Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 501 - Chapter 510

529 Chapters

Bab 501 - Posesif

“Kamu tidak usah menjemputku. Aku sudah ada janji,” cetus Amora yang membuat kening Regis langsung berkerut. Pria itu juga melayangkan tatapan tajamnya. "Janji? Memangnya kamu ada janji sama siapa, Sayang?" selidik Regis yang mulai menginterogasi istrinya tersebut. “Memangnya kenapa sih?” timpal Amora yang telah tertawa geli. Ia dapat melihat kecemburuan dari wajah suaminya itu. Regis pun berdeham pelan. “Aku bukan mau mengaturmu. Aku hanya ingin tahu kamu pergi sama siapa saja,” dalihnya. Amora pun menghela napas panjang. Ia merapikan kerah kemeja suaminya, kemudian membantu Regis memasangkan jas pilihannya. Pria itu masih menunggu jawabannya dan akhirnya Amora pun berkata, “Aku ada janji dengan Ayahku saja. Nanti dia akan datang ke sana setelah selesai konser. Aku mau pergi menjenguk Nenekku hari ini bersamanya.” Hati Regis yang dipenuhi kekhawatiran pun akhirnya terasa lega. Namun, ia dapat merasakan kekhawatiran istrinya. “Apa kamu benaran tidak mau kutemani?” tawar Regis la
Read more

Bab 502 - Bertemu Idola

“Ada apa dengan Mama kita, Kimmy?” tanya Rayden seraya mengerutkan keningnya saat melihat ibu mereka berjalan dengan cepat mengejar violinis yang mereka tonton tadi. Saat ini kedua anak itu sedang berdiri menunggu ibu mereka di luar kamar kecil bersama kedua pengawal Royal Dragon, tetapi mereka malah ditinggal begitu saja dengan ibu mereka. “Biasalah. Pasti ingin menyapa Paman ganteng itu,” jawab Kimmy dengan acuh tak acuh. “Apa Paman itu lebih tampan daripada Papa kita?” gumam Rayden seraya menghela napas panjang melihat perilaku ibunya dan ibu Kimmy. Anak perempuan itu tampak berpikir keras, lalu bergumam, “Dia memang tampan kok. Tidak kalah dari Papa kita.” Rayden pun menoleh kepada sahabat perempuannya itu. “Jadi kamu juga menyukai tipe seperti itu?” gumamnya. Ia tidak mengerti apa hebatnya memegang biola sampai bisa membuat para wanita dari berbagai kalangan dan usia sampai jatuh hati. “Padahal tidak sulit bermain biola seperti itu daripada berlatih memanah ataupun wushu,” u
Read more

Bab 503 - Memiliki Darah yang Sama

"Kalian saling kenal, Cedric?" Dave bertanya seraya memandang Amora dan Cedric secara bergantian. Estelle tersentak. Ia pernah mendengar beberapa hal terkait pria itu sebelumnya dari suaminya ataupun dari Amora sendiri sehingga ia pun bersikap waspada karena khawatir Cedric akan melakukan sesuatu terhadap Amora. Sementara itu, Cedric malah tersenyum tipis melihat kebingungan sahabatnya. Ya, dia dan Dave Mikhailov adalah sahabat dekat. Kedatangannya hari ini adalah untuk memberikan ucapan selamat atas resital sahabatnya hari ini. Amora menatap lurus sosok kakak kandung seayahnya itu. Tubuh Cedric terlihat lebih berisi dibandingkan sebelumnya. Ia berpikir jika pria itu hidup dengan sangat baik meskipun terlihat lelah. Amora mendengar jika Cedric yang mengurus segala hal terkait perusahaan Volker seperti halnya Regis. Ia berpikir jika Cedric pasti sulit untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi pasca insiden kehancuran Golden Snake. Beberapa berita terkait penurunan saham dan
Read more

Bab 504 - Jangan Sampai Menyesal Kedua Kalinya

Cedric berdecih sinis. “Lalu … setelah kamu mendapatkan pengakuan, apa kamu berharap aku memanggilmu dengan sebutan ‘adik’ dan memaafkan semua perbuatan ibumu terhadap ibuku?” “Tidak perlu. Aku tidak ingin mendengarnya. Aku tidak butuh pengakuanmu,” sahut Amora yang membuat Cedric merasa keki. Mendengar tanggapan tak terduga dari Amora, Dave yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka pun akhirnya tertawa geli. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Cedric terlihat mati kutu di depan lawan bicaranya. Suara tawa Dave pun terhenti ketika melihat Cedric melayangkan tatapan tajam padanya. Ia langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan memutuskan untuk tidak mencampuri pembicaraan mereka. “Aku hanya berharap kamu bisa meluangkan waktu untuk mengunjungi Ayah saja, Kak. Tidak masalah kalau kamu tidak mau mengakuiku. Itu sama sekali bukan hal besar untukku. Tapi, aku hanya tidak ingin kamu menyesal kalau nanti kamu tidak bisa lagi bertemu dengan Ayah.” Ucapan Amora membuat kening Ced
Read more

Bab 505 - Menjenguk

“A-ada apa, Cedric?”Alejandro sangat terkejut menerima panggilan telepon dari putra bungsunya tersebut. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menjemput Amora.Hank yang sedang duduk di kursi pengemudi, melirik sekilas tuannya. Ia juga cukup terkejut mendengar hal tersebut.Sudah cukup lama ia tidak mendengar majikannya berbicara dengan tuan muda keduanya itu. Namun, ia khawatir panggilan telepon tersebut bukan membawa kabar yang baik.Namun, kekhawatiran Hank ternyata tidak terbukti. Wajah Alejandro terlihat berseri saat berbicara di teleponnya.‘Sepertinya Tuan Muda Kedua sudah mau membuka hatinya,’ batin Hank turut merasa gembira.Tidak berapa lama kemudian, mobil yang dikemudikan Hank akhirnya sampai di depan gedung pertunjukkan Orchid. Alejandro yang masih berbicara di telepon akhirnya pun berkata, “Cedric, nanti kita bicara lagi ya. Nanti kalau kamu senggang, kita makan bersama minggu ini sebelum Ayah berangkat ke Swiss.”Setelah mengakhiri panggilan telepon tersebut, Alejandro pu
Read more

Bab 506 - Aku Sudah Kembali

“Nenek …,” panggil Amora dengan suara yang terdengar lirih.Perlahan Amora meraih tangan neneknya yang terlihat sangat kurus hingga seperti kulit yang membalut tulang saja. Ia tidak berani menggenggamnya terlalu kuat karena takut malah membuat neneknya kesakitan. Akan tetapi, tindakannya itu berhasil mengalihkan pandangan wanita tua itu kepadanya. “Nek,” panggil Amora lagi. Sayangnya, Gilda Orlena masih tidak membalas sapaannya. Wanita tua itu masih menatap Amora dengan sorot mata yang terlihat asing. Amora tahu jika neneknya itu juga mengalami demensia cukup lama hingga sulit bagi wanita tua itu untuk mengingat tentang hal-hal yang pernah dilakukannya. Pengurus panti sudah menjadwalkan secara rutin pengobatan dan terapi untuk wanita tua itu. Walaupun neneknya tidak mengenalmya lagi, tetapi Amora tetap tidak menyerah. “Nek, ini Amora. Aku sudah kembali,” cicit Amora. Suara serak yang diiringi isak tangisnya pun akhirnya pecah.Ajaibnya, wanita tua itu beraksi dengan ucapan Amora.
Read more

Bab 507 - Memberi Kode

“Terima kasih sudah mengantarku pulang, Ayah,” ucap Amora kepada ayahnya. Saat ini wanita itu telah tiba di depan pintu penthousenya setelah menjenguk neneknya. “Apa Ayah benar tidak mau mampir?” tanyanya. “Tidak. Sudah terlalu malam juga. Masuk dan beristirahatlah,” sahut Alejandro. Amora pun mengangguk kecil. “Ayah juga hati-hatilah di jalan. Langsung pulang ke rumah. Jangan pergi sendirian malam-malam,” ucapnya. “Ini siapa yang orang tua, siapa yang anak sebenarnya,” seloroh Alejandro. Amora terkekeh pelan, lalu ia pun berkata, “Kalau begitu, aku masuk dulu.” Tatapan Amora tertuju pada kedua pengawal pribadinya yang sejak tadi pagi bekerja untuknya. “Kalian juga pulang beristirahatlah. Terima kasih sudah bekerja keras hari ini,” ucapnya. Seth dan Pedro hanya memberikan anggukan kecil. Amora pun berjalan masuk ke dalam kediamannya di mana terlihat sangat minim penerangan. Beberapa lampu telah dimatikan oleh Regis. Amora menerka jika pria itu telah tidur. Sekarang sudah hampi
Read more

Bab 508 - Kabar Duka

“Ka-kamu mau apa, Regis?” Amora telah memandang suaminya dengan sorot mata penuh selidik karena pria itu malah tersenyum dengan penuh arti. “Rahasia,” jawab Regis. “Ck, kamu mempermainkanku?” gerutu Amora. Regis dapat melihat kekecewaan dari ekspresi istrinya itu dan berkata, “Sebelum ada ucapan terbuka dari dokter, aku akan berusaha untuk tidak menyentuhmu, Amora.” Regis mengacak puncak kepala istrinya, kemudian menambahkan, “Tunggu saja. Aku akan memberikannya kalau sudah menemukan waktu yang tepat. Sekarang kamu duduk manis di sini dan jangan memancingku lagi.” Regis kembali melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan juga menuntaskan hasratnya yang telah bangkit karena ulah istrinya tadi. Amora pun tertegun. “Waktu yang tepat? Memangnya kapan waktu yang tepat? Huh! Dia pasti mempermainkanku lagi,” decaknya seraya memandang bayangan suaminya dari kaca buram yang dapat terlihat dari tempatnya saat ini. “Ternyata untung juga punya suami yang tampan, bi
Read more

Bab 509 - Ciptakan Kesempatan

“Aku baru selesai kok. Ini sudah mau pulang sebentar lagi.” Seulas senyuman memenuhi bibir Amora saat menjawab panggilan telepon dari suaminya. Sejak satu jam yang lalu, pria itu berulang kali melakukan panggilan ke gawainya. Padahal Amora sedang sibuk memantau pekerjaan para bawahannya di dalam ballroom hotel ternama yang baru saja selesai digunakan dalam acara salah satu klien Eternal Bliss. Amora harus memastikan tidak ada lagi hal yang tertinggal dan semua selesai tanpa adanya kendala apa pun. Regis sangat mengkhawatirkan kondisi Amora karena saat ini kehamilan wanita itu semakin besar. Kini kehamilan Amora sudah memasuki trisemester ketiga. Ia tidak ingin istrinya kelelahan bekerja. Sejak Amora sudah dapat berjalan seperti semula, ia memutuskan untuk kembali membantu Eternal Bliss. Ia tidak bisa diam saja berpangku tangan untuk menerima hasilnya saja, sedangkan Estelle dan Biana harus bekerja lebih daripada dirinya. Selain itu. Amora memiliki alasan lain juga untuk tetap be
Read more

Bab 510 - Kejutan di Langit Malam

“By the way, tadi aku lihat karyawanmu sudah makin banyak, kenapa kamu tidak menyerahkan saja pekerjaan itu kepada mereka? Apa gunanya mereka kalau kamu juga harus memeriksa semuanya sendiri?” omel Regis yang masih belum bisa menerima istrinya bekerja hingga larut seperti ini. Padahal biasanya Estelle yang harus melakukan bagian tersebut, tetapi hari ini ia harus menemani Kimmy yang sedang sakit. “Iya, iya. Aku hanya mengeceknya sambil menunggumu juga,” sahut Amora seraya terkekeh geli melihat wajah masam suaminya. Akhir-akhir ini Regis semakin cerewet dan selalu mengingatkannya banyak hal seolah dirinya adalah anak kecil yang harus diperhatikan. Sebenarnya dimanjakan oleh Regis adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Amora. Ia tidak tahu apakah pria itu masih akan memanjakannya setelah kelahiran buah hati mereka nanti. Pintu lift pun terbuka. Regis mengajak istrinya untuk naik beberapa anak tangga yang menuju ke atap gedung hotel. Ia menuntun istrinya dengan hati-hati. “Kita
Read more
PREV
1
...
484950515253
DMCA.com Protection Status