Home / Romansa / Wanita Untuk Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Untuk Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

121 Chapters

61. Cemburu

Mutia seketika menjadi resah dengan kedatangan David sore itu. Dia khawatir kalau Andhika akan salah paham dengan kedatangan pria tersebut.“Hana sedang istirahat, Pak David.” Mutia sengaja berkata bohong, agar David segera pergi dari apartemennya. Sehingga pria itu tak bertemu dengan Andhika yang masih ada di dalam kamar.Kening David berkerut cukup dalam. “Hana kurang enak badan? Ini sudah sore, seharusnya dia jalan-jalan di sekitar sini atau ke tempat lain untuk cuci mata. Jangan di dalam apartemen terus. Bisa bosan nanti. Saya akan menunggu dia. Bila perlu saya akan mengajaknya jalan-jalan sore.”David lalu memberikan parsel buah-buahan beserta buket bunga pada Mutia. Seulas senyum terbit dari bibirnya ketika melihat Mutia yang serba salah saat ini.“Ayo, terima saja pemberian saya ini! Buah-buahan sangat bagus kan untuk ibu hamil. Terus bunga ini bisa ditaruh di bufet itu,” ucap David ketika Mutia belum mau menerima pemberiannya.“Pak David, mohon maaf kalau saya tidak bisa...” b
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

62. Merajuk

Mutia menghela napas panjang sejenak sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan Andhika.“Pak David memang pernah memberi makanan kemari. Jujur saja kalau kami terima, karena dia nggak memberi secara langsung. Tahu-tahu sudah ada di resepsionis. Hana juga sudah memberitahu Pak David, agar nggak mengirimkan lagi makanan atau yang lainnya kemari. Dituruti kok sama dia. Tapi, nggak tahu juga kenapa hari ini dia datang dengan membawa bunga dan buah? Itu yang membuat saya heran, Pak Dhika. Lalu mengenai makan malam dengan Pak David, belum pernah Hana lakukan. Hana selalu makan malam bersama saya. Atau kalau bersama dengan orang lain, selalu ada saya. Itu juga makan bersama dengan teman sesama model di sini,” jelas Mutia panjang lebar.Andhika terdiam setelah Mutia memberikan penjelasan. Rupanya penjelasan Mutia tadi diterima oleh pria itu. Terbukti kini suaranya mulai melunak.“Nanti kita makan malam di Marina Bay Sands ya, Han. Tadi kan kamu diajak makan malam di sana sama cowok itu. Biar a
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

63. Siapa Dia?

Mutia menerima ponsel Hana dan membuka pesan itu serta membacanya. Kedua bola mata Mutia membulat setelah mengetahui pesan yang David kirim, berupa foto Andhika bersama dengan seorang wanita cantik. Foto itu diabadikan di depan sebuah gedung.‘Pak David dapat foto ini dari mana, ya? Apa dia mengikuti Pak Dhika? Kalau dilihat dari pakaian Pak Dhika sih, foto ini diambil hari ini. Tapi, buat apa Pak David mengirim foto ini ke Hana? Apa dia mau menyebar fitnah? Bisa jadi dia marah dan dendam karena bunga dan buah yang dia bawa, dibuang oleh Pak Dhika. Hm, aku mau hapus foto ini agar tak terjadi pertengkaran antara Hana dan Pak Dhika. Tapi, Hana pasti marah padaku kalau aku hapus foto ini. Aduh, bagaimana ini enaknya, ya? Karena aku yakin kalau Pak David berniat nggak baik dengan mengirimkan foto ini,’ ucap Mutia dalam hati.“Mbak, kok malah bengong saja sih? Pesan apa yang Pak David kirim? Coba lihat!” ucap Hana. Dia lalu menengadahkan tangannya, kode agar Mutia mengembalikan ponsel mili
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

64. Manjanya Ibu Hamil

Mutia datang ke unit apartemen dengan ditemani resepsionis, yang membantunya membawa pesanan makanan karena dia tak kuat membawanya sendiri. Hana memesan makanan cukup banyak. Ditambah lagi pesanannya dan pesanan Andhika. Sehingga berat kalau dia bawa sendiri.“Terima kasih atas bantuannya, ya.” Mutia berucap sambil memberi tip pada gadis itu.“Sama-sama. Saya permisi dulu,” ucap gadis itu, lantas berlalu dari hadapan Mutia.Andhika yang melihat makanan di meja cukup banyak, sangat terkejut.“Banyak amat pesanan makanannya, Mutia,” ucap Andhika. Dia menatap satu persatu makanan itu, dan meraih ice kachang yang tampak menggugah selera.“Ibu hamil yang pesan banyak begini, Pak. Katanya, kalau nggak habis nanti, Bapak yang disuruh menghabiskan makanannya. Makanya saya pesan makanan untuk Pak Dhika hanya laksa Singapura saja. Soalnya Bapak kan tadi pesan supaya disamain menu makanannya,” sahut Mutia kalem.“Ya sudah nggak apa. Tapi, yang laksa Singapura, satunya jangan dibuka. Kalau Hana
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

65. Bertemu Mertua

Semilir angin di pagi hari yang menyambut Hana serta Andhika ketika mereka keluar dari gedung apartemen, membuat Hana menghirup udara dalam-dalam.“Udara pagi ini segar sekali setelah semalam turun hujan. Harusnya tadi pagi kita jalan-jalan di sekitar apartemen ini, Mas. Pasti segar banget itu. Bagus kan untuk ibu hamil,” ucap Hana dengan suara manja. Dia bergelayut manja di lengan kekar Andhika.“Kenapa tadi kamu nggak ajak aku jalan pagi?” sahut Andhika seraya membuka pintu mobil untuk sang istri.Tak lama, Andhika menyusul duduk di kursi penumpang belakang, setelah Hana duduk manis di sana.Selanjutnya, sopir pun mulai melajukan mobil meninggalkan area apartemen.“Lho, kok malah tanya ke aku? Kamu yang nggak lepasin aku semenjak bangun tidur tadi. Kamu bilang...” Hana sengaja menggantung kalimatnya, Dia lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Adhika dan berbisik di sana. “Kamu bilang mau kasih serangan fajar. Masih saja nggak cukup. Padahal semalam sudah kasih serangan juga ke aku.”A
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

66. Siapa Pelakunya, Mas?

Untuk sesaat tak ada suara yang terucap di ruang rawat inap itu. Andhika dan Aryo tampak senang dengan sikap Lestari yang bisa menerima Hana. Sedangkan Hana tampak terharu ketika sang ibu mertuanya terus mengusap perutnya, meskipun dengan dibantu oleh Andhika.Di saat yang sama, pintu ruang rawat inap itu terbuka. Menampilkan seorang gadis cantik dan seorang wanita paruh baya.“Assalamualaikum,” sapa kedua wanita beda generasi itu.“Wa’ alaikumsalam.” Aryo, Andhika dan Hana menyahut bersamaan.“Eh, ini istri kamu ya, Dhika. Kamu sombong amat sih, nikah diam-diam,” celetuk wanita paruh baya itu, yang kini menatap lekat wajah Hana. “Cantik.”Hana mengangguk dan menyalami wanita paruh baya itu.“Aku memang hanya melaksanakan akad nikah saja kok, Tante. Insya Allah, resepsinya menyusul. Soalnya aku sibuk, jadi belum sempat bikin acara resepsi,” sahut Andhika beralasan.“Tapi, istri kamu sudah hamil. Apa jangan-jangan kamu menikahi dia karena...” Wanita paruh baya itu tak meneruskan kata-k
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

67. Gosip

“Han, sebaiknya kita masuk dulu deh. Masak kita ngomongnya di sini sih? Nggak enak nanti kalau ada orang yang dengar,” elak Andhika.“Kamu juga sih begitu, Mas. Sudah tahu pelakunya, tapi nggak cerita ke aku. Kamu tenang saja seolah nggak terjadi apa-apa. Padahal masalah itu kan yang membuat aku pergi dari rumah,” sahut Hana tampak kesal. Wanita cantik itu lantas menekuk wajahnya. Membuat pria yang ada di hadapannya, yang berstatus pak suami merasa gemas padanya.“Aku akan cerita pada akhirnya nanti. Sekarang aku sedang melepas kangen sama kamu. Jadi aku habiskan dulu lah waktuku untuk selalu bersama kamu. Nanti juga aku akan cerita. Eh, kamu malah sudah tanya duluan sekarang,” cetus Andhika dengan senyuman. Dia meraih tangan istrinya untuk segera diajaknya masuk ke dalam unit apartemen.Hana menepis tangan Andhika. “Sebutkan satu nama dulu, Mas! Setelah itu, kamu boleh menyentuh tanganku dan kita masuk.”Andhika terdiam sesaat. Setelah terdiam beberapa detik, dia memenuhi permintaan
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

68. Murka

Andhika lalu meraih ponselnya dan melangkah mendekati pria itu.“Katakan, situs mana yang ada gosip murahan itu?! Saya akan menuntut David setelah ini!”Pria itu jadi gelagapan, melihat sorot tajam mata Andhika dan amarah yang terpancar di wajah pria yang berstatus suami Hana.Pria itu lantas menyebutkan situs gosip yang dia lihat beberapa menit yang lalu, di mana gosip tentang Hana dan David beredar.Andhika pun lantas membuka laman situs yang disebutkan oleh karyawan perusahaan produk bayi itu. Dia telah menemukan gosip tersebut dan membacanya hingga tuntas, dengan rahang yang mengeras dan gigi yang bergemeletuk.“Mbak, pantas saja tadi beberapa orang memandang aku dan Mas Dhika dengan tatapan menyelidik. Tak tahunya karena ada gosip ini,” ucap Hana lirih dengan mata yang berkaca-kaca, dan tangannya yang mengelus perut buncitnya. “Kasihan anakku ini, diaku Pak David sebagai anaknya. Padahal disentuh pun nggak pernah.”“Sabar ya, Han. Serahkan semuanya pada suami kamu. Pasti Pak Dhik
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

69. Jumpa Lagi

Widya masih termangu menatap lurus ke depan. Dia tak menyadari kalau Andhika tengah memperhatikannya. ‘Kenapa ibu mertuaku sepertinya keberatan kalau harus tinggal di sini? Apa...karena papa? Sebenarnya ada hubungan apa sih dengan mereka berdua? Sepertinya nanti aku harus tanya sama papa tentang ibu mertuaku ini. Papa pernah akan menjelaskan, tapi tertunda,’ ucap Andhika dalam hati. “Bu,” panggil Andhika lembut. Widya seketika menoleh ke arah Andhika. “Eh, iya. Ada apa?” “Ayo, kita masuk sekarang! Sopir saya sudah pergi mengantar pengacara saya ke hotel. Ibu istirahat dulu, ya. Hana sudah menunggu kedatangan Ibu.” Andhika berkata sambil mengangsurkan tangannya ke depan, mengisyaratkan agar Widya berjalan mendahuluinya. Widya mengangguk, dan berjalan menuju ke lobi apartemen. Mereka kemudian masuk ke dalam lift yang kebetulan pintunya sedang terbuka. Setibanya di lantai paling atas, lift berhenti. Tibalah mereka di penthouse milik keluarga Andhika. Di sana Hana sudah menunggu mere
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

70. Sepenggal Kisah Masa Lalu

“Iya, Dhika. Maafkan Papa, ya,” ucap Aryo lirih.Andhika geleng-geleng kepala. Dia menatap sang papa seraya berkata, “Itu artinya Papa selingkuh dengan ibunya Hana? Karena nggak mungkin kalau Papa lebih dulu menikah dengan ibunya Hana, tapi dengan cara menikah siri. Pasti Papa menikah siri karena Papa sudah berkeluarga, iya kan?”Aryo mengangguk lemah. Dia menatap anak sulungnya dengan tatapan sendu.“Sekali lagi Papa minta maaf, Dhika. Ini semua salah Papa. Kamu jangan menyalahkan Widya. Dia juga nggak tahu kalau aku ini sudah punya anak istri. Aku mengaku bujangan padanya dulu.”Andhika menghela napas panjang mendengar pengakuan papanya. Dia terduduk di sofa dan mengusap wajahnya kasar.“Pantas saja ibunya Hana sangat membenciku, pada saat dia tahu aku mempunyai perjanjian menikah dengan Hana. Dia memakiku dengan menyebut aku ini sebagai lelaki bejat. Terlebih setelah tahu kalau aku ini anak Papa, lengkap sudah makiannya untukku. Itu karena dia merasa tertipu oleh Papa.”“Iya, mau b
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status