Semua Bab DIKEJAR CINTA CEO AROGAN: Bab 81 - Bab 90

105 Bab

BAB 81 KENCAN ROMANTIS 1

‘Makan malam panas? Apa maksud Patrick?’ batin Maureen.Dimasukkannya kembali gaun malam dan juga kartu ucapan dari Patrick ke goodie bag.Maureen bangkit dari duduknya, sambil menggendong Putranya. Sesampainya di dalam rumah, ia meminta kepada seorang pelayan untuk membawakan buket mawaa juga goodie bag, yang ada di ayunan ke kamarnya.Maureen berjalan menaiki tangga, dengan perasaan bahagia bercampur rasa tidak sabar, agar hari menjadi gelap.Maureen memasuki kamar putranya, lalu ia baringkan bayi tersebut di dalam tempat tempat tidurnya.Setelahnya, Maureen beranjak dari kamar putranya. Ia berjalan menuju kamarnya. Ia akan tidur saja, biar nanti malam dirinya dalam keadaan segar, ketika ia dan Patrick makan malam.Masuk kamarnya, Maureen berjalan menuju wastafel untuk mencuci wajah. Setelahnya, ia membaringkan badan di atas tempat tidurnya yang empuk.Ia hampir saja terlelap, ketika terdengar suara dari balik pintu kamarnya.“Nyonya, Maureen! Saya membawakan buket dan bingkisan mi
Baca selengkapnya

BAB 82 MAUREEN KECEWA DAN CURIGA

“Astaga! Selama ini kau mengetahuinya? Akan tetapi, kau terlihat biasa saja, bahkan tidak peduli?” Tanya Maureen dengan penasaran.Patrick meletakkan gelas anggur yang ada di tangannya ke atas meja. Ia memandangi Maureen dengan tatapan menggoda.Ia membiarkan Maureen menjadi penasaran dengan apa yang akan dikatakannya kepada Istrinya itu.Disantapnya makanannya dengan nikmat, sambil melihat Maureen dengan kalem. Wajah Istrinya itu melihat ke arahnya, dengan bibir yang dimanyunkan.Sabah mengangkat daging yang ia tusuk dengan garpu ke arah Maureen. “Sabar Sayang! Biarkan aku menikmati makan malamku dahulu.”Maureen mendengus tidak suka, tetapi ia tidak bisa memaksa Ray, karena suaminya itu keras kepala.Selesai makan pun Patrick tidak merasa perlu buru-buru menjawab pertanyaan Maureen. Ia menyesap anggurnya dengan nikmat selama beberapa saat.Patrick berdiri dari duduknya, lalu mengulurkan tangan kepada Maureen. Tanpa ragu Maureen menerima uluran tangan dari Patrick.“Apa yang akan kit
Baca selengkapnya

BAB 83 USAHA PATRICK

HahahaahaPatrick gelak tertawa mendengar nada cemburu di suara Maureen. Terlebih lagi ketika ia melihat wajah istrinya, yang merah, karena marah.Diraihnya Maureen ke dalam pelukan, sambil mengusap punggung Istrinya itu. Gestur tubuh Maureen yang kaku menunjukkan, kalau dirinya masih marah kepadanya.“Sudah kuduga, kalau kau mennintaiku dan hanya berpura-pura saja. Kau tidak bisa menolek pesonaku.” Bisik Patrick.Maureen memasang wajah cemberut dipukulnya punggung Ray, dengan kepalan tangannya yang kecil. Ia merasa marah, karena Patrick menggoda dirinya.Pada awalnya Patrick membiarkan saja Maureen memukul punggungnya, tetapi lama kelamaan ia merasa sakit juga.Ditangkapnya tangan Maureen, agar istrinya itu tidak bisa lagi memukulnya, lalu ia letakkan tangan Maureen di dadanya.“Kamu dapat merasakan dadaku berdebar dengan kencang, bukan? Kau tahu hanya berada dekat denganmu sajalah hal itu terjadi. Tidak ketika diriku berada dekat dengan perempuan lainnya,” ucap Patrick.Hati Maureen
Baca selengkapnya

BAB 84 MAKAN MALAM ROMANTIS DI HALAMAN

“Jangan terlalu percaya diri, selalu ada untuk yang pertama kalinya,” sahut Maureen.Ia membaringkan badan di samping Patrick mengawasi putra dan suaminya yang becanda dengan asyiknya.Senyum dan tawa sesekali terlontar dari bibirnya melihat apa yang dilakukan Patrick dan putra mereka.“Apa kalian semua tidak capek? Bagaimana, kalau kita keluar saja kebetulan langit malam ini cerah dan kita bisa makan malam di taman depan,” Kata Maureen.Patrick melirik Maureen sekilas, kemudian ia memperhatikan putra mereka yang sedang bermian, seolah tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Istrinya tadi.Maureen menarik napas dalam-dalam, karena dirinya diabaikan oleh Patrick. Ia berjalan menuju pintu dan ketika tangannya sudah meraih kenop pintu suara Patrick menghentikan langkahnya.“Kau aturlah dengan pelayan, bagaimana kita makan sesuai dengan keinginanmu!” ucap Patrick.Senyum terbit di bibir Maureen, ternyata Patrick mendengarkan apa yang tadi dikatakannya.Dibukanya pintu kamar, kemudian
Baca selengkapnya

BAB 84 MALAM YANG PENUH WARNA

“Tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengetahui apa yang ada di pikiranmu saat ini,” gerutu Maureen.Patrick tertawa dengan kencang membuat putra mereka melihat ke arahnya dan ikut tertawa juga.“Lihat Maureen! Putra kita menjadi tertawa senang, karenanya,” ucap Patrick.Ketiganya pun tertawa bersama. Baik Maureen, maupun Patrick tidak mau memperpanjang percakapan mereka tadi, karena hanya akan membuat keduanya bertengkar saja.Mereka mulai menikmati makan malam dengan tenang, tanpa ada yang membuka suara. Maureen membiarkan putranya belajar menyendok makannya sendiri.Setelah selesai makan Patrick berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan kannnya kepada Maureen.Ia mengecup punggung tangan Istrinya, dengan netra menatap Maureen. “Nyonya, maukah kau berdansa denganku?”Maureen menyunggingkan senyum tipis dengan mata yang berbinar senang. Diterimany ajakan Patrick untuk berdansa.Patrick melihat ke arah Putranya, yang menatap dengan senyum di wajah. “Kamu duduk di situ menjadi an
Baca selengkapnya

BAB 86 PATRICK PERGI

“Pergilah, Patrick! Aku tidak akan melarangmu.” Maureen beranjak dari tempatnya, kemudian berjalan keluar kamar.Dirinya akan tidur di kamar putra mereka saja daripada bersama dengan Patrick. Yang hanya membuat hatinya terluka saja.Dasar suami yang sombong dan tidak mengerti perasaannya. Hanya dirinya sendiri saja yang dipikirkan.Sesampainya di kamar putranya Maureen merebahkan badan di atas lantai dengan alas permadani yang tebal dan berbantalkan bantal sofa.Baru saja Maureen memejamkan mata ia mendengar suara langkah kaki dan pintu kamar putranya pun dibuka dengan perlahan.Suara langkah kaki tersebut teredam tebalnya karpet yang ada di kamar putra mereka. Dan Maureen mengatur pernapasannya dengan teratur.Patrick mengempaskan badannya di samping Maureen, lalu ia menggulingkan badan Maureen yang kaku, agar jatuh kepelukannya.“Apaan sih, kamu ini!” tegur Maureen.“Tidur dengan Istriku yang cantik dan sedang cemburu buta,” sahut Patrick.Maureen menyikut perut Patrick dengan siku,
Baca selengkapnya

PERTEMUAN TAK TERDUGA PATRICK DAN LUKAS

“Maaf, Bung! Saudaraku ini memang mudah naik darah. Ia tidak senang melihat adiknya berada dekat dengannya,’ sahut Lukas kepada tuan rumah mereka.Sementara itu Patrick menatap tajam Lukas, tetapi ia tidak akan meladeni adiknya itu. Dirinya tidak ingin bertengkar di depan calon investor, walaupun dirinya merasa heran, kenapa Lukas bisa berada di tempat yang sama dengannya,Tuan rumah mereka melihat ke arah Lukas dan Patrick secara bergantian. Ia tidak mengetahui, kalau kedua tamunya ini bersaudara.“Saya tidak menyangka, kalau kalian adalah kakak beradik. Sekarang, mari kita duduk untuk menikmati hidangan yang sudah kami siapkan,” ucap tuan rumah mereka.“Tentu saja!” sahut Patrick singkat.Patrick mengikuti tuan mereka masuk menuju sebuah ruang besar, yang sudah tersusun meja dan kursi, serta buffet yang di atasnya diletakkan berabagai macam makanan.Patrick dan asistennya, sertaa Lukas dan tuan rumah mereka mulai mengambil makanan yang tersaji, kemudian mereka semua duduk di depan s
Baca selengkapnya

BAB 88 KEKALAHAN LUKAS DAN PENGKHIANATAN

Wajah Lukas terlihat panik dan gugup terlihat sekali, kalau dirinya tidak bermaksud untuk membuat tuan rumah, yang juga pria yang ia harapkan menjadi investor pada peternakan, yang nantinya akan ia jadikan sebagai saingan bagi Patrick. “Anda salah mengerti! Saya tidak bermaksud berkata, seperti itu!”Patrick tersenyum sinis di tempatnya duduk. Ia melipat kedua tangannya di depan dada memperhatikan dalam diam, bagaimana Lukas mengatasi kesalahan yang dibuatnya.Paul memandang Lukas dengan raut wajah tidak suka dengan dingin ia berkata, “Saya tidak salah dalam mengartikan apa yang tadi Anda ucapkan. Dan saya tidak merasa perlu mendengarkan apapun lagi dari Anda!”Tiba-tiba saja pintu ruangan tempat mereka duduk dibuka. Dan masuklah seorang pria yang berbadan besar dengan wajah sangar.“Silakan keluar sendiri secara suka rela dari rumahku! Dan kalua Anda menolaknya, maka petugas keamanan saya yang akan melempar paksa Anda dari sini!” tegas Paul dingin.Patrick dalam hati tidak mengira, k
Baca selengkapnya

BAB 89 PATRICK DAN LUKAS KEMBALI BERTEMU

“Kusarankan kepadamu untuk keluar dari perusahaanku secara baik-baik, atau kau mau kubuat namamu menjadi buruk dan kau tidak akan diterima bekerja dimanapun juga!” tegas Patrick.Mantan asisten Patrick memandang Patrick dengan geram. Matanya menyala, karena amarah.Dengan tangan yang terkepal dan suara tawanya yang sumbang. Ia berkata, “Adikmu, Lukas yang akan menerimaku bekerja! Dia sama berkuasanya denganmu!”“Hah!” Patrick tertawa dengan keras. Ia merasa lucu sekali apa yang dikatakan oleh mantan asistennya.Tiba-tiba saja Patrick memerintahkan kepada sopir taksi untuk berhenti. Setelahnya, Patrick melihat ke arah mantan asistennya itu dengan tajam.“Keluar sendiri atau aku yang akan melemparmu dari mobil!” perintah Patrick dengan dingin.Mantan asisten Patrick menggeram marah, dengan kasar dibukanya pintu mobil. Ia melangkahkan kaki keluar, lalu berdiri di depan pintu mobil yang terbuka. “Kau akan menyesal sudah memecatku!”“Aku tidak akan menyesal! Kau yang beruntung, aku tidak m
Baca selengkapnya

MASALAH BERUNTUN

“Tu-an Patrick bukan saya yang mengantarkannya, Nyonya. Dia pergi naik taksi dan saya tidak mengetahui kenapa,” sahut sopir itu dengan sedikit gugup.Maureen menyimpan dalam hati rasa tidak percayanya. Ia menduga, kalau Patricklah yang meminta kepada sopirnya untuk berbohong. Dan ia tidak akan membuat sopirnya menjadi merasa bersalah.Maureen duduk diam memikirkan apa yang akan dilakukannya di restoran nanti. Hal itu dilakukan Maureen, supaya dirinya tidak memikirkan tentang kemana perginnya Patrick.Tak berapa lama, kemudian mobil berhenti di depan bangunan restoran dengan dua lantai tersebut.“Jemput saya ketika jam makan siang, karena saya ingin bersama dengan putra saya!” ucap Maureen kepada sopirnya.“Baik, Nyonya!” sahut sopirnya singkat.Maureen turun dari mobil berjalan memasuki restoran tersebut dengan sedikit ragu, karena sekarang ini ia datang seorang diri tanpa ada Patrick yang mendampinginya.‘Apa yang harus kukatakan nanti? Diriku belum pernah menjadi seorang bos,’ bati
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status