***"Itu dari calon suamimu, Mbak Annisa?"Annisa menggenggam ponselnya dengan perasaan lega. Setetes air mata buru-buru ia usap menggunakan ujung jilbab. "Iya, Mbak. Ada sedikit masalah di sana, jadi ...."Pak Hamid menepuk bahu putrinya sambil mengangguk samar, "Tidak apa-apa, Nduk. Ayo, bersiap! Mata kamu bengkak, wudhu dulu sana!"Annisa tiba-tiba memeluk Pak Hamid erat. Bibirnya ia gigit kuat-kuat agar tidak ada lagi suara isak tangis. Pada akhirnya, Kang Dirman akan datang setelah bergelut dengan rasa bersalah dan ketakutan yang luar biasa. "Apa keputusanku sudah benar, Pak?" tanya Annisa berbisik. "Aku yakin sekali jika Mas Dirman berkata jujur, Pak. Disana sedang ada masalah, dan ... itu bukan sesuatu yang remeh.""Bapak percaya pada pilihan kamu, Annisa. Bergegaslah, lalu undang ulang beberapa tetangga agar turut menyaksikan acara kamu, Nduk."Annisa mengangguk patuh. "Terima kasih, Pak.""Bapak yang seharusnya berterima kasih padamu, Nduk."Annisa mengecup pipi Pak Hamid s
Last Updated : 2023-08-09 Read more