pernah tahu, dan memberi pelajaran pada Papa agar nggak berselingkuh lagi, tetap setia pada istri. Papa akui kalau maksudnya benar. Tapi, dengan memisahkan anak dengan orang tuanya, itu yang nggak benar. Kalau yang perlu dihukum, adalah aku karena aku yang memulai semua ini. Jangan Kartika. Dia nggak berdosa. Dia hanya anak yang nggak tahu apa-apa urusan orang tua.”“Yang melakukan eyang kakung atau eyang putri?” tanya Andhika lagi.Pertanyaan Andhika sontak membuat kesal Aryo. Dia menatap tajam anak sulungnya itu
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

72. Kekhawatiran Widya

Hana menggelengkan kepalanya berulang kali, sambil terus berucap ketidakpercayaannya atas kabar yang Andhika bawa.“Kamu bohong kan, Mas. Ini nggak benar. Nggak mungkin ibuku jadi orang ketiga dalam rumah tangga orang tua kamu. Aku nggak percaya ini. Ibuku nggak seperti itu. Lalu, kita bersaudara, begitu? Lalu anak yang sedang aku kandung ini, hasil dari pernikahan sedarah? Benar begitu, Mas?”Hana terus meracau dengan air mata yang berlinang di pipinya. Wajahnya seketika menjadi pucat dan tampak stres.Andhika yang melihat itu, langsung memeluk tubuh Hana dengan erat.“Han, dengar dulu kata-kataku. Kita ini bukan bersaudara. Kita orang lain yang sama sekali nggak ada hubungan keluarga. Pernikahan kita nggak masalah. Ibu kamu memang memiliki anak dari papaku. Namanya Kartika. Dia itu adik tiriku, dan juga kakak tiri kamu. Ibu kamu saat menikah dengan ayah kamu, menyandang status janda,” jelas Andhika yang membuat Hana menghentikan tangisannya.“Serius ini, Mas?”“Hu’um. Aku barusan mi
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

73. Tuntutan

“Mutia kenapa itu?” tanya Andhika dengan wajah malas karena harus mengakhiri aksinya yang baru saja dimulai beberapa menit yang lalu.“Mana aku tahu. Aku kan di sini sama kamu dari tadi. Kamu buka saja dulu pintunya supaya tahu sebabnya. Aku mau rapikan pakaianku yang berantakan,” sahut Hana yang membuat Andhika tertawa.Andhika akhirnya beringsut dari tempat tidur dan melangkah ke arah pintu. Setelah pintu dibuka, dilihatnya Mutia yang kini tampak panik.“Ada apa, Mutia?” tanya Andhika.“Tante Widya sedang mengemasi pakaiannya ke koper, Pak Dhika,” sahut Mutia lirih.“Hah? Mengemasi pakaian? Kalau mau pindah ke apartemen kalian, besok saja,” sahut Andhika dengan tatapan ke arah pintu kamar tempat Widya berada saat ini.Mutia mengerutkan keningnya seraya berkata, “Lho, memangnya Tante Widya mau pindah? Pak Dhika sudah tahu, ya?”Andhika menghela napas panjang. Dia tak menyangka kalau persoalannya jadi rumit seperti ini. Dia baru saja akan menjawab, tiba-tiba Hana sudah muncul di sampi
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

74. Liciknya David

Selang waktu satu jam berikutnya, polisi datang ke kantor David dan langsung membawa pria itu dengan menunjukkan terlebih dahulu surat penangkapannya.“Harap bisa bekerja sama, Tuan David,” ujar salah seorang anggota polisi yang menangkap David.Wajah David merah padam karena dia ditangkap di kantornya, di antara anak buahnya yang kini menatapnya dengan tatapan iba. Dia sama sekali tak menyangka kalau akan ditangkap di kantornya. Dia pikir, kalau akan ditangkap di apartemennya sehingga tak perlu dirinya menanggung malu di hadapan anak buahnya.‘Sial! Kenapa secepat ini? Kenapa harus di kantor mereka menangkapku?’ tanya David dalam hati.Beberapa anak buahnya saling kasak-kusuk perihal penangkapan atasan mereka.“Ini pasti gara-gara gosipnya dengan Hana. Jadi suaminya Hana murka dan melaporkan Pak David,” bisik salah seorang karyawan David.“Pastinya sih begitu. Lagiannya Pak David, kenapa suka sama istri orang? Aku sebelumnya sempat percaya kalau anak yang dikandung Hana adalah anakny
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

75. Akhirnya

Andhika meradang mendengar ucapan David. Dia sontak menggebrak meja sambil berkata lantang di telepon. Mungkin kalau antara dirinya dan David tak terhalang kaca, Andhika sudah memukul wajah David yang tampak menyebalkan.Brak!“Brengs*k kamu, David! Ini namanya bukan berdamai. Kamu menantangku namanya. Ok, kalau ini yang kamu mau, aku ladeni. Nggak ada lagi kata damai. Silakan habiskan hari-harimu di penjara! Aku nggak akan pernah mau mencabut gugatan itu.”Setelah berkata, Andhika meletakkan gagang telepon di tempatnya semula dengan kasar. Selanjutnya dia pergi dari tempat itu dengan wajah penuh amarah.“Hai, mau ke mana? Tunggu dulu!” pekik David panik, karena Andhika pergi begitu saja dan tak menoleh lagi ke arahnya.Andhika terus melangkah ke arah parkiran mobil, di mana sopir dan mobilnya berada.“Pak, Dhika,” panggil Indra, yang membuat Andhika menghentikan langkahnya.“Ya, Pak. Ada apa?” tanya Andhika.“Apa rencana Bapak setelah ini?” ucap Indra balas bertanya.“Kita ke apartem
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

76. Kabar Duka

Andhika terkesiap mendengar kabar dari adiknya. Dia merapatkan benda pipih di tangannya ke daun telinga. Barangkali saja dia salah mendengar.“Serius kamu, Lun?”“Serius lah. Mana mungkin aku bohong soal kesehatan Mama, Kak. Sudah cepat kemari. Aku sudah telepon papa juga. Sekarang papa sedang dalam perjalanan ke rumah sakit,” jelas Aluna.“Ok. Aku akan ke sana sekarang juga. Aku tutup teleponnya.”Setelah sambungan telepon tersebut terputus, Andhika menatap pada Mutia dan Indra secara bergantian.“Mobil ini akan mengantar saya ke rumah sakit dulu. Setelah itu, gantian mengantar ke tempat kalian masing-masing. Mama saya sedang gawat kondisinya,” ucap Andhika dengan raut wajah sendu.“Saya ikut sama Pak Dhika ke rumah sakit, boleh?” sahut Indra serius.“Oh, boleh kalau memang Pak Indra nggak ada acara lagi,” sahut Andhika dengan anggukan kepalanya.“Saya nggak ada acara kok, Pak Dhika. Tadinya saya mau kembali ke Jakarta, karena urusan di sini sepertinya sudah selesai. Hanya tinggal ur
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

77. Kembali Ke Jakarta

Kabar mengenai kematian Lestari sampai juga ke telinga Widya.Sore harinya Hana datang ke apartemen untuk berpamitan pada Widya, bahwa dia dan Andhika beserta keluarganya akan kembali ke Jakarta. Hana datang sendiri dengan diantar oleh sopir. Sedangkan Andhika sibuk mengurusi administrasi di rumah sakit, karena Aryo dan Aluna masih syok dengan kematian Lestari.“Aku nggak lama di sini, Bu. Aku ditunggu Mas Dhika di rumah sakit. Setelah urusan di rumah sakit selesai, kami akan kembali ke Jakarta sore ini juga. Ibu nggak mengucapkan bela sungkawa ke keluarganya Mas Dhika?” ucap Hana yang membuat Widya jadi salah tingkah.Widya menghela napas panjang. Bukannya dia tak mau mengucapkan bela sungkawa pada keluarga besan, tapi masalahnya besannya itu adalah mantan suami sirinya. Lelaki yang sangat ingin dia hindari. Apalagi kini dia merasa sangat malu pada Andhika, yang pastinya sudah mengetahui rahasia Aryo dan dirinya.“Bu, diam saja sih?” tuntut Hana.“Ibu harus bagaimana, Hana? Katanya,
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

78. Resah

Jenazah Lestari sudah dikebumikan. Para kerabat yang ikut mengantar ke tempat peristirahatan Lestari yang terakhir, kini satu persatu sudah meninggalkan tempat itu. Hanya Andhika beserta keluarga inti yang masih ada di samping pusara Lestari.“Mama, semoga Mama tenang di alam sana. Maafkan segala kesalahan Papa selama ini, ya. Kesalahan Papa sangat banyak sama Mama,” gumam Aryo dengan air mata yang masih menggenang di kelopak matanya.Gumaman Aryo sontak membuat Aluna kebingungan. Tapi, tidak halnya dengan Andhika dan Hana. Pasangan suami istri itu paham dengan yang Aryo maksud.“Kak, papa kenapa sih? Kok kayaknya sedih banget dan merasa bersalah sama mama,” bisik Aluna.“Mana aku tahu, Lun. Sudahlah, kita jangan ikut campur urusan orang tua. Sekarang orang tua kita hanya papa. Jadi kita buat papa bahagia, ok. Kita pulang sekarang, yuk! Aku akan ajak papa setelah ini. Kamu dan Hana duluan ke mobil, ya!” titah Andhika yang diangguki oleh Aluna.Sepeninggal Hana dan Aluna, Andhika mende
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

79. Kejutan Dari Andhika

Mobil berhenti di depan pintu gerbang rumah Andhika. Rusli, si penjaga rumah bergegas membuka pintu gerbang tersebut.“Selamat datang, Pak Dhika,” sapa Rusli sopan ketika Andhika membuka kaca jendela mobilnya.“Rumah aman, Rus?” tanya Andhika.“Alhamdulillah aman tenteram, Pak,” sahut Rusli dengan senyuman.“Bagus kalau begitu. Oh ya, saya tinggal di rumah orang tua saya masih satu minggu lagi, ya. Tolong jaga rumah dengan baik bersama si Amir,” sahut Andhika menitah.“Siap, Pak.”Setelah itu, Andhika melajukan mobilnya menuju ke halaman rumah dan berhenti tepat di depan teras.Kedua sejoli itu lantas keluar dari mobil, dan melangkah ke dalam rumah mereka sambil bergandengan tangan.“Kejutan apa sih, Mas?” bisik Hana kepo.“Tunggu sebentar lagi, Sayang. Kejutannya ada di dalam kamar kita. Jadi kita langsung saja ke sana. Terus tadi aku kan telepon si bibi kalau akan kemari. Dia masak makanan kesukaan kamu juga,” sahut Andhika balas berbisik di telinga Hana.Hana menghentikan langkahny
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

80. Panggilan Telepon

Andhika terkekeh melihat reaksi sang istri. Dia lalu mulai melakukan serangannya di tubuh Hana. Tangannya bergerilya ke setiap inci bagian tubuh sang istri, hingga Hana pun akhirnya terbuai.Andhika dan Hana sedang sibuk dengan aktivitas panas mereka, ketika sebuah ketukan terdengar di pintu kamar mereka.“Mas, kamu buka deh pintunya. Siapa tahu ada perlu penting,” bisik Hana.Andhika tak menyahut. Dia tetap meneruskan apa yang sudah mulai. Dia tak mau berhenti di tengah jalan. Hingga akhirnya ketukan itu tak terdengar lagi.“Berhenti kan akhirnya. Itu tandanya nggak penting banget. Kalau sangat penting, pastinya nggak akan berhenti ketukannya tadi,” ujar Andhika dengan napas memburu.Hana hanya tersenyum tipis mendengar penuturan suaminya. Desahan mereka pun kini saling bersahutan, seiring semakin panasnya aksi mereka berdua. Hingga kurang lebih dua puluh menit berlalu, Andhika menuntaskan hasratnya dan berguling di samping tubuh sang istri.Andhika lalu mengecup kening dan menghapus
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status