“Mamá…” Ruby memanggil perlahan dengan suara serak, ingin menghampiri dan bicara,tapi ibunya sekarang berteriak kencang tanpa henti, sambil melemparkan bantal dan selimutnya pada Ruby. Mengusir dengan ketakutan.“Pergi! Jangan ke sini! Jangan kejar lagi! Pergi!” Air mata Ruby tentu turun semankin deras, ia bahkan tidak sanggup menghindar saat semua benda yang dilempar itu menerpa.“Mamá,” bisik Ruby, sementara membiarkan bantal menghantam wajahnya, lalu selimut dan terakhir apa yang terlihat seperti vas bunga. Ruby melihatnya, tapi matanya tetap kosong dan beda itu menghantam keningnya. “Astaga!” Tepat setelah itu, perawat yang tadi mendampinginya masuk sambil menarik Ruby menjauh, lalu menekan tombol warna biru di dekat pintu.“Vieja!” (Nyonya tua)Perawat itu menghampiri ibu Ruby, dan beberapa yang baru masuk. Mencoba menenangkan, tapi tidak mampu. Mereka tidak bisa kasar, sementara histeria terus terjadi.Ruby tidak pergi jauh, hanya berjongkok di dekat pintu sambil menutup waja
Last Updated : 2023-08-28 Read more