“Ada apa, Sayang?” tanya Regis dengan panik. Ia sangat terkejut melihat air mata istrinya, lalu dengan salah satu jemarinya, ia menyeka sudut mata wanita itu. Amora menggeleng cepat. “Tidak apa-apa,” cicitnya. “Jangan berbohong,” timpal Regis seraya mencubit dagu wanita itu agar dirinya bisa melihat jelas wajahnya. “Kalau kamu punya masalah, jangan dipendam sendiri. Ceritakan padaku, Amora,” lanjut Regis mengingatkan wanita itu. Ia tidak ingin kesalahpahaman dulu kembali terulang dan memperburuk hubungan mereka lagi. “Aku hanya teringat masa kehamilanku dulu,” cicit Amora lagi dan memandang Regis yang juga sedang menatap dirinya dengan lekat. Helaan napas pelan bergulir dari bibir Regis. Ia memegang salah satu sisi wajah wanita itu, lalu berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi, Amora. Aku akan ada di sisimu saat kamu membutuhkan seseorang untuk melindungimu, menemanimu dan menjadi tempatmu bersandar saat lelah. Aku akan me
Baca selengkapnya