Wajah Lukas terlihat panik dan gugup terlihat sekali, kalau dirinya tidak bermaksud untuk membuat tuan rumah, yang juga pria yang ia harapkan menjadi investor pada peternakan, yang nantinya akan ia jadikan sebagai saingan bagi Patrick. “Anda salah mengerti! Saya tidak bermaksud berkata, seperti itu!”Patrick tersenyum sinis di tempatnya duduk. Ia melipat kedua tangannya di depan dada memperhatikan dalam diam, bagaimana Lukas mengatasi kesalahan yang dibuatnya.Paul memandang Lukas dengan raut wajah tidak suka dengan dingin ia berkata, “Saya tidak salah dalam mengartikan apa yang tadi Anda ucapkan. Dan saya tidak merasa perlu mendengarkan apapun lagi dari Anda!”Tiba-tiba saja pintu ruangan tempat mereka duduk dibuka. Dan masuklah seorang pria yang berbadan besar dengan wajah sangar.“Silakan keluar sendiri secara suka rela dari rumahku! Dan kalua Anda menolaknya, maka petugas keamanan saya yang akan melempar paksa Anda dari sini!” tegas Paul dingin.Patrick dalam hati tidak mengira, k
“Kusarankan kepadamu untuk keluar dari perusahaanku secara baik-baik, atau kau mau kubuat namamu menjadi buruk dan kau tidak akan diterima bekerja dimanapun juga!” tegas Patrick.Mantan asisten Patrick memandang Patrick dengan geram. Matanya menyala, karena amarah.Dengan tangan yang terkepal dan suara tawanya yang sumbang. Ia berkata, “Adikmu, Lukas yang akan menerimaku bekerja! Dia sama berkuasanya denganmu!”“Hah!” Patrick tertawa dengan keras. Ia merasa lucu sekali apa yang dikatakan oleh mantan asistennya.Tiba-tiba saja Patrick memerintahkan kepada sopir taksi untuk berhenti. Setelahnya, Patrick melihat ke arah mantan asistennya itu dengan tajam.“Keluar sendiri atau aku yang akan melemparmu dari mobil!” perintah Patrick dengan dingin.Mantan asisten Patrick menggeram marah, dengan kasar dibukanya pintu mobil. Ia melangkahkan kaki keluar, lalu berdiri di depan pintu mobil yang terbuka. “Kau akan menyesal sudah memecatku!”“Aku tidak akan menyesal! Kau yang beruntung, aku tidak m
“Tu-an Patrick bukan saya yang mengantarkannya, Nyonya. Dia pergi naik taksi dan saya tidak mengetahui kenapa,” sahut sopir itu dengan sedikit gugup.Maureen menyimpan dalam hati rasa tidak percayanya. Ia menduga, kalau Patricklah yang meminta kepada sopirnya untuk berbohong. Dan ia tidak akan membuat sopirnya menjadi merasa bersalah.Maureen duduk diam memikirkan apa yang akan dilakukannya di restoran nanti. Hal itu dilakukan Maureen, supaya dirinya tidak memikirkan tentang kemana perginnya Patrick.Tak berapa lama, kemudian mobil berhenti di depan bangunan restoran dengan dua lantai tersebut.“Jemput saya ketika jam makan siang, karena saya ingin bersama dengan putra saya!” ucap Maureen kepada sopirnya.“Baik, Nyonya!” sahut sopirnya singkat.Maureen turun dari mobil berjalan memasuki restoran tersebut dengan sedikit ragu, karena sekarang ini ia datang seorang diri tanpa ada Patrick yang mendampinginya.‘Apa yang harus kukatakan nanti? Diriku belum pernah menjadi seorang bos,’ bati
“Sialan, kau Sandra! Kau memang tidak tahu terima kasih kau sengaja melakukanny, agr istriku menjadi salah faham dan marah!” bentak Patrick.Patrick membuka pintu mobil, lalu keluar dari mobilnya dan berkata, “Keluar dari mobilku dan jangan perlihatkan wajahmu di hadapanku!”Sandra keluar dari mobil Patrick, tetapi ia mengabaikan peringatan dari Patrick. Sandra justru mendekati Patrick dan langsung memeluk, serta mencium pipi Patrick, sebelum pria itu menyadari.Dan yang tidak disadari oleh Patrick adalah, kalau tidak jauh dari tempatnya berdiri Lukas sudah siap dengan kameranya untuk merekam dan memotret kejadian tersebut dengan kameranya.“Kau wanita yang tidak tahu diri!” Patrick mendorong Sandra, sampai wanita itu terjatuh.Sandra mendongak melihat ke arah Patrick, dengan tatapan yang terluka dan marah bercampur jadi satu. “Kamu membuatku merasa hina! Kau buang rasa cinta dan sayang, serta persahabatan yang kamu rasakan demi seorang wanita yang baru saja kamu kenal!”Patrick meman
Maureen terdiam ia mengatur pernapasannya dalam hati ia mengatakan, kalau dirinya harus tenang dan jangan biarkan Delia mengetahui, bahwa wanita itu berhasil mengusiknya. ‘Saya mengetahuinya dan memang kami akan bertemu di sana.’Terdengar suara kesiap dari Delia, spertinya ia terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Maureen. Namun, sama seperti apa yang dilakukan oleh Maureen wanita itu juga diam sejenak.‘Oh, syukurlah kalau Anda mengetahuinya. Kami menunggu kedatangan Anda di sini,’ sahut Delia beberapa saat, kemudian.Maureen mengiyakan, lalu ia menutup sambungan telepon itu. Tidak ada waktu bagi Maureen untuk merenung atau bersedih. Ia akan membuktikan kepada Delia, kalau dirinya memang datang ke restoran tersebut.Dan akan diberikannya kejutan kepada Patrick, biar suaminya itu tidak bisa bermain di belakang tanpa mendapatkan balasan darinya.Sesampainya di kamar Maureen menuju wastafel untuk mencuci wajah dengan air hangat, setelahnya ia keluar dan berjalan menuju meja rias.
“Hmm, benar sekali Delia! Tebakanmu memang tepat kami bertengkar dan itu karena dirimu. Kamu berhasil dengan rencana jahatmu!” ucap Maureen.Ditatapnya dengan tajam Delia wanita yang juga manajernya itu. Ia tidak perlu lagi mempertahankan wanita itu sebagai manajernya.Patrick berdiri diam di samping Maureen. Ia tidak akan ikut campur dalam Maureen mengambil keputusan tentang pegawainya.Ia melipat tangan di depan dada dan memandangi wajah Delia menantang wanita itu. Untuk melihat seberapa jauh Delia akan berbohong. Dan dirinya tidak akan peduli dengan kebohongan yang dilakukan oleh wanita itu.Patriick duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut dan memperhatikan ekspresi Maureen, serta Delia secara bergantian.“Mengapa Anda marah kepada saya, Nyonya? Semenjak pertama kali menjejakkan kaki di restoran ini Anda sudah tidak suka kepada saya,” tuduh Delia dengan wajah yang dibuat sedih.Maureen membelalakkan mata mendengarnya. Ia geram sekali kepada Deliat, tetapi ia juga merasa marah ke
Patrick menyeret tubuhnya keluar dari mobil, karena kakinya yang terluka membuatnya sedikit mengalami kesulitan dalam menggerakkan badan. “Maureen, bersuaralah! Berithu aku, kalau kau baik-baik saja!”Setelah berada di luar mobil Patrick berjalan dengan terpincang. Menuju pintu mobil sisi Maureen duduk, lalu memecahkan kacanya, agar Maureen tidak terkena pecahan kaca.Satu tangan Patrick terulur untuk menarik tubuh Maureen yang terlihat tak bergerak sama sekali.Setelah dengan susah payah berhasil juga Patrick menarik keluar tubuh Maureen. Namun, ia tidak berhenti begitu saja. Ia terus menarik tubuh Maureen menjauh dari mobil, karena khawatir mobilnya akan meledak.***Sementara itu, mobil yang menyerempet mobil Patrick terus melaju tanpa ada niatan berhenti, untuk menolong penumpang dari mobil yang barusan diserempetnya.“Sialan kau, Lukas!” teriak Sandra.Lukas hanya tertawa saja mendengar ledakan amarah dari Sandra. “Kau seharusnya turut merasa senang sama sepertiku!”Sandra mencob
“Anda tidak bisa melakukan hal itu! Saya tidak mau menyakiti tuan Lukas! Silakan Anda menyakiti saya,” tantang orang suruhan Lukas.Patrick menyipitkan mata memandangi orang suruhan Lukas. Dapat dilihatnya, kalau pria itu berkata yang sebenarnya, sepertinya ia berhutang budi kepada adik tirinya itu.Ia berjalan keluar dari ruangan tempat dirinya menahan orang suruhan Lukas. Ia tidak akan membuat dirinya melakukan suatu kejahatan, walaupun godaan untuk membalas apa yang dilakukan oleh Lukas begitu besar.Begitu sudah berada jauh dari pendengaran orang itu, Patrick mengeluarkan ponselnya.‘Halo! Kamu sudah melaksanakan apa yang kuperintahkan, bukan?’ tanya Patrick kepada anak buahnya, melalui sambungan telepon.‘Siap, Bos! Kami sudah memperketat penjagaan di sekitar rumah Anda. Kami juga sudah menjalankan perintah Anda untuk mengikuti adil Anda dan sekarang ini ia sedang berada di sebuah kelab malam,’ lapor orang suruhan Patrick di ujung sambungan telepon.‘Awasi terus Lukas! Jangan bia