All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 71 - Chapter 80

334 Chapters

Tidak Boleh Bertanya

Ed sudah akan melompat terjun ke kolam, tapi kemudian ia melihat Ruby menggerakkan tangan dan kaki. Tidak tampak tenggelam, karena ia berenang normal. Jatuh itu bukan tidak sengaja ataupun kecelakaan. Ruby memang ingin berenang. Pilihan yang tetap aneh tapi, mengingat saat ini hampir pukul tiga dini hari. Ed tentu berdiri menunggu, dian di tepi di kolam tidak bergerak maupun bersuara. Ruby tidak menyadari kehadirannya, karena memang tidak ada lampu sangat terang di sana. Ruby terus berenang bolak-balik, sampai akhirnya berhenti dan diam di tengah kolam. Menunduk dengan rambut basah menutupi wajahnya. Ed melihat tubuhnya bergetar, dan wajar karena dingin. Tapi kemudian sadar kalau bahu dan punggung yang menunduk itu sedang menangis. Tidak ada isakan, tapi Ruby kemudian menutup wajahnya dengan tangan. “Kau menangis karena apa?” Ed mendekat dan duduk menekuk kaki di tepi kolam. Ruby tentu saja tersedak. Ia sudah sangat yakin akan kesendiriannya. “Kau… masih di sini?” Ruby bertanya
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Tidak Terasa Benar

“Aku tidak akan bertanya, tapi aku akan menyuruhmu tidur. Sudah cukup berenangnya,” kata Ed sambil menurunkan handuk dan berbalik. Akan keluar dan tidur di tempat lain—berganti baju dan mendinginkan diri, karena suhu tubuhnya sudah jauh lebih hangat dari pada yang seharusnya, akibat masih ingat betul bagaimana tubuh basah Ruby yang telanjang dan berkilau. “Dingin.” Ruby berbisik saat Ed sudah memegang handle. “Tidak heran.” Ed mendengus, lalu berbelok. Menghampiri pengatur suhu. Menaikkan suhu pendingin agar lebih hangat. “Lain kali jangan memiliki ide berenang dini hari lagi,” ujar Ed. Kembali menuju pintu. “Masih dingin.” Ruby berbisik semakin lirih. “Apa masih kurang?” Ed melirik ke monitor penunjuk suhu. Ia mulai merasa gerah. Kamarnya tidak pernah lebih dari dua puluh dua derajat. Ia sudah mengaturnya ke suhu hangat saat ini, dua puluh lima. Tapi saat akan kembali mengubah suhu, mendadak ada satu sel tersambung dalam otaknya. Bukan suhu yang menjadi masalah. “Kau ingin
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Tidak Semulus Itu

Permintaan itu pada akhirnya merepotkan bagi Ed, karena ia yang harus berpikir tentang tujuannya sedangkan Ruby kembali tertidur. Obat yang diberikan dokter itu sangat ampuh sepertinya. Mungkin lebih baik seperti itu mungkin, agar ia tidak mabuk.Dan kini pengaruh obatnya berkurang karena Ruby mulai terbangun lagi.“Kita dimana?” tanya Ruby sambil menegakkan tubuh. Kepalanya sudah jauh lebih baik, dan tubuhnya tidak sangat hangat.“Guadalajara.” Ed yang tidak punya tujuan khusus, pada akhirnya hanya menyetir sesuai kebiasaan, dan malah sampai di kota Guadalajara.“Oh, tempatmu bekerja.” Ruby mengusap wajahnya, menghilangkan lengket di matanya, lalu menatap sekitar. Ini pertama kali ia mengunjungi kota itu meski sudah sering mendengar. Guadalajara sering disebut oleh ibunya. Bukan sebagai tempat yang ingin dikunjungi, tapi tempat yang harus dihindari. Katanya berbahaya.Ruby tidak pernah tertarik melanggar perintah itu karena memang letaknya sangat jauh, tapi sekarang terlambat dan tem
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Kebahagian yang Tidak Boleh

Ruby terbangun dengan tubuh berkeringat, dan lengket, juga tidak ingat kapan dan bagaimana ia kembali tertidur. Ruby ingat ia minum, dan duduk di sofa, tapi setelah itu tidak tahu. “Jangan sakit.” Ruby bergumam jengkel.Ruby biasanya sangat jarang sakit sebelum ini, tapi memang sebelumnya juga ia tidak pernah berenang saat dini hari.Ruby memandang sekitar dan nyaris saja menjerit terkejut karena ada Ed berbaring di sampingnya. Tertidur nyenyak, masih memakai baju lengkap. Ruby langsung merasa bersalah. Dirinya yang membuat Ed menjalani hari tidak masuk akal. Ia telah tanpa sengaja menyeret Ed dalam kerandoman karena stress berlebih. Pertemuan dengan ibunya, Esli, rencana baru adalah hal yang terlalu berat untuk dipikirkan bersamaan.Ruby mencatat dalam hati kalau ia tidak boleh lagi kehilangan kendali seperti kemarin. Apa yang dilakukannya menjadi tidak masuk akal.Ruby turun dari ranjang, dan yang pertama dilakukan adalah menurunkan suhu penyejuk udara. Ruby tahu suhu kamar itu h
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Tidak Untuk Dimiliki

Ruby membalik kulit tortila yang sudah kecokletan dua kali, memastikan semua sisi telah hangat baru memindahkannya ke atas piring. Isiannya telah siap, jadi Ruby tinggal menata dan menggulungnya. “Kau bisa memasak?” Ed masuk ke dapur dengan rambut basah dan handuk. Tertarik karena ia mencium aroma makanan begitu keluar dari kamar mandi. “Hanya menghangatkan. Ini masakan Tita bukan?” Ruby menunjuk pasta kacang yang akan menjadi kelengkapan burrito. Ruby mengenali rasanya begitu mencicipi kelayakannya tadi. Kulkas yang ada di rumah itu berisi makanan yang cukup lengkap, hanya tinggal dihangatkan dan semua berasal dari Tita. “Ya. Dua atau tiga hari sekali Tita akan mengirim makanan ke sini.” Ed mengangguk. Tapi biasanya makanan itu lebih banyak terbuang. Ed jarang memanfaatkan seperti Ruby saat ini. “Kau pernah memasak.” Ed berkomentar saat melihat Ruby cukup cakap saat menggulung kulit tortila beserta isinya—daging dan aneka jenis sayuran. “Pernah kalau hanya menghangatkan. Tidak me
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Selera yang Tidak Biasa

“Deretan ini akan cocok untukmu.” Ed menunjukkan deretan buku yang memang memiliki ketebalan di atas rata-rata.Tapi mata Ruby hanya tertuju pada satu buku, dan langsung menurunkannya.“Kau punya! Kau sudah membacanya.” Ruby menunjukkan buku yang tadi baru saja dibahasnya.“Kenapa kau tidak mengatakan apa pun?” Ruby langsung merasa tenaganya untuk menjelaskan terbuang percuma.“Aku tidak ingin merusak kebahagianmu.”Ruby sudah menghela napas—ingin meneruskan amarahnya, tapi langsung mengempis saat mendengar alasan itu. Tidak mungkin bisa marah lagi saat alasannya seperti itu. Ed hanya tidak ingin memutus aliran antusiasme itu.“Dan aku mungkin perlu mendengar review langsung karena membutuhkan alasan agar bisa menyelesaikannya.” Ed menunjukkan pembatas buku yang berada di sepertiga bagian buku itu. “Buku ini bukan jenis favoritku, tapi aku akan menyelesaikannya nanti. Sepertinya banyak bagian menarik yang akan datang.” Ed tidak menyebut buku itu jelek, tapi jenis yang bukan favoritny
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Mimpi yang Tidak Mustahil

Ruby bahkan memejamkan mata sebelum Ed menutup matanya dengan tangan, dan langsung menerima saat bibir Ed melumat dengan serakah. Tidak lembut merayu, karena tahu Ruby juga menginginkannya. Ed tidak melihat ada yang salah kali ini. Ruby tidak memaksakan dan normal. Nafsu itu ada karena memang Ruby menginginkannya. Ruby tidak sedang putus asa atau nekat. Ia hanya sedang menikmati apa yang bisa dimilikinya saat ini. Entah esok atau mungkin nanti, Ruby tidak tahu sampai kapan ia akan bisa terus merasakan kehangatan tangan yang saat ini meremas dengan lembut, mengusap halus, dan dengan sengaja membuatnya mendesah. Ruby tidak tahu sampai kapan, tapi ia akan menerima dan membiarkan bibir itu mencumbunya. Membiarkan saat bibir itu membuatnya menggelinjang. Karena menyenangkan, karena memabukkan. “Apa kau selalu akan menjadi tidak sabar seperti ini?” Ed tertawa pelan, saat merengkuh dan mengangkat tubuh Ruby yang seakan meminta. Geliat tubuh yang terlihat sederhana, tidak berlebihan, tap
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Tidak Terluka Parah

“Kau turun saja dulu.” Ruby menyuruh Ed untuk bergegas turun, dan tidak menunggunya. Ruby akan berjalan sangat lambat, karena merasa seperti terkena gempa.Ruby tadi meminta Ed untuk menyetir tanpa peduli dengan kecepatan maupun keadaannya agar bisa sampai lebih cepat ke Puerto Valarta. Ruby berhasil menahan muntah tapi tidak dengan pusing.Dan Ed sangat berterima kasih untuk pengertian itu. Termasuk bagaimana Ruby tidak mengeluh maupun ketakutan saat beberapa kali mereka nyaris menabrak tadi.Ed berlari memasuki UGD dan menemukan Mia di ruang tunggu bersama dengan Pedro.“Tia! Kau tidak menjawab semua panggilanku!” Ed berseru marah pada Mia.Selama perjalanan tadi, ia berusaha untuk menghubungi Mia lagi, tapi tidak ada jawaban.“Oh…” Mia meraba gaunnya. Tidak menemukan ponsel tapi.“Lupa… aku meninggalkannya di rumah mungkin. Entah.” Mia menggeleng. Ia tidak sempat memikirkan tentang ponsel dan hanya mengikuti ambulans tadi.“Tidak apa, Mi Amor. Kau hanya panik tadi.” Pedro mengelus
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Tidak Ada Bedanya

“Kau, tinggal di sini!” Ed mendorong Javier agar kembali berbaring, tapi Javier menahan tangannya.“Tidak. Aku ingin pulang. Kau lihat aku baik-baik saja.” Javier mencoba berdiri lagi dan kali ini berhasil.“Memaksakan diri bukan berarti kau sehat! Dokter belum mengizinkanmu pulang, maka aku juga tidak!” Ed menegaskan.Javier mendecak, dan kembali melepaskan diri dari Ed.“Dengarkan aku. Kalau aku tinggal di sini, maka dokter akan menyuruhku untuk meminum obat sampai aku kembali sehat. Saat di rumah aku juga akan meminum obat sampai aku sehat, tapi dengan suasana yang lebih menyenangkan. Sudah jelas aku akan memilih tetap di rumah. Hasilnya akan sama saja.” Javier berpaling pada dokter tadi.“Dokter, aku boleh pulang asal meminum obatnya bukan? Aku sudah berjanji tadi.” Javier tersenyum manis, tapi dokter itu masih berwajah kaku. Sama sekali tidak membalas senyum itu, dan hanya mengangguk samar.“Kau lihat? Aku akan baik-baik saja meski di rumah. Ayo!” Javier menarik tangan Ed agar be
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Tidak Seperti Biasanya

“Apa sudah pagi?” tanya Ed, dengan suara mengantuk. Terbangun karena Ruby bergerak di sampingnya.“Ya. Aku akan membantu Tita dan menghiburnya. Ia merasa sangat bersalah atas sakitnya Javier.” Ruby tadi malam mendapati Tita menangis. Sakitnya Javier cukup memukul Tita, merasa kalau makanannya yang salah.“Eh?” Ruby sudah duduk, tapi tiba-tiba tangan Ed menyambar. Menghempaskan Ruby kembali ke atas bantal.Ruby menggeliat geli, saat Ed mendesakkan wajah dilehernya. Hanya seperti itu dan Ruby sudah mengeluh karena geli itu hanya sebentar, berikutnya menyenangkan. “Nanti saja,” gumam Ed. Dan memang tidak mungkin Ruby akan lari. Tangan Ed benar-benar menahannya tetap berbaring.Lalu Ruby mengutuk lagi saat hatinya kecewa karena Ed tidak melakukan apa pun selain memeluk. Ruby merasa ingin mencuci otaknya. Sepertinya terlalu rusuh oleh nafsu. Ed hanya ingin memeluk dan tidak salah, otaknya saja yang keterlaluan.“Javier aneh.” Ed bergumam lagi.“Aneh kenapa?” tanya Ruby.“Tidak biasanya ia
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
34
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status