Kini semua orang duduk di ruang tamu, meskipun saat ini ruang tamu dalem telah disulap menjadi ruang makan darurat, namun ada satu sisi tempat sofa yang mereka gunakan untuk berbincang. “Abi, menunggu apa lagi? Abi mau membuat umi dan Nadina terus penasaran seperti ini?” tanya Aminah menoleh pada Ali yang masih diam dan tersenyum tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan pemuda itu. “Jadi begini, Umi, Nadina! Dulu, sewaktu Nadhif masih berusia tujuh sampai delapan tahun, abi pernah mengajak Nadhif jalan-jalan ke museum di luar kota. Nah waktu pulang, Nadhif ini minta dibelikan mie ayam, waktu abi sudah memesan, dan mau ambil dompet, dompet abi hilang!” “Abi panik, akhirnya jam tangan abi yang menjadi jaminan untuk tukang mie ayam itu. Waktu abi kembali ke tempat Nadhif dengan semangkuk mie ayam, Nadhif hilang!” Aminah dan Nadina tampak mendengarkan dengan saksama sementara Rayyan tampak tak hentinya menebar senyuman mengingat kembali kejadian itu. “Lalu?” sahut Aminah tak sabara
Read more