“Ternyata ada saatnya kamu dan Ayahmu jatuh di tanganku juga, Regis.” Suara Pablo seketika berubah dan terdengar familiar di telinga Regis dan Diego saat itu juga.“Murat Demir, ternyata kamu,” desis Diego yang tidak menyangka akan tertipu oleh penyamaran yang dilakukan oleh musuhnya itu.Murat langsung membuka penyamarannya dan tertawa terbahak-bahak. “Diego … kamu pikir kamu hebat, hm? Ternyata kamu tidak ada apa-apanya,” cibirnya.Diego kembali memuntahkan darah hitam yang segar untuk kedua kalinya. “Kau … apa yang sudah kamu lakukan padaku?” “Tenang saja. Racun itu akan perlahan-lahan mengambil nyawamu seperti halnya kamu mematikan langkah putraku, Diego. Kamu tahu seperti apa putraku saat berteriak di penjara bawah tanah dan mengemis untuk dikeluarkan, hm? Kamu juga akan merasakan sakitnya secara perlahan-lahan sepertinya,” desis Murat di sela-sela tawanya.Sebulan yang lalu putra Murat Demir, Altan Demir telah mengembuskan napas terakhirnya di penjara bawah tanah setelah hasil
Baca selengkapnya