Home / Romansa / Wanita Untuk Sang CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Wanita Untuk Sang CEO: Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

91. Permintaan Widya

“Han, bagaimana? Mau menerima telepon dari Ibu?” tanya Andhika hati-hati, karena dia tak ingin Hana merasa tertekan sehingga bisa berakibat stres.Hana dengan perlahan menggelengkan kepalanya. “Aku mau tidur, Mas. Aku mengantuk. Kalau Mas mau terima telepon ibu, silakan saja.”“Ok, aku akan terima panggilan telepon dari ibu. Kalau ibu tanya kamu, boleh aku kasih tahu kalau saat ini kamu dirawat di rumah sakit?”“Iya, boleh.”Andhika menganggukkan kepalanya. Dia lantas menerima panggilan telepon dari ibu mertuanya.“Halo, Bu.”“Halo, Andhika. Hana ada? Ibu mau ngomong lagi sama dia.”“Hana sedang tidur. Dokter menyuruhnya agar banyak istirahat,” sahut Andhika.“Hana kenapa?” tanya Widya terdengar panik.“Tadi perutnya sakit, Bu. Terus langsung saya bawa ke rumah sakit. Dokter menyarankan agar Hana dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan,” sahut Andhika kalem.Tiba-tiba terdengar suara tangisan Widya di seberang sana. Andhika hanya bisa diam dan menghela napas panjang.“Ini
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

92. Menata Hati

Hana menggenggam tangan sang ibu dengan cukup erat. Dia menangis sambil mengecupi punggung tangan ibunya.“Aku nggak akan meninggalkan Ibu hanya karena masa lalu Ibu. Aku tetap anak Ibu. Sekarang aku juga seorang calon ibu, tentunya aku merasakan bagaimana rasanya mengandung seorang bayi dan melahirkan nantinya. Ibu sudah berjuang untuk aku dan Renata. Apalagi setelah ayah tiada, Ibu adalah satu-satunya orang tua kami. Aku akan ada di samping Ibu apa pun yang terjadi. Aku sayang Ibu. Meskipun semalam aku marah sama Ibu, tapi itu hanya emosi sesaat. Ibu tetaplah Ibuku yang punya kekurangan dan kelebihan. Aku mencoba menata hatiku agar bisa menerima masa lalu Ibu. Seperti Mas Dhika yang kecewa pada papanya, tapi tetap berusaha untuk bisa memaafkan perbuatan papanya di masa lalu. Meski aku tak tahu apakah dia berhasil atau tidak, karena perselingkuhan papanya itu membuat Mas Dhika dan Aluna sepertinya trauma,” papar Hana, yang membuat Widya tersentak. Hatinya berdebar mendengar penuturan
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

93. Buah Hati

Andhika tiba di rumah sakit dengan wajah tegang. Selama hidupnya, baru kali ini dia menghadapi situasi yang paling menegangkan. Bahkan saat pertarungan dengan rekan bisnis untuk memenangkan tender, dirinya tak begitu tegang. Namun, saat ini adalah perjuangan seorang wanita yang sangat dia cintai untuk melahirkan bayinya, yang akan memberikan status baru bagi dirinya. Statusnya sebagai seorang ayah. Ya, sesaat lagi Andhika akan menjadi seorang ayah. Luar biasa! Seorang Andhika Barata yang selama ini dikenal sebagai seorang pria yang dingin dan egois, akhirnya akan memiliki anak dari istri yang dikontrak selama satu tahun.“Sus, saya bisa mendampingi istri saya kan di ruang bersalin?” tanya Andhika memastikan.“Bisa, Pak.”“Ok, terima kasih.Andhika lalu mengusap kening Hana yang berkeringat. Meskipun ruang bersalin ini dilengkapi dengan penyejuk ruangan, namun sepertinya tak mempan bagi Hana. Keringat sebesar biji jagung memenuhi wajah dan bagian tubuhnya yang lain.“Mas...perutku sema
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

94. Surat Perjanjian Apa?

Sepeninggal Andhika, mereka kembali berbincang akrab.“Han, Ibu boleh nggak gendong Ares? Sudah nggak sabar ini gendong dia. Cucu ganteng Ibu ini sudah bikin gemas saja sih. Mau menunggu dia bangun, bayi yang baru lahir kan memang bawaannya tidur terus. Menangis kalau haus saja, iya kan. Jadi Ibu gendong saja deh sekarang. Nanti kalau bangun, kamu susui lagi saja,” ucap Widya dengan tatapan memohon pada Hana.“Iya deh, Ibu gendong saja. Sekalian kita foto-foto dong. Ares belum sempat di foto lho. Papanya terlalu asyik ngeliatin dia saat menyusu sih. Jadi lupa mau foto bertiga. Sekarang kita dulu saja, yuk!” ajak Hana dengan senyuman.“Boleh, atur posisinya dong,” sahut Mutia.“Di sofa situ saja. Hana turun sebentar dari ranjang, nggak apa-apa kan?” timpal Widya, yang sudah membawa sang cucu ke dalam pelukannya.Hana menganggukkan kepalanya. Dia dengan dibantu oleh Renata, kemudian turun dari ranjang dengan perlahan.Hana dan Widya duduk berdampingan. Sedangkan Mutia duduk di samping H
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

95. Janji Andhika

Hana menatap sang suami dengan senyum yang mengembang. Hatinya kini berbunga-bunga karena dirinya dan Andhika tak akan berpisah. Mereka akan membesarkan anak mereka dalam satu keluarga yang utuh.“Mas.”“Hm.”“Mas kan bilang tadi kalau ingin punya anak maksimal lima, minimal tiga. Nah, apa kamu akan tetap mencintai aku kalau nanti tubuhku nggak langsing lagi? Sekarang saja baru punya anak satu, sudah montok begini. Bagaimana nanti kalau punya anak lima? Aku takut kalau kamu akan....” Hana sengaja menjeda ucapannya. Dia ingin mengetahui reaksi Andhika. Dia rasa suaminya itu sudah tahu maksud perkataannya.“Cari perempuan lain, begitu? Seperti papaku, begitu maksud kamu?” tebak Andhika.Hana menganggukkan kepalanya seraya berkata lirih. “Iya, Mas. Aku takut juga kalau karma ibuku akan menimpaku. Lengkap sudah nanti jadinya. Kamu yang mengikuti jejak papa Aryo, dan aku terkena imbas dari ulah ibuku yang merebut papa kamu. Oh, sakit sekali rasanya kalau membayangkan hal itu terjadi padaku
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

96. Resepsi Pernikahan

Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Hana sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Kabar itu pun disambut gembira oleh pasangan suami istri itu.Setelah menyelesaikan urusan administrasi rumah sakit, Andhika bergegas membawa pulang sang istri dan buah hati mereka.Di rumah mereka, ternyata Aluna dan keluarga Hana sudah menunggu. Tadinya Aryo pun ingin ikut datang ke rumah Andhika, tapi dia urungkan karena tahu Widya pun pasti hadir di sana. Dia bukannya takut bertemu dengan mantan istri sirinya. Tapi, takut Aluna akan curiga kalau melihat sikap Widya yang tak ramah padanya. Aryo tak ingin Aluna tahu identitas Widya. Dia tak ingin anak gadisnya itu semakin membenci dirinya, sekaligus membenci Widya. Sehingga dia beralasan pada Aluna kalau akan menyusul ke rumah Andhika. Seperti sebelumnya, Aluna hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Membuat gerimis di hati Aryo.“Selamat datang keponakan Tante Luna. Sini digendong sama Tante yuk, Ares!” sambut Aluna ketika mobil Andhika
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

97. Siapa Kartika?

Hana yang kini sedang menimang Ares karena bayi itu mulai rewel, tak menyadari kalau sang suami tengah memperhatikan Kartika. Hingga ketika dia ingin minta bantuan Andhika untuk meminta botol susu Ares dari sang baby sitter, pria itu masih bergeming sambil menatap wanita lain. Menyadari itu, Hana seketika panas hatinya.“Mas!” sentak Hana kesal.“Eh, apa?” Andhika menyahut dengan tergagap.“Kamu kebangetan banget sih. Di depan aku masih sempat-sempatnya menatap perempuan lain. Katanya mau jadi suami setia. Tapi, baru juga menggelar resepsi pernikahan, sudah jelalatan saja matanya.” Hana berucap sambil menekuk wajahnya. Meskipun dia berkata dengan perlahan, namun kata-kata Hana cukup menohok hati Andhika.“Ish, kamu ini. Jangan cemburu buta begitu dong. Aku menatap tunangannya Pak Rafli itu karena dia mirip dengan Aluna. Terus namanya kebetulan Kartika. Jadi aku agak curiga sama dia. Makanya aku tadi terus memperhatikan dia itu, karena pikiranku mulai banyak praduga terhadapnya,” jelas
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

98. Menyelidiki

Aryo terkesiap. Dia menatap Aluna dengan tatapan tajam. Dirinya tak terima disebut sebagai lelaki mesum oleh anak kandungnya sendiri.“Jaga mulut kamu, Luna! Papa nggak serendah itu!” tegas Aryo.“Terus ngapain ada di sini?” tantang Aluna.Aryo gelagapan. Dia tak bisa menjelaskan pada Aluna, karena akan membangkitkan amarah anaknya itu. Hingga akhirnya dia memilih pergi dari sana, dari pada ribut dengan Aluna.Aluna menatap kepergian sang papa dengan tatapan penuh tanya. Dia geleng-geleng kepala sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam toilet. Setibanya di dalam, Aluna terkejut ketika melihat Widya dan seorang wanita ada juga di dalam toilet sambil berbincang. Tak mau ikut campur, Aluna langsung masuk ke dalam bilik toilet. Namun, dia fokus mendengarkan ucapan wanita yang menjadi lawan bicara Widya.“Saya nggak kenal Ibu. Tapi, kenapa tiba-tiba Ibu tanya tentang tanda lahir pada saya?” ucap Kartika.Widya ingin menjelaskan, tapi kehadiran Aluna di dalam toilet itu membuat Widy
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

99. Sebuah Informasi

Andhika menatap lekat wajah adiknya. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya pada Aluna, namun dia khawatir kalau adiknya itu akan meluapkan emosinya pada Widya. Hana saja yang tak terkena imbas dari perselingkuhan papanya, sempat marah pada Widya. Apalagi Aluna, sudah dipastikan kalau adiknya itu akan memaki Widya seperti dia memaki ayah kandungnya sendiri. Aluna bahkan berani menyebut Aryo sebagai lelaki mesum, apalagi terhadap Widya yang tak memiliki hubungan darah dengannya.“Lun, Kakak bukannya melarang kamu untuk ikut mendengarkan pembicaraan Kakak dengan papa nantinya. Tapi, Kakak nggak mau kalau kamu akan syok kalau tahu kenyataannya. Biar Kakak saja yang tahu, karena Kakak bisa mengendalikan diri. Kalau kamu, Kakak nggak yakin kalau kamu bisa mengendalikan diri kamu. Jadi percaya sama Kakak, ya. Serahkan masalah ini sama Kakak. Insya Allah, semua akan baik-baik saja. Kamu urus saja persiapan pernikahan kamu dengan Raka,” ucap Andhika.Aluna memicingkan matanya seraya berkata, “K
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

100. Kunjungan Ke Panti Asuhan

“Cuma itu nama lengkapnya, Mar?” tanya Aryo lagi dengan perasaan gusar.“Iya, Pak. Hanya itu yang saya dapat. Tidak ada nama Barata di belakangnya seperti nama Pak Dhika dan Bu Luna,” sahut Umar.Aryo menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Matanya mulai berkaca-kaca dan bibirnya pun bergetar menahan tangis. Dirinya sangat yakin kalau Kartika itu adalah anak kandungnya yang hilang saat berusia empat tahun.“Kamu sudah selidiki orang tuanya Kartika? Di mana rumahnya? Aku ingin bertemu dengan orang tuanya. Ingin memastikan apakah Kartika adalah benar anakku atau bukan,” ucap Aryo lirih.“Saya sudah selidiki, Pak. Kartika itu tinggal di sebuah panti asuhan. Di sana dia juga membantu ibu panti dalam mengelola panti asuhan itu. Apa tidak sebaiknya Bapak berkunjung ke panti asuhan itu, dan berbicara dengan ibu panti? Supaya jelas semuanya, Pak,” cetus Umar.“Bisa juga begitu. Enaknya kapan ya ke sananya, Mar?”“Terserah Pak Aryo saja. Saya sih siap mendampingi Bapak kapan pun juga,” sahu
last updateLast Updated : 2023-09-19
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status