Semua Bab Gairah Berbahaya sang Mafia: Bab 461 - Bab 470

529 Bab

Bab 461 - Dialah Pembunuhnya!

“Ray, ayo pergi lewat tangga,” ajak Amora seraya menggandeng tangan putranya.Ketika Amora melangkah melewati jasad Marie, ia sempat mencium aroma samar yang terasa aneh di tubuh gadis pelayan itu. Akan tetapi, ia tidak bisa mengungkapkan aroma tersebut dengan kata-katanya.Amora khawatir jika ia menggunakan lift, akan ada orang yang menunggu mereka di depan lift nanti. Akhirnya Amora terpaksa menggunakan jalan berputar dan menyusuri koridor untuk mencari tangga turun.Mereka terus melangkah dengan cepat dan sempat menemukan beberapa tubuh pelayan yang tergeletak dalam kondisi tidak bernyawa seperti halnya Marie.‘Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang sudah melakukannya?’ batin Amora yang tidak dapat memahami situasi saat ini.Padahal Regis mengatakan bahwa tempat itu adalah tempat teraman baginya, tetapi sekarang Amora berpikir jika tempat ini adalah tempat yang paling berbahaya!Langkah Amora perlahan terhenti ketika melihat sosok seorang wanita yang berdiri di tepian tangga denga
Baca selengkapnya

Bab 462 - Terkunci!

“Cepat pergi dari sini!” pekik Amora dengan histeris. Teriakan Amora mengagetkan putranya. Anak laki-laki itu masih berdiri di sana dan menatap ibunya dengan ekspresi bingung. Steffany baru saja menyalakan lampu minyak di dalam lorong itu. Ia sangat terkejut mendengar teriakan Amora dan akhirnya menoleh. Wajah wanita paruh baya itu terlihat nanar dan mengagetkan Rayden yang melihatnya. “Mama, awas!” teriak Rayden. Amora berpaling dan melihat istri Alejandro Volker itu telah mengayunkan gagang lilin yang dipegangnya ke arahnya. Sontak, Amora menghindar, tetapi lelehan lilin tersebut mengenai tangannya. Amora tidak memiliki waktu untuk merintih. Ia berusaha menahan serangan Steffany padanya dengan kedua tangannya dan terjadi pergulatan sengit di antara kedua wanita itu. Dari sudut matanya, Amora melihat Rayden hendak menerobos masuk ke dalam lorong tersebut, tetapi Amora menghentikannya dan berteriak, “Pergi dari sini, Ray!” Rayden terkesiap. “Mama …,” lirihnya. Ia merasa sangat
Baca selengkapnya

Bab 463 - Tipu Muslihat

“Ter-ternyata … makanan itu memang beracun?” gumam Amora dengan syok.Ia merasa bersyukur dirinya dan putranya tidak menyentuh makanan itu tadi. Jika tidak, ia tidak bisa membayangkan hal yang mungkin terjadi pada mereka.“Jadi, orang-orang tadi … kamu juga yang memaksa mereka untuk memakan racun?” selidik Amora.Tadi ia sempat melihat beberapa mayat yang tergeletak dalam kondisi bibir yang menghitam dan kulit yang terlihat lebam.“Tebakanmu benar,” aku Steffany seraya menyeringai. Tidak terlihat sedikit pun penyesalan dari sorot matanya.Sebelumnya Steffany memang sudah menaruh racun di dalam makanan yang diantarkan oleh pelayan suruhannya. Karena Amora maupun Rayden tidak menyentuhnya sedikit pun, Steffany sangat murka dan memutuskan untuk bertindak sendiri.Sayangnya, beberapa pelayan seperti Marie dan beberapa orang yang berpihak kepada Amora berusaha untuk menahannya sehingga Steffany yang sudah kehilangan akal sehatnya itu tanpa ragu langsung mengakhiri nyawa mereka.Beberapa di
Baca selengkapnya

Bab 464 - Ruangan Rahasia

“Tuan Besar, pintunya sudah terbuka!” seru salah seorang bawahan Alejandro. Akhirnya mereka dapat membuka paksa pintu masuk jalan rahasia tersebut dengan tenaga beberapa orang, tetapi mereka tidak dapat melepaskan tangan mereka dari pintu lemari kayu yang sangat berat tersebut. “Tapi, bagaimana caranya kita masuk? Kalau kita melepaskannya, pintu ini pasti akan tertutup lagi,” ujar Hank dengan khawatir. Mereka membutuhkan bantuan tambahan, tetapi saat ini kondisi sebagian besar para pengawal Golden Snake juga dalam kondisi kritis dan mereka juga terbagi dalam beberapa tugas. Perlahan Alejandro pun beranjak dari tempatnya. Ia menyerahkan Rayden ke tangan Hilde dan berkata, “Saya yang akan masuk." “Ayah!” “Tuan Besar!” Hilde dan para bawahan Alejandro berseru serempak. “Bahaya masuk sendiri, Ayah. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Ibu di dalam sana,” ucap Hilde mengingatkan ayah angkatnya tersebut. Gadis itu merasa ibu angkatnya saat ini berada dalam kondisi yang sangat kaca
Baca selengkapnya

Bab 465 - Cinta yang Berubah Menjadi Benci

“Aku ….” Amora masih sangat bingung dengan situasi di sekitarnya. Pandangannya terasa sangat buram. Sulit baginya untuk melihat karena kepalanya masih terasa sakit. Ia juga tidak dapat menggerakkan tubuhnya dan merasa sangat pusing.Namun, samar-samar ia dapat merasakan keberadaan seseorang di sampingnya hingga akhirnya ia dapat mendengar suara orang tersebut. “Tenang saja, Amora. Tidak perlu takut. Aku akan mengirimkanmu ke tempat ibumu,” ucap Steffany seraya tersenyum sinis. Amora tersentak. Ia pun mengingat jika dirinya baru saja dipukul oleh Steffany Maven hingga pingsan. Amora mencoba untuk berbicara, tetapi tidak ada suara yang bisa dikeluarkannya. Melihat bibir Amora yang bergerak-gerak, Steffany pun menyeringai sinis. “Aku tahu kamu sudah tidak sabar untuk menemui ibumu, bukan? Aku akan segera mengirimkanmu ke sana untuk menemaninya, Amora. Mungkin ini akan sedikit sakit, tapi tidak apa-apa … aku akan melakukannya dengan cepat,” ucap Steffany yang membuat Amora terkejut.
Baca selengkapnya

Bab 466 - Wanita yang Mengerikan

“Ya, aku yang sudah membunuh wanita itu! Aku yang sudah memberitahu Diego Lorenzo untuk menyergapmu dan membunuh kalian!” teriak Steffany dengan histeris. Alejandro terperangah syok. Ia benar-benar tidak menyangka selama ini ia telah salah membenci Diego. Ternyata pembunuh Patricia adalah wanita yang selama ini mengatakan sangat memuja dan mencintainya, Steffany Maven! Rahang Alejandro terkatup rapat. Amarah telah mendidih di dalam dadanya. Ia ingin menghakimi Steffany atas kekejaman yang dilakukannya terhadap Patricia yang sedang mengandung saat itu. Akan tetapi, mengetahui alasan istrinya yang sampai berbuat seperti itu, Alejandro menyadari jika semua kesalahan itu semua memang berawal dari dirinya. Melihat ketenangan yang ditunjukkan Steffany saat ini, Alejandro berpikir jika akal sehat wanita itu benar-benar sedang terguncang hebat. Steffany memang tidak lagi peduli jika semua rahasia yang dipendamnya selama ini terungkap. Tidak ada lagi yang perlu ditutupinya. Sejak Patricia t
Baca selengkapnya

Bab 467 - Penyesalan Terdalam

Suara monitor grafik jantung terdengar memenuhi sebuah ruangan kamar rawat VIP. Terlihat sosok Amora yang terbaring di atas ranjang pasien dengan balutan perban di kepalanya. Masker terlihat menutupi hidung dan mulut, dan oksigen disuplai melalui selang yang terhubung dengan tangki oksigen.Tampak sosok pria paruh baya yang duduk di samping brankar tersebut. Dia tidak lain adalah ayah kandung Amora, Alejandro Volker.Meskipun mata Alejandro terlihat sangat lelah, tetapi ia tidak berpaling sedikit pun dari Amora. Kedua tangannya terus menggenggam erat tangan putrinya. Suara ketukan pintu tidak lagi digubrisnya hingga terdengar suara langkah yang mendekatinya.“Tuan Besar, saya membawakan makanan dan minuman untuk Anda. Sebaiknya Anda makan sedikit untuk memulihkan tubuh Anda kembali,” ucap seorang pria muda kepadanya.Namun, Alejandro masih duduk berdiam diri hingga akhirnya pria muda itu menghela napas kasar dan kembali berkata, “Tuan Besar, jika Anda terus seperti ini … saya khawatir
Baca selengkapnya

Bab 468 - Filosofi Sederhana

Alejandro tersenyum melihat kekhawatiran Hank. Ia pun mengambil alat makan yang dipersiapkan asistennya tersebut dan berkata, “Tapi, saya tetap tidak akan menyerah dengan hidup saya. Masih banyak dosa yang harus saya tebus sebelum benar-benar meninggalkan dunia ini.”Helaan napas lega pun bergulir dari bibir Hank. Ia sempat mengira majikannya telah bersikap pesimis terhadap hidupnya sendiri, tetapi mendengar ucapan tersebut, hati Hank terasa ikut pilu.“Saya akan pensiun dari dunia mafia ini, Hank,” cetus Alejandro yang membuat asistennya itu kembali tersentak.“Sudah terlalu banyak dosa yang telah saya lakukan, Hank. Saya telah membuat istri, putra-putri dan kekasih saya menjadi korban dari keegoisan saya. Entah harus bagaimana saya menebus semua kesalahan ini,” gumam Alejandro seraya meratapi wadah makanan yang dipegangnya.“Tuan Besar, saya dapat merasakan kekhawatiran Anda. Tapi, saya rasa kebahagiaan itu sang
Baca selengkapnya

Bab 469 - Jalan Terbaik

“Aku mohon … bangunlah, Amora. Aku ada di sini menunggumu … aku sudah menepati janjiku untuk cepat kembali, bukan? Tapi, kenapa kamu malah tertidur?” gumam Regis dengan suara yang terdengar lirih. Regis menggigit erat bibir bawahnya. Ia tidak ingin Amora mendengar ada tangisan yang keluar dari bibirnya. Ia pun menghela napas perlahan dan mengangkat wajahnya ke langit-langit ruangan untuk menstabilkan emosinya yang tidak menentu. Akan tetapi, tiba-tiba saja ia merasakan pergerakan kecil dari jari Amora. Sontak, Regis memandang kembali wajah istrinya. Namun, netra wanita itu masih terpejam. “A-Amora? Kamu dengar suaraku?” tanya pria itu dengan panik. Tidak ada jawaban yang terdengar dari wanita itu. Netranya juga masih setia terpejam. Akan tetapi, Regis melihat salah satu netra wanita itu meneteskan air mata! Regis pun bergegas menekan tombol darurat di samping ranjang pasien. “Dokter!” teriaknya dengan panik. Suara teriakan Regis terdengar hingga keluar sehingga Alejandro dan yang
Baca selengkapnya

Bab 470 - Permintaan Terakhir

“Jangan pernah mengatasnamakan semua orang. Ini semua hanyalah keegoisanmu saja, Ayah!” hardik Cedric dengan penuh amarah atas keputusan ayahnya tersebut.Alejandro sudah menduga jika putranya masih belum bisa menerima hal tersebut. “Cedric—”“Ayah pikir aku tidak tahu kalau Ayah melakukan hal ini hanya demi Regis Lorenzo dan putri kesayangan Ayah itu, hm?” sela Cedric dengan sinis.Alejandro tetap bersikap tenang. Ia tahu apa pun yang dilakukannya, Cedric tetap tidak akan pernah menerima keputusannya. Namun, ia mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan putra bungsunya tersebut.“Cedric, Ayah juga sangat menyesali tindakan yang diambil Ibumu. Mungkin kamu akan menyalahkanku karena tidak membawanya keluar saat itu. Jika memang membenciku seumur hidupmu bisa membuatmu bahagia, Ayah tidak masalah kamu terus membenci Ayah. Tapi, Ayah harap kamu tidak lupa kalau kamu tetap adalah putraku,” ucap Alejandro
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4546474849
...
53
DMCA.com Protection Status