Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 411 - Chapter 420

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 411 - Chapter 420

884 Chapters

Bab 411

Pengawal dan dokter bergegas membawa Theo ke rumah sakit, sedangkan Anisa duduk di atas tempat tidur sambil memeluk lututnya dan menangis.Hari semakin larut, tetapi Anisa sama sekali tidak mengantuk. Anisa menyesal, dia sangat amat menyesal.Agar tidak membuang-buang waktu, Theo dibawa pergi dengan menggunakan helikopter.Tak berapa lama, Anisa mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah kamarnya.Anisa tidak mengangkat kepala, dia tidak peduli siapa pun yang datang.Pintu dibuka, lalu seseorang masuk dan menyelimuti tubuh Anisa.Kemudian dia memungut belati yang tergeletak dan berlumuran darah. "Anisa, aku memberikan belati ini agar kamu bisa melindungi diri, bukan untuk membunuh orang.""Aku harus mengambil kembali belati ini," kata Sammy dengan tak berdaya.Anisa menjawab dengan terisak-isak, "Aku ingin membunuhnya, tapi aku tidak berani.""Sikapmu yang membuatnya marah," kata Sammy dengan dingin. "Apa bedanya dengan langsung menikam dadanya?"Anisa tidak bisa berkata-kata .
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 412

Napas Anisa terasa berat saat membaca berita yang muncul di layar ponsel.Theo meninggal? Tidak mungkin!Tadi malam Anisa sudah menghentikan pendarahannya. Ditambah, dia dibawa pergi dengan menggunakan helikopter.Theo tidak terlambat ditangani, mana mungkin dia meninggal? Jangan-jangan, sesampai di rumah sakit, dia menolak ditangani?Hati Anisa terasa seperti ditusuk-tusuk, air mata kembali mengalir membasahi wajahnya.Tugas dokter adalah menyembuhkan pasien, tetapi dokter tidak dapat membangkitkan orang yang sudah meninggal. Theo sudah pergi ....Anisa pikir dia akan lega setelah Theo meninggal, tapi kenapa hatinya malah terasa sangat sakit?....Beberapa media merilis berita kematian Theo.[ Mengenang Kepergian Theo Pratama, Salah Satu Pebisnis Handal! ][ Tanpa Theo Pratama, Bagaimana Nasib Tera Group? ][ Kesuksesan dan Kesedihan Theo Pratama. ][ Apa Penyebab Kematian Theo Pratama? ][ Empat Hari Setelah Kepergian Ibunda, Theo Pratama Menyusul Ibunya. Ada Apa Dengan Keluarga Prat
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 413

"Ada apa dengan bosmu? Jangan dikit-dikit merepotkan Anisa ...." Mike sedang meneguk segelas air."Dia meninggal," Eden menjawab dengan serius."Pfft ...." Mike menyemburkan air yang ada di mulutnya. "Jangan bercanda! Mana mungkin dia mati?""Aku juga tidak tahu, aku lihat dari berita-berita yang dirilis."Mike tercengang selama beberapa saat. Melihat Eden yang hampir meneteskan air mata, Mike segera meletakkan gelasnya dan beranjak ke kamar."Sebentar, aku telepon Anisa. Kemarin siang dia masih sempat menelepon aku, katanya kakinya sudah tidak sakit dan beberapa hari lagi bisa pulang. Dia tidak bilang apa-apa soal Theo.""Kejadiannya tengah malam kemarin." Eden ikut masuk ke dalam kamar Mike. "Ponselnya Pak Theo tidak bisa dihubungi, pengawalnya juga tidak jawab teleponku. Selama bertahun-tahun bekerja untuk Pak Theo, ini pertama kalinya aku menghadapi masalah semacam ini."Mike membuka ponselnya, lalu menelepon Anisa dan menyalakan pengeras suara.Begitu Anisa menjawab panggilan, Mik
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 414

Sesampainya di vila Theo, Mike membuka pintu mobil dan langsung beranjak masuk.Pengawal yang menjaga mengadang Mike."Aku mau menjemput Anisa. Bos kalian sudah mati, harusnya kalian mengkhawatirkan siapa yang akan menggaji kalian," kata Mike.Pengawal tercengang mendengar ucapan Mike.Pelayan membantu Anisa menuruni tangga. Dia ingin meninggalkan tempat ini, dia ingin menemui Theo untuk terakhir kalinya.Begitu melihat Anisa, Mike langsung menerobos beberapa pengawal yang menghalangi jalannya."Anisa, aku datang menjemput kamu!" Mike memapah Anisa.Ketika memapah Anisa masuk ke dalam mobil, Mike melirik kaki Anisa. Anisa mengenakan celana longgar sehingga luka di kakinya tidak kelihatan."Kakimu masih belum sembuh?" Mike mengerutkan alisnya sambil menyalakan mesin mobil. "Kita ke rumah sakit."Anisa merasa hampa ...."Anisa, apakah pengacaranya akan menuntut kamu?" tanya Mike.Meskipun Mike tidak menyukai Theo, Theo adalah ayah kandung William dan Wilona.Kematian Theo memang meningga
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 415

Bagaimana dengan Theo? Apakah mereka perlu mengunjungi makam Theo?"Kamu saja yang pergi, aku tidak mau." Setelah selesai bicara, William kembali ke kelas."Kak, aku kangen Ibu. Kapan Ibu pulang?" Wilona mengikuti William sambil menggandeng lengannya."Sebentar lagi," jawab William.Theo sudah mati, Anisa pasti segera pulang.....Mike membawa Anisa ke Rumah Sakit Genesis.Begitu bertemu Grey, Anisa langsung bertanya, "Dia dirawat di mana?""Di rumah sakit pusat. Katanya dia masih dirawat, kamu jangan khawatir," kata Grey.Grey memapah Anisa ke atas tempat tidur."Kak, dia tidak meninggal?" tanya Anisa.Grey menghela napas panjang. "Sempat kritis, tapi berhasil diselamatkan."Anisa pun merasa lebih lega.Grey mengambil gunting untuk memotong celana Anisa. Perban yang dibalut telah dipenuhi darah merah. "Anisa, lukamu iritasi. Kenapa bisa begini?"Grey mengerutkan alis sambil membuka perban Anisa secara hati-hati."Tidak sakit," jawab Anisa seadanya."Kalaupun tidak sakit, jangan dibiar
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 416

Melihat Sabai yang tampak percaya diri, pengacara pun berkata, "Setelah kematian ibunya, Pak Theo menemuiku dan merevisi surat wasiatnya.""Oh?" Sabai mengangkat kedua alisnya."Aku tidak bisa menerima ajakan minum dan makan. Kalau ada perkembangan soal kondisi Pak Theo, tolong segera kabari aku," jawab pengacara."Baiklah. Mari, aku antar," jawab Sabai.Setelah pengacara pergi, Sabai melihat jam tangannya. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.Anisa sudah tidur selama beberapa jam. Ketika bangun, Anisa merasa agak linglung dan pusing."Anisa! Ayo, pulang!" kata Mike saat melihat Anisa bangun. "Aku baru pulang dari rumah sakit pusat. Theo nggak mati, dia sudah dipindahkan ke ICU. Parah banget media-media yang memberitakan kematiannya. Theo masih belum mati, tapi malah diberitakan mati.""Sekarang jam berapa?" Anisa bertanya kepada Mike."Sudah mau jam 8. Kamu lapar?" Mike memapah Anisa ke kursi roda.Selama beberapa hari ini Anisa tidak makan dengan enak. Yang diinginkan
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 417

Sabai menceritakan semuanya kepada Theo.Theo diam saja, dia tidak menunjukkan emosi apa pun.Theo bahkan tidak takut mati, apa lagi yang bisa membuatnya takut? Kalaupun Theo meninggal, ada orang yang akan membantu Theo untuk mengurus Thea.Dokter masuk, lalu memeriksa kondisi Theo dan berkata, "Pak Theo, kondisi Anda masih lemah. Anda perlu dirawat beberapa hari. Kalau ada yang sakit, segera panggil aku."Theo memejamkan mata.Sabai mengajak dokter untuk berbicara di luar. "Kondisinya sudah tidak kritis, 'kan?""Yang penting dia bersedia dirawat. Hanya saja keinginannya untuk hidup sangat lemah. Kondisi seperti itu tidak bagus untuk pemulihan," dokter menjelaskan."Baiklah, aku akan mencari cara." Sabai mengangguk.Satu jam kemudian Sabai mengajak Thea ke rumah sakit."Thea, kakakmu lagi sakit. Kamu hibur dia, ya?" kata Sabai.Thea mengedipkan kedua matanya. "Dia sakit apa?""Sakit hati," jawab Sabai."Sakit hati? Apa itu?" Thea mengerutkan alis."Dia dan Anisa bertengkar hebat." Saba
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 418

Sania takut Anisa salah paham, dia pun bergegas menambahkan. "Anisa, itu urusan dia, tapi kamu harus datang ke pernikahanku, ya! Kamu adalah sahabatku. Kalau kamu nggak datang, aku nggak mau nikah!""Iya, aku akan datang," jawab Anisa."Baguslah." Sania menghela napas lega. "Aku dengar kakimu terluka. Bagaimana keadaannya? Aku ingin menghubungimu, tapi aku takut suasana hatimu lagi jelek.""Sudah baikan.""Besok mau jalan-jalan?" tanya Sania."Sudah baikan, tapi belum sanggup jalan-jalan," jawab Anisa sambil menatap lukanya.Perban sudah dibuka, tetapi luka tersebut meninggalkan bekas yang lumayan besar. Untungnya gaun yang dibeli Anisa cukup panjang untuk menutupi luka di kakinya."Besok aku akan pergi menjenguk kamu. Tenang saja, aku nggak akan menanyakan masalah Theo." Sania berjanji."Em."Keesokan hari, Sania datang pagi-pagi sekali. Dia membawa mainan serta sarapan.Anisa terkejut melihat barang bawaan Sania yang begitu banyak. "Sania, banyak banget. Kata Wilo, selama aku nggak a
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 419

Di saat bersamaan, tamu Anisa pun tiba.Sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Anisa. Ketika pintu mobil dibuka, dua orang pengawal keluar terlebih dulu.Sania penasaran, siapa yang datang?"Siapa dia? Orang penting, ya? Sampai ditemani pengawal segala?" tanya Sania."Evan," jawab Anisa saat melewati Sania.Setelah beristirahat selama beberapa bulan, akhirnya Evan bisa berjalan lagi. Hari ini Evan dan keluarganya datang untuk menemui sekaligus berterima kasih kepada Anisa.Evan mengenakan pakaian kasual yang dipadukan dengan topi serta kacamata hitam.Jika dilihat sekilas, wajahnya tidak kelihatan, tetapi aura bintangnya memancar dengan sempurna."Anisa, aku boleh berteriak, nggak?" Tubuh Sania bergetar hebat."Sebaiknya jangan. Takutnya tetanggaku lapor polisi," jawab Anisa.Sania berusaha menahan gejolak di hatinya.Setelah Evan dan keluarganya masuk ke ruang tamu, Evan membuka masker dan kacamatanya, lalu memeluk Anisa. "Dokter, terima kasih ...."Anisa tertegun. "Ah .... Tidak
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 420

Sebelum pulang, Evan makan siang bersama di rumahnya Anisa."Anisa, kamu tidur siang saja dulu. Nanti kamu mau melakukan pemeriksaan kesehatan, 'kan? Biar aku bawa anak-anak main. Bagaimana?" Cuaca hari ini sangat bagus, rasanya sayang kalau cuma berdiam diri di rumah. "Oke. Aku jemput anak-anak sebelum jam 6 sore."Melihat kedua anaknya yang ingin keluar, Anisa tidak tega melarang mereka."Sania, kamu nggak apa-apa? Nggak merepotkan?" Anisa memastikan."Nggak repot sama sekali. Lagi pula mereka bukan bayi yang harus digendong, sama sekali nggak capek," jawab Sania.Anisa meminta pengawal untuk pergi bersama Sania dan anak-anak.Setelah mereka pergi, Anisa menutup pintu, lalu kembali ke ruang tamu dan membuka hadiah yang diberikan Evan.Kata Evan, ini bukanlah hadiah yang mahal. Benda ini adalah jimat keberuntungan, Evan berharap benda ini bisa membawa keberuntungan bagi Anisa.Anisa tidak tega menolak hadiah yang sederhana, tetapi bermakna. Dia mengambil kotak hadiahnya dan kembali ke
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
89
DMCA.com Protection Status