Share

Bab 414

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-24 18:00:00
Sesampainya di vila Theo, Mike membuka pintu mobil dan langsung beranjak masuk.

Pengawal yang menjaga mengadang Mike.

"Aku mau menjemput Anisa. Bos kalian sudah mati, harusnya kalian mengkhawatirkan siapa yang akan menggaji kalian," kata Mike.

Pengawal tercengang mendengar ucapan Mike.

Pelayan membantu Anisa menuruni tangga. Dia ingin meninggalkan tempat ini, dia ingin menemui Theo untuk terakhir kalinya.

Begitu melihat Anisa, Mike langsung menerobos beberapa pengawal yang menghalangi jalannya.

"Anisa, aku datang menjemput kamu!" Mike memapah Anisa.

Ketika memapah Anisa masuk ke dalam mobil, Mike melirik kaki Anisa. Anisa mengenakan celana longgar sehingga luka di kakinya tidak kelihatan.

"Kakimu masih belum sembuh?" Mike mengerutkan alisnya sambil menyalakan mesin mobil. "Kita ke rumah sakit."

Anisa merasa hampa ....

"Anisa, apakah pengacaranya akan menuntut kamu?" tanya Mike.

Meskipun Mike tidak menyukai Theo, Theo adalah ayah kandung William dan Wilona.

Kematian Theo memang meningga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 415

    Bagaimana dengan Theo? Apakah mereka perlu mengunjungi makam Theo?"Kamu saja yang pergi, aku tidak mau." Setelah selesai bicara, William kembali ke kelas."Kak, aku kangen Ibu. Kapan Ibu pulang?" Wilona mengikuti William sambil menggandeng lengannya."Sebentar lagi," jawab William.Theo sudah mati, Anisa pasti segera pulang.....Mike membawa Anisa ke Rumah Sakit Genesis.Begitu bertemu Grey, Anisa langsung bertanya, "Dia dirawat di mana?""Di rumah sakit pusat. Katanya dia masih dirawat, kamu jangan khawatir," kata Grey.Grey memapah Anisa ke atas tempat tidur."Kak, dia tidak meninggal?" tanya Anisa.Grey menghela napas panjang. "Sempat kritis, tapi berhasil diselamatkan."Anisa pun merasa lebih lega.Grey mengambil gunting untuk memotong celana Anisa. Perban yang dibalut telah dipenuhi darah merah. "Anisa, lukamu iritasi. Kenapa bisa begini?"Grey mengerutkan alis sambil membuka perban Anisa secara hati-hati."Tidak sakit," jawab Anisa seadanya."Kalaupun tidak sakit, jangan dibiar

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 416

    Melihat Sabai yang tampak percaya diri, pengacara pun berkata, "Setelah kematian ibunya, Pak Theo menemuiku dan merevisi surat wasiatnya.""Oh?" Sabai mengangkat kedua alisnya."Aku tidak bisa menerima ajakan minum dan makan. Kalau ada perkembangan soal kondisi Pak Theo, tolong segera kabari aku," jawab pengacara."Baiklah. Mari, aku antar," jawab Sabai.Setelah pengacara pergi, Sabai melihat jam tangannya. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.Anisa sudah tidur selama beberapa jam. Ketika bangun, Anisa merasa agak linglung dan pusing."Anisa! Ayo, pulang!" kata Mike saat melihat Anisa bangun. "Aku baru pulang dari rumah sakit pusat. Theo nggak mati, dia sudah dipindahkan ke ICU. Parah banget media-media yang memberitakan kematiannya. Theo masih belum mati, tapi malah diberitakan mati.""Sekarang jam berapa?" Anisa bertanya kepada Mike."Sudah mau jam 8. Kamu lapar?" Mike memapah Anisa ke kursi roda.Selama beberapa hari ini Anisa tidak makan dengan enak. Yang diinginkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 417

    Sabai menceritakan semuanya kepada Theo.Theo diam saja, dia tidak menunjukkan emosi apa pun.Theo bahkan tidak takut mati, apa lagi yang bisa membuatnya takut? Kalaupun Theo meninggal, ada orang yang akan membantu Theo untuk mengurus Thea.Dokter masuk, lalu memeriksa kondisi Theo dan berkata, "Pak Theo, kondisi Anda masih lemah. Anda perlu dirawat beberapa hari. Kalau ada yang sakit, segera panggil aku."Theo memejamkan mata.Sabai mengajak dokter untuk berbicara di luar. "Kondisinya sudah tidak kritis, 'kan?""Yang penting dia bersedia dirawat. Hanya saja keinginannya untuk hidup sangat lemah. Kondisi seperti itu tidak bagus untuk pemulihan," dokter menjelaskan."Baiklah, aku akan mencari cara." Sabai mengangguk.Satu jam kemudian Sabai mengajak Thea ke rumah sakit."Thea, kakakmu lagi sakit. Kamu hibur dia, ya?" kata Sabai.Thea mengedipkan kedua matanya. "Dia sakit apa?""Sakit hati," jawab Sabai."Sakit hati? Apa itu?" Thea mengerutkan alis."Dia dan Anisa bertengkar hebat." Saba

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 418

    Sania takut Anisa salah paham, dia pun bergegas menambahkan. "Anisa, itu urusan dia, tapi kamu harus datang ke pernikahanku, ya! Kamu adalah sahabatku. Kalau kamu nggak datang, aku nggak mau nikah!""Iya, aku akan datang," jawab Anisa."Baguslah." Sania menghela napas lega. "Aku dengar kakimu terluka. Bagaimana keadaannya? Aku ingin menghubungimu, tapi aku takut suasana hatimu lagi jelek.""Sudah baikan.""Besok mau jalan-jalan?" tanya Sania."Sudah baikan, tapi belum sanggup jalan-jalan," jawab Anisa sambil menatap lukanya.Perban sudah dibuka, tetapi luka tersebut meninggalkan bekas yang lumayan besar. Untungnya gaun yang dibeli Anisa cukup panjang untuk menutupi luka di kakinya."Besok aku akan pergi menjenguk kamu. Tenang saja, aku nggak akan menanyakan masalah Theo." Sania berjanji."Em."Keesokan hari, Sania datang pagi-pagi sekali. Dia membawa mainan serta sarapan.Anisa terkejut melihat barang bawaan Sania yang begitu banyak. "Sania, banyak banget. Kata Wilo, selama aku nggak a

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 419

    Di saat bersamaan, tamu Anisa pun tiba.Sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Anisa. Ketika pintu mobil dibuka, dua orang pengawal keluar terlebih dulu.Sania penasaran, siapa yang datang?"Siapa dia? Orang penting, ya? Sampai ditemani pengawal segala?" tanya Sania."Evan," jawab Anisa saat melewati Sania.Setelah beristirahat selama beberapa bulan, akhirnya Evan bisa berjalan lagi. Hari ini Evan dan keluarganya datang untuk menemui sekaligus berterima kasih kepada Anisa.Evan mengenakan pakaian kasual yang dipadukan dengan topi serta kacamata hitam.Jika dilihat sekilas, wajahnya tidak kelihatan, tetapi aura bintangnya memancar dengan sempurna."Anisa, aku boleh berteriak, nggak?" Tubuh Sania bergetar hebat."Sebaiknya jangan. Takutnya tetanggaku lapor polisi," jawab Anisa.Sania berusaha menahan gejolak di hatinya.Setelah Evan dan keluarganya masuk ke ruang tamu, Evan membuka masker dan kacamatanya, lalu memeluk Anisa. "Dokter, terima kasih ...."Anisa tertegun. "Ah .... Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 420

    Sebelum pulang, Evan makan siang bersama di rumahnya Anisa."Anisa, kamu tidur siang saja dulu. Nanti kamu mau melakukan pemeriksaan kesehatan, 'kan? Biar aku bawa anak-anak main. Bagaimana?" Cuaca hari ini sangat bagus, rasanya sayang kalau cuma berdiam diri di rumah. "Oke. Aku jemput anak-anak sebelum jam 6 sore."Melihat kedua anaknya yang ingin keluar, Anisa tidak tega melarang mereka."Sania, kamu nggak apa-apa? Nggak merepotkan?" Anisa memastikan."Nggak repot sama sekali. Lagi pula mereka bukan bayi yang harus digendong, sama sekali nggak capek," jawab Sania.Anisa meminta pengawal untuk pergi bersama Sania dan anak-anak.Setelah mereka pergi, Anisa menutup pintu, lalu kembali ke ruang tamu dan membuka hadiah yang diberikan Evan.Kata Evan, ini bukanlah hadiah yang mahal. Benda ini adalah jimat keberuntungan, Evan berharap benda ini bisa membawa keberuntungan bagi Anisa.Anisa tidak tega menolak hadiah yang sederhana, tetapi bermakna. Dia mengambil kotak hadiahnya dan kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 421

    "Aku mau jalan-jalan." Anisa menggelengkan kepala, dia menolak dipaksa pulang."Baiklah. Kalau kakimu sakit, jangan dipaksakan, ya! Segera beri tahu aku," jawab Mike."Oke." Anisa mengangguk patuh."Kalau tahu kepulangan kita malah berakhir jadi begini, aku nggak akan membiarkan kamu pulang ke negara ini." Mike memapah Anisa ke mobil. "Saat kita tinggal di Negara Hamok, kamu hidup dengan baik dan semuanya berjalan lancar. Tapi setelah kamu pulang ke sini, kayaknya hampir setiap hari selalu ada masalah."Anisa agak merasa bersalah kepada Mike. "Kalau gitu kamu pulang ke Negara Hamok saja.""Bukan itu maksud aku.""Aku tahu bukan itu maksudmu. Begini, aku bisa membereskan masalah di sini. Bagaimana kalau kamu yang kembali ke Negara Hamok?""Kamu ikut pulang," kata Anisa."Nggak, aku suka di sini." Mike berdeham canggung."Kamu nggak rela meninggalkan Eden, 'kan?" Anisa mengangkat kedua alis."Ngapain bahas dia? Dia memblokir nomor aku." Mike menginjak pedal gas. "Bajingan itu cuma memedu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 422

    Anisa hamil!Berdasarkan usia kandungan yang tertera, Anisa mengandung saat dia dan Theo berhubungan di malam Anisa menancapkan pisau ke dada Theo.Memalukan! Anisa malah mengandung di saat hubungannya dan Theo telah berakhir.Tak ada kata-kata yang sanggup menjelaskan perasaan Anisa. Yang pasti, dia sangat amat terkejut.Anisa jadi teringat saat dia mengandung William dan Wilona, hatinya terasa perih. Saat itu Theo terus memaksa ingin bercerai.Untungnya, sekarang Anisa sudah mandiri dan memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi anak-anaknya. Hanya saja, bagaimana Anisa memberi tahu Theo mengenai kehamilan ini?Bagaimanapun, Theo memang ingin Anisa hamil. Theo ingin Anisa menebus kandungan Nara yang keguguran. Meskipun Anisa dan Theo sudah tidak berhubungan, bagaimana kalau suatu hari nanti Theo datang mencarinya untuk membuat perhitungan?Sesaat menyadari Anisa yang tampak gugup, Mike sontak mengulurkan lehernya untuk mengintip ponsel Anisa.Anisa terkejut dan langsung menyimp

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status