Dokter segera membawa Nadhif keluar ruang bersalin sementara Nadina tampak panik namun tak bisa turut mengejar sang suami. Beberapa detik kemudian, ia jatuh pingsan. Nadina terbangun di ruang inap yang sunyi saat itu, saat dirinya menoleh ke samping dilihatnya Khoiri tengah menahan tangisnya. Teringat kembali pada sang suami, Nadina segera bangkit dan menghampiri Khoiri meskipun keadaannya belum cukup stabil. “Ibu,” lirih Nadina. “Nak, kamu sudah sadar. Jangan banyak bergerak dulu ya, Sayang! Kondisimu masih kemah, butuh banyak istirahat,” tutur Khoiri berusaha menuntun Nadina kembali. “Mas Nadhif di mana, Bu? Tadi mas pingsan, Nadina mau melihat Mas Nadhif. Ibu antar Nadina, ya!” pekik Nadina sembari memutar dirinya memeriksa sekitar. “Istirahat saja dulu ya, Sayang! Kamu masih lemah,” tutur Khoiri sambil kembali terisak. “Ibu, ibu kenapa nangis? Nadina baik-baik saja! Nadhin juga sudah lahir! Mas Nadhif juga baik-baik saja. Jangan membuat Nadina takut dengan tangisan ibu, ya!”
Read more