Beranda / Romansa / Wanita Untuk Sang CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Wanita Untuk Sang CEO: Bab 101 - Bab 110

121 Bab

101. Informasi Rafli

“Gus, jadwal meeting siang ini tolong dimundurkan ke jam tiga sore, ya,” ucap Andhika ketika dia sudah di dalam mobil, dalam perjalanan menuju kantor Rafli.“Ok, Pak. Nanti saya infokan ke Mbak Stella untuk menjadwal ulang meeting hari ini,” sahut Bagus.“Saya ada urusan mendadak ini, Gus. Sementara saya belum datang, kamu tangani dulu urusan di kantor. Agak siang kayaknya baru saya tiba ke kantor,” imbuh Andhika.“Siap, Pak. Nanti berkas yang harus Bapak tangani, saya letakkan di meja kerja Bapak seperti biasa,” sahut Bagus cepat.“Ok, saya tutup teleponnya kalau begitu.”Setelah sambungan teleponnya berakhir, Andhika melajukan mobilnya dengan kecepatan agak tinggi agar segera tiba di kantor Rafli.Andhika menghela napas panjang berkali-kali. Dia tak menyangka kalau anak papanya dengan wanita lain ternyata masih hidup. Hebatnya lagi, ternyata dia adalah perawat yang bekerja di rumah sakit tempat Hana melahirkan. Saat itu, dirinya memang tak memperhatikan wajah Kartika, karena selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-20
Baca selengkapnya

102. Luka Di Hati

Andhika memejamkan matanya sesaat. Wajah Kartika melintas di kepalanya. Wajah yang mirip dengan Aluna, adik kandungnya. Haruskah dia membenci Kartika sedangkan wanita itu juga korban dari keegoisan orang tuanya? Dirinya dan Aluna merupakan korban dari keegoisan papanya. Namun, mereka berdua masih beruntung karena tak terpisah dengan kedua orang tua. Mereka bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang S2 di luar negeri. Sedang Kartika, wanita itu hanya mengenyam pendidikan di akademi perawat. Mirisnya lagi, wanita itu menjadi simpanan pria beristri demi tempat tinggalnya tak digusur.‘Ya Tuhan, semua ini papa lah biang keroknya. Andaikan papa nggak genit, semua ini nggak mungkin terjadi. Mungkin Kartika akan terlahir dari seorang ibu yang statusnya bukan istri siri seorang pria beristri. Orang tua yang berbuat, tapi akhirnya anak yang menjadi korban,’ ucap Andhika dalam hati.Rafli yang melihat reaksi Andhika tentu saja bingung. Dia menatap lekat wajah Andhika yang tampak tengah berpikir k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-20
Baca selengkapnya

103. Gerimis Di Hati

Hati Andhika terasa nyeri melihat papanya terisak. Sebenarnya dia tak tega juga menyampaikan hal itu pada papanya. Namun, dia ingin agar papanya tahu bahwa imbas ulahnya di masa lalu, kini berakibat pada anaknya. Dia sendiri sebenarnya iba dengan adik tirinya. Namun, dia bisa apa sekarang? Semua sudah terjadi. Meskipun status Kartika sebagai istri simpanan Rafli, tapi pria itu sepertinya sangat menyayangi Kartika.“Kamu sepertinya sangat dendam sama Papa ya, Dhika. Kamu sepertinya bahagia menyampaikan hal ini pada Papa. Kamu ingin menghukum Papa, iya kan?” ucap Aryo dengan suara melirih.“Aku nggak dendam. Aku terima semua perlakuan Papa saat aku dan Aluna masih kecil. Saat itu aku berpikir kalau aku dan Aluna terlalu manja, sehingga Papa kesal pada kami. Tapi, setelah tahu bahwa ternyata dulu itu rupanya Papa punya keluarga lain selain kami, maka runtuh sudah rasa sayang dan hormatku pada Papa. Meskipun begitu, aku berusaha mengendalikan diriku agar tetap hormat pada Papa, setidaknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya

104. Pertanyaan Hana

Andhika menatap lekat wajah cantik Hana. Dia lalu meraih jemari sang istri dan dia genggam dengan erat, lalu dia kecup punggung tangan Hana dengan lembut.“Aku saat ini nggak bisa memberi saran, Han. Aku nggak tahu apakah ibumu bisa menerima dengan lapang dada status Kartika saat ini, meskipun nantinya dia akan dinikahi resmi oleh Rafli. Papa saja tadi menangis saat aku menyampaikan kabar Kartika. Bagaimana dengan ibu kamu nanti?”“Tapi, pasti ibu akan tanya-tanya sama aku, Mas. Apa aku bohong saja? Andaikan nanti ibu tahu, biar tahunya dari Kartika sendiri, bagaimana?” tanya Hana.“Ya sudah, begitu juga boleh. Terus kapan kamu mau ketemu sama ibu kamu?”“Mungkin besok setelah Ares rapi di rumah. Aku sudah menjemur dan menyusui dia, lalu meninabobokan dia. Barulah setelah itu, aku akan ke rumah ibu,” sahut Hana, yang diangguki oleh Andhika.“Ok, besok kamu minta antar Mang Udin, ya.”“Iya, Mas. Oh iya, tolong kirimi aku alamat rumah Kartika, Mas. Barangkali nanti ibu langsung minta di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya

105. Bertemu

Hana mengangguk seraya berkata, “Ayo! Ibu ganti baju dulu. Setelah itu, kita berangkat.”Widya bergeming. Dia menatap Hana dengan tatapan heran.“Kamu marah sama Ibu, Han?” tanya Widya dengan suara pelan. Dia masih tampak salah tingkah.“Bagaimana ya aku bilangnya, Bu. Karena hubungan Ibu dan pria yang bernama Aryo, mengakibatkan seorang ayah berubah menjadi monster bagi anak lelakinya. Sudah lah, Ibu nggak usah bahas soal itu. Sekarang siap-siap saja ke rumah Kartika,” ucap Hana datar.“Hana, Ibu tahu kamu kecewa sama Ibu. Tapi, mau bagaimana lagi? Semuanya sudah terjadi. Lalu soal kamu yang tadi mengatakan tentang seorang ayah yang menjadi monster bagi anak lelakinya, Ibu sama sekali nggak tahu menahu. Aryo nggak pernah cerita tentang anak-anaknya pada Ibu,” ucap Widya dengan suara pelan.Hana mendadak tertawa sumbang mendengar penuturan sang Ibu. “Jelas saja Ibu nggak tahu, karena saat itu Ibu pikir itu semua bukan urusan Ibu. Saat itu di pikiran Ibu, yang menjadi urusan Ibu adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya

106. Kekecewaan Aluna

Kartika yang sedang memeluk tubuh Widya, kini tatapannya teralihkan pada Hana yang mematung di tempatnya. Dia melepaskan pelukannya di tubuh sang ibu, kemudian melangkah mendekati adik tirinya.“Hana,” sapa Kartika dengan senyuman.“Hai.” Hana membalas sapaan Kartika dengan canggung, sehingga hanya satu kata yang berhasil dia ucapkan.“Aku senang ternyata aku memiliki saudara. Selama ini aku merasa sebatang kara di dunia ini. Tapi, semalam Mas Rafli mengatakan kalau Andhika Barata mencari tahu tentang diriku. Aku lantas antusias menunggu siapa yang akan datang kemari. Ternyata papa yang datang lebih dulu dan bercerita tentang kedua kakakku. Lalu bercerita juga kalau kamu adalah adikku. Aku senang sekali Hana,” ucap Katika. Dia lalu tanpa ragu lagi memeluk tubuh Hana dengan erat.Hana yang awalnya tak memberikan respons apa pun pada saudara tirinya itu, kini perlahan mulai membalas pelukan Kartika.Cukup lama dua wanita cantik yang berbeda ayah itu saling memeluk. Membuat Widya terseny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya

107. Menggantikan Papa

Aryo menghembuskan napas kasar. Dia pun memijat pelipisnya yang terasa sakit. Dadanya terasa sesak sekarang karena semua orang kini tengah menghakiminya.“Aku bukannya egois, tapi aku ingin melepas rindu pada anakku yang baru saya kutemukan. Lebih dari dua puluh tahun aku berpisah dengannya, dan saat sekarang bertemu apa salah kalau aku ingin menghabiskan waktu bersamanya? Kalau soal Aluna, aku dan orang tuanya Raka sudah membuat kesepakatan perihal hari pernikahan anak-anak kami. Jadi aku pikir, kalau undangan makan siang kali ini hanya sekedar bersilaturahmi saja. Aku nggak bermaksud menyakiti hati Aluna. Aku sangat sayang sama dia, sungguh. Mana ada orang tua yang nggak sayang pada darah dagingnya sendiri,” ucap Aryo.“Tapi, tindakan kamu barusan sudah membuat hati Aluna terluka. Imbasnya nanti ke Kartika. Kalau aku sih nggak masalah. Aku sudah nggak ada hubungannya sama kamu kok. Andaikan nanti dia tahu kalau aku adalah ibunya Kartika, ya biar saja. Memang kenyataannya seperti itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya

108. Saudara Seayah

Widya dan Kartika kini tengah duduk di kursi tunggu di UGD. Mereka menunggu dokter selesai melakukan pemeriksaan pada Aryo.“Ma, apa Mama nggak memberitahu Hana tentang kondisi Papa saat ini?” tanya Kartika.“Untuk apa?”“Ck, Mama. Hana kan istrinya Kak Dhika. Mama memberitahu Hana, secara nggak langsung memberitahu Kak Dhika dan Kak Aluna juga. Mereka kan sedang bersama sekarang. Sedang makan siang dengan calon mertuanya Kak Aluna. Mereka berdua harus tahu tentang kondisi Papa. Mereka kan anaknya juga. Nanti kalau ada sesuatu dan kita diam-diam saja, malah kita disalahkan. Tapi, semoga tak terjadi hal yang buruk pada Papa,” sahut Kartika.Widya tampak menimbang permintaan anaknya itu. Jujur saja kalau dia enggan memberitahu kondisi Aryo. Dia tak mau dikira peduli pada lelaki itu. Sudah cukup tudingan pedas dia terima selama ini, karena masa lalunya bersama dengan Aryo.“Kamu saja yang menghubungi Hana, ya. Mama nggak mau kalau Hana berpikiran macam-macam pada Mama.”“Memangnya Hana m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-24
Baca selengkapnya

109. Permintaan Maaf

Andhika yang lalu gelagat adiknya akan murka, segera merangkul pundak Aluna. Dia mengajak Aluna duduk di sofa. Hana dan Kartika pun mengikuti mereka, duduk di sofa juga.“Luna, dengarkan penjelasan Kakak. Jangan emosi dulu, ya. Hana dan Kartika, juga bersaudara. Sama seperti kita, Lun. Kartika adalah kakak tiri Hana. Dia baru tahu perihal ini dariku kemarin. Lalu dia memberitahu ibunya dan mengantarkannya ke rumah Kartika. Makanya Hana tahu bagaimana papa tadi bereaksi ketika kamu video call,” papar Andhika hati-hati. Namun, ada kebohongan sedikit perihal Hana yang mengetahui masa lalu orang tuanya. Andhika sengaja tak memberitahu Aluna, kalau Hana sudah tahu saat masih di Singapura. Dia lakukan itu agar meredam emosi sang adik.“Apa? Ja-jadi maksud Kak Dhika, ibunya Hana itu....dulunya istri siri Papa? Si pelakor itu ternyata ibu mertua Kakak, iya?” cecar Aluna dengan tatapan tak percaya pada Andhika dan juga Hana secara bergantian. Matanya pun berkaca-kaca karena dia kesal saat ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya

110. Persaudaraan

Ucapan Kartika yang melirih rupanya membuat Andhika maupun Aluna trenyuh. Begitu juga dengan Hana.Andhika dan Aluna secara bersamaan menatap Kartika, yang juga sedang menatap keduanya dengan tatapan sendu.Andhika lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia lalu berdiri seraya berkata dengan kedua tangan yang terentang lebar, “Kemarilah kalian berdua! Kalian berdua adalah adikku. Jadi aku ingin memeluk kalian secara bersamaan.”Tanpa dikomando lagi, Aluna maupun Kartika lantas menghambur ke pelukan Andhika. Tak terasa, kedua wanita itu pun saling meneteskan air mata. Meski dengan alasan yang berbeda. Aluna meneteskan air mata, untuk mengeluarkan segala kekesalan hatinya yang selama ini dia simpan di hati. Sedang kartika meneteskan air mata, karena bahagia bahwa Andhika bersedia menerima dirinya sebagai adik.Setelah beberapa detik mereka saling berangkulan, Andhika melonggarkan pelukannya. Dia lalu menatap kedua adiknya secara bergantian.“Sekarang saatnya bagi kalian berdua untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status