All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 81 - Chapter 90

334 Chapters

Tidak Bergerak

“Kami baik-baik saja.” Ed tetap menjawab tapi, dan seharusnya benar. Mereka tidak melakukan banyak hal—karena sebagian besar Liz hanya tidur, tapi semua obrolan santai itu tidak buruk. “Ia tidak lagi takut padaku.” Diantara semuanya. Ed paling bersyukur atas hal itu. Demikian juga Javier. “Ah… Lega!” Javier menghembuskan napas sambil berbaring di atas pasir. “Aku sudah khawatir ia akan menjauh darimu, tapi rupanya berhasil.” Javier menepuk lengan kakaknya sambil tertawa lagi. “Aku mulai melihat kalau idemu ini tidak buruk.” Ed berdiri sambil menepis pasir, lalu mengulurkan tangan pada Javier. Akan membantunya berdiri, tapi Javier menolak. “Aku masih ingin disini. Kau kembali saja dulu.” Javier mengibaskan tangan. “Tita akan menangis kalau kau tidak makan.” Ed akan memintanya untuk makan di rumah. “Kalau begitu panggil saja nanti kalau memang sudah siap.” Javier mengangkat jempol. Menuruti permintaan yang kedua. “Oke, tapi masuklah kalau matahari terlalu cerah. Kulitmu tidak cuk
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Tidak Baik-Baik Saja

“Kau sudah cukup menakutinya, Tia.” Ed duduk dan langsung menegur saat Mia masuk ke ruang makan bersama Pedro.Ed tidak perlu penjelasan kenapa Liz memilih untuk memanggil Javier yang ada di pantai. Sudah pasti ia segan pada Mia, dan wajar. Mengigat sikap Mia belum berubah sama sekali ternyata. Tadi malam saat di rumah sakit adalah buktinya.Ed mengira Mia akan sedikit lebih lunak setelah pulang dari liburan itu, tapi menjauhkan Mia dari Liz tidak ada gunanya.“Apa kau bicara tentang gadis jalang itu?” Mia menyipitkan mata.“Liz. Namanya Lizeth.” Ed meminta dengan sabar. Ia tahu seperti apa sifat adik ibunya yang keras itu.“Bagiku ia tetap jalang. Aku tidak akan pernah memaafkan ayahnya! Ingat saja itu! Ramos tidak pantas menjadi bagian Rosas! Akan berbeda cerita kalau kau mempertimbangkan Marco Reyes!” Mia bersikeras.“Tia, bukan Liz yang membuat wajahku seperti ini. Esli yang…”“Kau boleh menjadi lunak setelah jalang itu membuka kakinya untukmu, tapi aku tidak akan!” Mia memotong.
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Tidak Ada yang Bisa Dilakukan

“ED!” Suara Ruby akhrinya terdengar dan Ed melepaskan cekikan itu. Angelo jatuh terpuruk sambil terbatuk keras. “Maafkan… saya.” Angelo menghela napas dan mencoba berdiri. Dan Ruby kembali bingung. Kalau ada yang harus meminta maaf, maka itu seharusnya Ed, bukan sebaliknya. “Nyalimu besar sekali sampai berani berbohong dengan terang-terangan padaku.” Suara Ed semakin rendah. “Maaf, tapi Javier yang meminta ini. Saya… tidak setuju. Tapi Javier yang memaksa.” Angelo tampak menelan ludah beberapa kali agar lebih lancar bicara. “Kau masih berani membela diri?!” desis Ed. “Kita dengar dulu penjelasannya. Jangan marah dulu.” Ruby kembali merasa harus ikut campur. Mereka tidak akan mendapat jawaban kalau Ed terus emosi. “Akan saya jelaskan… tidak ada gunanya lagi menyembunyikannya.” Angelo mengangguk dengan wajah pasrah. Ed mengusap wajahnya yang mendadak berdenyut nyeri. Hal yang sudah lama tidak dirasakannya kini muncul seiring kekacauan pikirannya. “Kalian keluar.” Ed tidak spesi
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Tidak Lagi Hangat

“Kau puas?” ujar Ed, dengan suara serak, saat melihat Javier membuka mata dan mencari.Mata Javier menyipit. Bukan marah tapi tersenyum. Selang oksigen hanya menempel di bawah hidungnya saat ini, senyum itu sangat jelas.“Kau masih bisa tersenyum? Kau merasa kalau semua ini baik-baik saja?!” bentak Ed.Ia sungguh tidak ingin marah padanya, tapi Ed tidak mengerti bagaimana Javier masih bisa tersenyum. Tidak ada satu hal pun yang pantas ditertawakan saat ini.Javier mengangkat tangan perlahan, ingin meraih pipi Ed, tapi tidak sampai, dan tangannya tidak mampu bergerak sejauh itu.Ed akhirnya menunduk sampai ujung jari Javier bisa menyentuhnya. “Kau… tidak boleh marah. Kau sudah tua. Marah membuatmu terlihat semakin tua.” Javier mencoba tertawa, tapi terbatuk setelahnya.“Cukup.” Ed mendesis sudah separuh berdiri untuk memanggil dokter kalau batuk itu tidak berhenti, tapi Javier menggenggam tangan Ed, dan memintanya duduk kembali.“Kau tidak boleh bercanda. Aku tidak ingin mendengarmu t
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Tidak Mudah

“Kalau ada yang meminta lagi, bunuh saja. Aku tidak peduli siapa.” Ed bergumam malas. Ed merasa ia hanya memberi perintah sederhana, tidak ada yang boleh ikut masuk ke area pemakanan kecuali yang memang sudah diizinkan. Tapi masih saja ada orang tolol yang mencoba untuk meminta untuk ikut. Ed tidak mengerti kenapa banyak sekali orang ingin membuatnya marah, disaat dirinya sedang mencoba menjadi waras. Ed bahkan tidak ingat bagaimana bisa ia melewati hari. Otaknya seperti tidak menyimpan memori dengan benar. “Aku sudah memberi kesempatan saat di chapel tadi dan cukup. Kalau mereka ingin mengucapkan selamat tinggal, berdoa atau apa pun, maka sudah cukup.” Ed tidak akan berubah pikiran meski pun ada yang bersujud meminta. Satu-satunya orang yang boleh mengikuti sampai area makam selain keluarganya adalah Lori. Satu saja dan itu sudah cukup banyak. “Saya mengerti, Don Rosas.” Otiz mengangguk lalu berbalik dan berlari keluar. Ed menyandarkan kepala, memejamkan mata dan menekan pelipisn
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Tidak Harus Sedekat Itu

Ruby hanya menatap, berniat tidak ingin menatap sebenarnya dan fokus pada Lori yang masih duduk dan menutup wajahnya dengan handuk dingin—meringankan sakit kepala dan sembab akibat terlalu banyak menangis. Tapi mata Ruby selalu kembali ke arah sudut ruangan itu. Ed duduk dengan minuman di tangannya, dengan Mayte ada di sampingnya.Mereka bicara. Tidak tahu mengenai apa, tapi bicara. Cukup lama. Terlalu lama malah menurut Ruby. Seharusnya mengucapkan duka cita tidak perlu selama itu. Ruby menghela napas saat melihat Mayte mengulurkan tangan dan menggenggam lengan Ed. “Tidak ada yang istimewa.” Ruby membatin, sementara matanya menyipit. Ed mengangguk dan menepuk tangan Mayte.“Hanya menghibur.” Ruby bergumam. Meyakinkan diri kalau tidak akan ada yang terjadi diantara mereka berdua. Wajar kalau Mayte turut berduka cita. Ia mengenal Javier pasti.“Siapa yang menghibur?” Lori menyahut. Membuka handuk dari wajahnya dan mengikuti pandangan Ruby.“Eh?” Ruby tersentak. Baru menyadari kalau
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Tidak Akan Berbuat Bodoh

Tapi kamar mandi itu kosong. Ruby sedikit lega, tapi kecemasannya belum surut. Tadi dengan jelas Ed mengatakan akan tidur saat Ruby berpamitan mengantar Lori.Ruby merogoh ponselnya di dalam tas, mencoba menghubungi Ed untuk bertanya—dan menengur kalau memang Ed malah bekerja, tapi ponsel Ed ternyata ada di kamar. Ruby memandang benda yang kini bergetar di antara selimut. Ed memang datang ke kamar itu, hanya sekarang entah ada di mana.Ruby dengan bergegas keluar mencari, tapi makhluk bergerak yang dilihatnya di sekitar rumah hanyalah pelayan yang tengah membersihkan sisa-sisa tamu. Merapikan keadaan seperti semula.“Maaf, tapi apa kau melihat di mana Ed?” tanya Ruby, kepada salah satu pelayan.“Oh, Don Rosas… tadi saya melihatnya keluar.” Pelayan itu menunjuk pintu samping yang terhubung dengan pantai.Ruby seketika berlari keluar. Ia sudah sangat menyesal karena meninggalkan Ed dan mengantar Lori.Mungkin seharusnya ia tidak meninggalkan Ed sendiri. Keadaan memang terlihat jauh lebi
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Tidak Ada yang Membela

Ruby mengusap matanya yang basah. Separuh bersyukur, dan separuh lagi karena tahu kalau Ed juga merasakan duka yang sama seperti Lori. Ia terlihat baik-baik saja, tapi tidak baik-baik saja. “Javier akan bangga aku rasa. Ia akan tersenyum sambil memuji.” Ruby bisa membayangkannya dengan nyata. Javier selalu memuji kebaikan sekecil apapun. “Sepertinya begitu.” Ed memandang sekitar, memperhatikan detail ruangan untuk menemukan bayangan Javier. Ruangan itu masih sama, hanya terasa kosong. Tidak lagi penuh tawa dan ejekan. “Aku akan merelakan, tapi kau harus memberiku waktu.” Ed berbisik. Duka itu dan rasa kehilangan itu akan ada, dan entah berapa lama akan ada. Ed tahu Javier tidak akan menyukainya, karena itu meminta waktu untuk memenuhi keinginan Javier untuk berbahagia. Ed akan mengabulkannya–seperti permintaan Javier yang lain. Ed akan memenuhi keinginan itu. Ia akan hidup dan mencoba untuk bahagia, tapi akan ada waktunya. “Aku rasa Javier akan mengerti, dan mungkin akan marah ka
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Tidak Tahu Harus Melakukan Apa

“Saya sudah meletakkan semua di sini, Senora.” Tita menyerahkan keranjang anyaman tertutup kain kepada Ruby.“Ah, terima kasih.” Ruby menerima dan langsung membawanya ke pintu samping yang menembus pantai. Rambutnya yang terikat berkibar saat air mulai terlihat dan menatap bibir pantai.Tujuan Ruby tidak jauh. Ed duduk di dekat batu karang hitam, tempat yang teduh, sambil menatap ke arah laut. Kalau tidak di kamar Javier, Ed akan ada di sana memang. Ruby sudah menghapal tempatnya.“Ini ide siapa?” tanya Ed saat melihat Ruby datang dan duduk di sampingnya.“Ideku.” Ruby tersenyum sambil menunjukkan keranjang bawaannya yang berisi makanan.Biasanya Ruby akan sekadar memanggil Ed saat jam makan tiba, tapi kali ini ia yang membawa makan kepada Ed. Makan siang juga sudah lama lewat sebenarnya. Langit sudah berwarna kemerahan karenas senja. Ruby tadi memberi kesempata pada Ed untuk datang sesuai kesadaran, tapi ternyata belum. Ed masih belum normal.“Terlihat lezat,” kata Ed. Memandang isi
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Tidak Harus Diam

“Aku membuat rumah di sini karena Javier yang menginginkannya…” bisik Ed.Leher Ruby ikut tercekik saat mendengar suara serak Ed. Tapi Ruby tidak akan bicara. Ed hanya ingin bicara.“Aku berada di tempat sekarang aku berada karena ingin melindungi Javier. Aku harus membuatnya gembira… Lalu Aku… harus melakukan apa sekarang?”Air mata Ruby merebak. Ia sedikit lebih tahu. Ed bukan hanya dekat dengan adiknya—menyayanginya, tapi tanpa sadar telah membuat kehidupan berdasar atas dunia Javier. Ed tidak ingin bersedih dan merelakan, tapi tidak tahu harus melakukan apa karena dunia tempatnya bersandar telah hilang. Ia begitu kosong karena alasan utamanya untuk bergerak tidak lagi ada.“Ibuku… ia meninggal setelah menitipkan Javier padaku. Memintaku menjaganya. Aku sudah melakukannya—tapi apa sekarang?”Ruby menghapus air matanya secepat mungkin agar tidak menetes membasahi Ed, tapi cukup sulit. Kisah itu mengenaskan. Ruby hanya tahu kedua orang tua Ed meninggal, tapi tidak tahu kisah di balik
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more
PREV
1
...
7891011
...
34
DMCA.com Protection Status